Senin, 20 September 2010

FENOMENA INDIGO


Indigo : Tidak Sebatas bisa melihat hantu  Anak indigo. Istilah ini belakangan begitu mengemuka. Bagaimana  caranya  mengetahui apakah anak      kita indigo atau bukan?    Belakangan ini Vina dibuat gundah oleh putra tunggalnya yang baru  berusia    3,5 tahun. Oleh guru  kelasnya di sebuah pre-school di Jakarta Selatan dicap 'aneh' dan   'menakutkan'. Bagaimana tidak, saat bermain di halaman sekolah, Gilang tampak asyik berbicara  sendiri,  namun seolah matanya sedang memandang lawan bicaranya. Ketika sang guru mendekati dan  bertanya  kepadanya, dengan   gamblang ia bercerita. "Aku tadi ngobrol sama dia, Bu Guru. Dia baik,   mengajak aku bermain  ayunan, Tuh, dia lagi tertawa," tutur Gilang sambil menunjuk ke sudut   taman.  Sekali dua kali pengajarnya menganggap celoteh bocah montok ini   sebagai  imajinasi seorang anak.  Namun, ketika ia mampu mendiskripsikan gambaran sosok yang diajaknya  berkomunikasi, gurunya mulai  cemas dan mengajak orang tuanya untuk membicarakan hal ini.  Kecurigaan akan adanya sesuatu yang aneh semakin menguat, ketika suatu  hari ketika pembantu  pulang mudik, Vina membawa si kecil Gilang ke kantornya. Tiba-tiba, Gilang berlari mendekati  sebuah ruangan dan terdengar tertawa sambil berceloteh. Ketika sang  mama bertanya, ia menjawab  santai, "Tante yang di sana itu baik sekali Ma, dia mengajak Gilang bercanda." Padahal ruang yang   dimaksud adalah ruangan kosong.  Ternyata bukan hanya dua kejadian tersebut, hari berikutnya, Gilang  semakin sibuk dengan  'teman-teman'-nya. Bahkan ia menjadi semacam indikator kehadiran  makhluk  lain di sekitarnya. Dan   sama seperti teman dalam kehidupan sehari-hari, terkadang 'teman'  Gilang  pun ada yang tak  bersahabat. "Kalau kebetulan mahluk itu 'jahat', biasanya setelah itu  Gilang langsung demam, dan  dia nggak bakal mau ke tempat itu lagi," kata Vina.
 Namun, sejauh ini Vina dan suaminya tak terlalu khawatir dengan  pertumbuhan dan perkembangan     putranya, karena di luar dari itu Gilang tumbuh sebagai anak yang  cerdas  dan periang.  Suatu hari ketika membaca artikel di sebuah media, Vina menemukan  istilah  baru: indigo! Yang  banyak cirinya menyebutkan adanya kemiripan dengan Gilang. Antara  lain:   energinya sangat  berlebihan, mudah bosan, mudah frustrasi, cepat belajar namun sangat  lengket dengan orang yang  sangat ia sayangi, sehingga ada perasaan takut kehilangan.
 Beberapa waktu lalu, karena penasaran dengan sifat anaknya tersebut,  Vina  meminta pertolongan      psikiater anak. Namun dikatakan oleh sang ahli bahwa Gilang baik-baik  saja, tak perlu     dikhawatirkan. "Waktu itu saya khawatir sekali dengan sifat Gilang  yang  suka membanting mainannya   dan tidak bisa diam. Tadinya saya kira dia termasuk anak hiperaktif." Untuk kian meyakinkan apa yang terjadi dengan anaknya, Vina dan suami  mengajak Gilang melakukan  foto aura. Benar aura di sekeliling bocah lucu ini menampakkan warna   indigo (biru nila).
 Sejak itu, Vina jadi rajin membaca buku-atau segala informasi-tentang  anak   indigo. "Saya tidak      mau salah dalam memperlakukannya. Dan saya berusaha tidak membangun  image  kepada Gilang bahwa dia  beda dengan teman-teman lainnya. Gilang tetap anak lucu, manis, dengan keingin tahuan besar, sama   seperti anak-anak lain seusianya."
