Selasa, 21 September 2010

Renungan Hari Rabu, tgl. 22 September 2010



Mengasihi Orangtua
Amsal 30 : 17
Mata yang mengolok-olok ayah, dan enggan mendengarkan ibu akan dipatuk gagak lembah dan dimakan anak rajawali.
Saudara-saudara sekalian perlu diketahui , bahwa Amsal itu seperti kata-kata bijak. Dan tulisannya mengandung banyak makna yang rahasia.  contoh gagak lembah : bisa sebagai simbol Satanik, yang bulunya hitam. ini sekedar simbol, maksudnya dikatakan menjadi anak yang durhaka, hidupnya akan tidak damai.
Untuk mendapatkan jalan yangbenar kita perlu memperhatikan ajaran yang berguna bagi kehidupan kita, baik di sekolah maupun terlebih dari keluarga atau orangtua kita. Kita tentu haus memberikan perhatian dan pandangan kita kepada orang tua yang banyak memberikan hikmat dan pengajaran agar kita dapat bertumbuh sebagai orang yang benar-benar mengetahui jalan yang baik dan berguna bagi kehidupan kita. Demikian halnya yang kita baca dalam semua Kitab Amsal; yang merupakan hikmat buat kita agar mengerti jalan-jalan Tuhan.
Kata bahasa Yunani untuk penuh perhatian adalah ekkremamai, yang berarti “bergantung pada bibir orang yang berbicara, yaitu mendengarkan dengan seksama”. Ini adalah kata yang digunakan untuk menjelaskan  perhatian orang banyak yang mendengarkan pengajaran Yesus.(lih. Lukas 19:48).
Penuh Perhatian kepada orang tua (atau otoritas yang lain) dimualai dengan memahami bahwa Tuhan mengkomunikasikan kehendak-Nya kepada kita melalui orang-orang yang Ia tempatkan di atas kita. Ketika anak-anak Israel bersungut-sungut kepada Musa, Tuhan berfirman, “Bukan kepada kami sungut-sungutmu itu, tapi kepada Tuhan” (Keluaran 16:8). Penuh Perhatian berasal dari roh yang taat, sebuah komitmen dan keinginan sejak awal untuk melakukan apa yang diperintahkan kepada kita oleh yang berotoritas untuk dilakukan, kecuali itu melanggar Firman Tuhan atau tidak bijaksana. Dalam kasus seperti itu kita harus dengan bijaksana mempertimbangkan permintaan mereka, dan menerapkan komitmen yang lebih tinggi untuk tidak pernah melakukan hal yang jahat.
Kita bisa menjadi penuh perhatian terhadap orang tua dengan memberi mereka perhatian yang tidak terbagi dan rasa hormat. Kita melakukan ini dengan duduk tegak atau berdiri ketika mereka berbicara, memandang ke arah mereka dan bukan kea rah yang lain, mengangguk ketika kita mengerti, dan mengajukan pertanyaan dengan sopan  saat kita tidak mengerti. Memberikan penghormatan semacam itu terhadap orang tua mendatangkan berkat Tuhan, termasuk menjadi contoh yang bijaksana bagi anak-anak kita sendiri. Bergaul dengan orang yang bijaksana akan membuat kita bijaksana.(lih. Amsal 13:20). Salah satu cara yang efektif untuk bergaul dengan orang-orang bijaksana ialah dengan membaca riwayat hidup orang-orang beriman yang hebat, baik pria maupun wanita. Sebagaimana dikatakan Charles Jones, “Pada lima tahun berikutnya, anda akan sangat berbeda dengan anda hari ini, terkecuali untuk dua hal: buku-buku yang anda baca dan teman-teman yang anda miliki.”
Kita harus memperoleh hikmat semurah yang kita bisa. Orang-orang lain telah membayar harga yang mahal untuk itu melalui yang pelajaran yang disebut “jalan yang sulit” dan biasanya mereka itu akan membagikan pengalamannya jika kita mau bertanya kepada mereka. “dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan” (Amsal 19:20). “Kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak” (Amsal 24:6). Ketika meminta nasihat, kita harus selalu mengkonfirmasikannya dengan Firman Tuhan dan merasa yakin bahwa tidak ada peringatan dari Roh Allah yang ditolak atau dikesampingkan oleh kesadaran kita. Artinya, sekiranya pun dalam hidupnya yang bersangkutan tidak mengalami kekurangan apa-apa, matinya akan amat hina. Tak ada orang mau merawat jasadnya. Bahkan tak ada tanah bersedia menerima jenasahnya. Mayatnya habis menjadi makanan gagak lembah dan anak rajawali.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...