Bersukaria Dalam Tuhan
Yesaya 61 : 10a – b
Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya
Kalau kita hayati bahwa sosok kehadiran bayi Yesus tentunya bukan sekedar kehadiran seorang anak di tengah-tengah kehidupan umat manusia, tetapi juga merupakan wujud kehadiran dari karya keselamatan Allah yang mendatangkan damai-sejahtera. Namun pada saat yang bersamaan, kehadiran Kristus juga merupakan kehadiran dari misteri kasih Allah. Kristus yang adalah Tuhan, juga adalah manusia. Dia Allah yang mahatinggi sekaligus berkenan hadir merendahkan diriNya. Dia berkuasa atas seluruh semesta tetapi kini hadir dalam lingkup yang serba terbatas. Sehingga tidak mengherankan jikalau kehadiran dan karya Kristus sepanjang sejarah senantiasa diliputi oleh berbagai perbantahan teologis karena tidaklah mudah bagi manusia untuk memahami rahasia dan jati-diri Kristus yang sesungguhnya. Karena itu iman kepada Kristus membutuhkan karunia atau anugerah dari Allah. Kita tidak mungkin dapat percaya kepada Kristus hanya karena pengertian dan akal-budi kita yang serba terbatas.
Apabila kehidupan kita berproses ke arah Kristus tidak berarti seluruh misteri Kristus dapat kita pahami dengan kapasitas otak kita yang serba terbatas. Ada hal-hal yang cukup jelas kita pahami tentang Kristus, tetapi juga ada banyak hal yang belum sepenuhnya kita pahami seperti bagaimana proses inkarnasi Kristus yang menjadi janin melalui Maria yang masih perawan, bagaimana Dia dapat membuat berbagai mukjizat, bagaimana proses kebangkitan Kristus dan kenaikanNya ke sorga. Tetapi iman kita telah diteguhkan bahwa segala yang difirmankan Alkitab tentang Kristus adalah benar dan dapat dipercaya. Justru iman yang mau berhadapan dengan misteri ilahi akan mendorong kita untuk terus belajar dan terbuka agar Allah berkenan melengkapi kita sedikit demi sedikit.
Banyak orang berpikir bahwa sulit sekali bertumbuh dalam kebenaran. Kita harus menyediakan waktu untuk membaca firman Tuhan, berdoa, dan menumbuhkan iman kita dengan berada bersama orang-orang beriman lainnya. Namun, kemajuan kita dalam kesucian tetap tergantung kepada Allah. Ketika Dia menyinarkan wajah-Nya kepada kita dan mencurahkan kasih-Nya dalam hidup kita, kita akan bertumbuh. Lalu kebenaran akan mulai tumbuh