Berbeda dengan Gilang yang diduga hiperaktif, Melina punya pengalaman  lain   tentang putranya Rizky   (4 tahun). "Sejak kecil, Rizky cenderung diam, tidak rewel dan menjadi bayi yang menyenangkan.   Bedanya seperti bumi dan langit saat merawat anak pertama saya dengan   adiknya Rizky. Ini anak   pokoknya gampang banget," tutur Meilina seraya mengelus rambut buah  hatinya, yang tengah asyik   bermain dengan ponsel sang mama.   Bocah berkacamata silindris ini menurut Melina sangat dewasa, untuk  ukuran   anak seusiariya. "Dia relatif pendiam, dan sangat suka keteraturan. Misalnya saja setiap  habis  bermain; dia sejak kecil  dia terbiasa merapikan kembali mainannya ke tempat semula. Dia juga  suka  meletakkan sandal dengan rapi. Untuk ukuran anak sebayanya, Rizky tergolong bijaksana."
Selama ini Melina menganggap anaknya hanya sebatas anak baik yang  tidak   menyusahkan, sampai suatu   hari ia berjumpa dengan Lianny Hendranata, seorang, pelatih reiki yang  juga pengamat aura. Lianny    melihat ada yang unik dari Rizky  dan benar ketika dilakukan foto aura, dari atas ubun-ubun kepalanya  tampak  sinar putih memancar.  Menurut Lianny, itu merupakan salah satu ciri anak yang memiliki bakat  indigo.
Dari dua contoh kasus di atas jelas bahwa karakteristik anak indigo  bisa  san beragam. Lee Carroll      dan Jan Tober dalam bukunya The Indigo Child mengemukakan  karakteristik  anak indigo. Antara lain;    anak indigo datang dunia dengan perasaan serta perilaku yang  menyiratkan  kebesaran, mereka ke   melihat sesuatu atau mengerjakan sesuatu lebih baik-baik di rumah mau di sekolah. Mungkin ciri  ini yang diperlihatkan oleh Rizky.  Sementara menurut Doreen Virtue, PhD, anak indigo punya sifat sangat  sensitif, energi berlebih,  mudah bosan, belajar lewat cara eksplorasi, cenderung tidak bisa diam,  dan  anak indigo memerlukan orang dengan kondisi lebih stabil di sekelilingnya. Mungkin gambaran  yang  dikemukakan oleh Virtue  inilah yang dimiliki oleh Gilang.
Diakui oleh Lianny Hendranata, bahwa dirinya cukup prihatin deng  perkembangan yang ada tentang      fenomena anak indigo. Banyak orang tua ya memiliki anak-anak dengan  perilaku 'tidak biasa',      frustrasi menghadapi anak-anak mereka, dan memandang ada keanehan  dengan  buah hati mereka.      "Banyak orang tua yang datang memeriksa aura anak-anaknya, sejak anak  indigo menjadi berita heboh   di media cetak maupun elektronik. Dalam pemberita itu anak indigo  lebih banyak digambarkan   sebagai anak yang memiliki banyak kelebihan, kegaiban dan keanehan  serta   banyak ditafsirkan  sebagai anak khusus dengan misi khusus. Bahkan ada media yang memberi  judul anak indigo sebagai   penyelamat dunia," papar Lianny.
Lianny membagi tiga kelompok orang tua yang memeriksakan aura anaknya: Orang tua yang berharap-harap cemas, anaknya betul sebagai anak indigo  yang dapat melihat hal-hal gaib dan memiliki hubungan dengan roh-roh gentayangan, dan sebagainya.
Orang tua yang sangat mengharapkan anaknya memiliki aura berwarna  indigo karena mereka membaca   dan menonton tayangan di televisi, bahwa anak indigo adalah anak khusus, calon pemimpin, dan  sebagainya.   Orang tua yang sangat khawatir apakah anaknya indigo atau sakit,  karena   banyak perilakunya yang mirip dengan menderita kelainan jiwa. Orang tua seperti ini khawatir  setelah mendapati aura anak   mereka ternyata bukan berwarna indigo.
