Tempat Yang Kekal
Ibrani 13 : 14
Sebab di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang akan datang
Seringkali manusia hanya memperhatikan kehidupan yang sementara saja dan berpikir atau berperilaku seolah-olah tidak ada kehidupan lain sesudah hidup di dunia ini. Tetapi apakah kita memiliki pandangan tentang kehidupan kekal atau tidak, itu tidaklah mengubah kenyataan bahwa akan ada kekekalan yang akan kita jalani selama-lamanya. Sementara kehidupan di bumi menawarkan banyak pilihan, kekekalan menawarkan hanya dua pilihan: surga atau neraka. Kehidupan di dunia ini hanyalah persiapan untuk kehidupan kekal nanti. Apabila kita sepenuhnya memahami bahwa kehidupan ini bukan sekedar yang ada sekarang, dan kita memahami bahwa kehidupan hanyalah persiapan untuk menghadapi kekekalan, kita akan mulai hidup dengan berbeda.
Paulus mengatakan bahwa orang percaya sekarang ini memperoleh Surga di dalam pengharapan (Ef. 1:3) dan semua yang Dia janjikan akan diperoleh pada kedatanganNya yang kedua kali. Melalui kehinaan dan salib yang diterima Kristus dan kemuliaanNya, Kristus mempersiapkan tempat bagi orang tebusan. Tanpa kematian Kristus tidak akan pernah ada tempat bagi manusia berdosa dan tanpa kenaikan ke Surga tidak akan ada Roh Kudus yang datang untuk mempersiapkan orang percaya masuk ke dalam rumah Bapa. Karena hanya oleh pekerjaan Roh Kudus saja, manusia dapat dilahirkan kembali dan percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah (1 Kor 12:3).
Pengikut-pengikut Yesus mempertaruhkan hidup mereka bagi pemberitaan kebenaran tentang kebangkitan Yesus. Mereka memberitakan harapan yang ditawarkan Yesus kepada semua pengikut-Nya. “Sebab Aku hidup, kamu pun akan hidup” (Yoh. 14:19). Allah telah mempersiapkan bagi kita kemuliaan kekal yang melampaui usia kita yang singkat di dunia ini.
Segala sesuatu di muka bumi ini fana. Hanya hal yang rohani yang abadi. Mendapatkan perspektif yang tepat mengenai kematian, berarti mendapatkan perspektif tepat pula tentang kehidupan. Hal ini membuat kita membuka diri terhadap dimensi rohaniah. Kematian akan ditelan oleh kekekalan; hidup menjadi bermakna dan bertujuan.
Setiap orang tahu bahwa pada suatu hari dia akan mati. Kematian tidak memandang usia, kekayaan atau kedudukan. Kematian itu tidak dapat dielakkan. Kita perlu membuat persiapan menyambut kedatangannya. Ternyata, Tuhan telah terlebih dahulu menyiapkan tempat tinggal di Rumah Bapa. Berdasarkan anugerah-Nya, Tuhan membuka jalan yang lebih lapang untuk pulang ke rumah yang di surga. Kenyataan seperti itu bisa dirasakan dan memberi pandangan baru tentang kematian.
Dari pihak kita dibutuhkan keyakinan yang teguh pada kemampuan Tuhan untuk melakukan apa yang terbaik. Ada pelepasan, sukacita, dan kedamaian di saat-saat kematian. Kita dibawa melampaui kenyataan itu ke ruang-ruang kebakaan. Di situ kita dapat melihat rumah yang disediakan Allah Bapa di surga. Kita membutuhkan sudut pandang ini untuk bersiap diri.