 Siapa yang Disebut Anak Indigo ?  Dalam istilah ilmu.jiwa tidak ada kata normal, yang ada adalah optimal,   yakni nilai yang dipakai di atas rata-rata orang umum, di atas rata-rata tergolong luar biasa di  bidang masing-masing.  Misalnya anak yang tergolong jenius, luar biasa dalam perkembangan    nalarnya yang berkaitan dengan   IQ.
Sedangkan anak indigo, luar biasa dalam intuisi dan kepekaan batinnya  yang   berkaitan dengan SQ     (spiritual quotient) dan EQ (emotional quotient).  "Bisa disimpulkan bahwa anak indigo adalah anak normal yang memiliki  karakter khusus, dan luar  biasa dalam bidang SQ, EQ, maupun IQ. Anak indigo yang berada dalam  keadaan sehat secara lahir  batin memiliki tingkat kecerdasan universalitas yang kuat, yakni  gabungan  antara SQ, EQ, dan IQ,"  jelas Lianny.
Sementara penelitian tentang anak indigo terus dilakukan, mesin aura merupakan salah satu cara      untuk melihat apakah seorang anak tergolong indigo atau tidak. Yakni  melalui pemeriksaan mesin      foto aura, dan warna medan elektromagnetiknya (aura) harus berwarna  indigo (dominan biru sampai  ungu) dan memiliki pusat energi (cakra) yang etraktif adalah 'cakra mata ketiga' yang terletak di   tengah dahi, di antara dua alis. Karena di sinilah letaknya pusat  indera ke-6 atau extra sensor  perception.   Selain itu, untuk lebih memahami anak indigo, mungkin orang tua perlu    berkonsultasi dengan    psikiater anak. "Sangat terlalu dini menyatakai seorang anak sebagai  anak    indigo, hanya karena  anak tersebut bisa melihat hal-hal gaib, seperti makhluk halus. Banyak    pengalaman membuktikan   bahwa secara umum anak-anak balita dapat merasakan energi mahluk
  halus,  namun anak indigo bisa  memilah penglihatannya dan memiliki kebijaksanaan yang kuat dalam   menanggapi apa yang mereka  lihat disertai perilakunya," jelas Lianny.
Contoh, seorang anak berusia lima tahun berkata bahwa pada satu sudu  rumahnya ada sesuatu, dan      dia sedang menasihati seseorang yang gemar mengganggu karena dalam penglihatannya dia melihat     makhluk yang siap mengganggu seisi rumah.
Aura, apa itu?  Aura berasal dari bahasa Yunani yang berarti energi yang riang  gembira,  disebut juga badan  bioplasmik mengandung energi sinar (elektromagnetik) disebut Biogetic  Ray,  Prana, Chi atau tenaga  dalam. Energi elektromagnetik yang dikenal dengan nama aura berbentuk  energi sinar berada di  bawah empat oktaf dari kemampuan mata kasat melihat. Teknologi yang membuktikan adanya aura dimulai tahun 1935 yang dikenal  dengan Foto Kirlian, asil riset seorang Rusia bernama S. Kirlian, yang mengukur dan membuktikan  energi sinar elektromagnetik tubuh manusia hanya sebatas jari tangan dan kaki saja.  Ilmuwan Perancis Guy  Coggins berhasil mengembangkan mesin yang lebih maju pada tahun 1987 yang  disebut sebagai pengukur sinar elektromagnetik tubuh (aura), dengan teknik  memadukannya  dengan foto Polaroid. Penemuan ini terus diperbaharui dengan memadukannya dengan perangkat  komputer oleh slinger dari Jerman, pada tahun 1998. Maka lahirlah mesin aura generasi terbaru  yang dinamakan Aura Video  Station. Saat ini di Indonesia ada dua mesin yang dimiliki oleh Lianny  dan  kawan-kawan.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...