Meneguhkan Perjanjian
Ulangan 8 : 11 – 18
Allah tidak pernah memiliki tujuan untuk mencelakakan anak yang sedang Dia didik. Tujuan Allah selalu untuk mendatangkan kebaikan bagi anak-anak-Nya. Allah selalu setia pada tujuan-Nya, termasuk saat Dia memberikan ujian dan hukuman. Hal ini terlihat jelas dari cara Allah mendidik bangsa Israel. Saat Musa mena-sehati bangsa Israel untuk menaati perintah Allah (8:1), saat Allah membiarkan bangsa Israel merasa lapar di padang gurun (8:2-3), bahkan saat Allah memberikan ancaman hukuman bila mereka tidak taat (8:19), Allah tetap setia pada tujuan-Nya dalam mendidik, yaitu membuat bangsa Israel menjadi lebih baik.
Sangatlah mudah bagi umat Israel melupakan kebaikan dan anugerah TUHAN, ketika kelak sesudah masuk ke tanah Kanaan. Bukankah penaklukan suatu daerah itu menunjukkan keperkasaan atau kehebatan mereka? Umat Israel perlu diingatkan bahwa penaklukyang sesungguhnya adalah TUHAN, bukan Israel (ayat 11). Inilah yang coba diingatkan oleh Musa, bahwa TUHAN lah yang telah menetapkan seluruh perjalanan Israel. Selama empat puluh tahun di padang gurun, lsrael menghadapi banyak kesulitan, tetapi TUHAN tidak pernah meninggalkan mereka dan mereka juga tidak pernah kekurangan. Israel dipelihara oleh TUHAN secara ajaib (ayat 3-4). Bahkan TUHAN mengaruniakan suatu negeri—Kanaan—yang berlimpah susu dan madu. Musa mengingatkan dengan berkata,"Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepadaTUHAN Allahmu sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini." (Ul. 8:17-18). Marilah dengan pemahaman yang sama kita melihat keberadaan hidup kita hari ini. Hidup kita adalah anugerah Tuhan. Tuhan Yesus yang telah menyelamatkan kita, di dalam berkat dan anugerah-Nya yang berlimpah-limpah kita dipelihara-Nya hari lepas hari. Janganlah sekali-kali melupakan Tuhan, sebaliknya dengan taat dan setia mengiringi Dia seumur hidup kita. Di dalam ketaatan, lakukanlah segenap perintah-Nya dengan setia, maka berkat dan anugerah-Nya akan turun atas kita sekalian.
Jadi, tujuan Allah dalam mendidik anak-anak-Nya sangat jelas. Allah memberikan perintah bukan semata-mata untuk menunjukkan otoritas dan kekuasaan-Nya. Allah mendidik dengan keras dan disiplin, tetapi bukan di dasarkan pada kebencian. Allah memberikan penghukuman, tetapi tidak dengan maksud untuk menghancurkan kita. Allah mengaruniakan berkat, tetapi bukan untuk membuat kita terlena. Allah selalu setia pada tujuan-Nya, yaitu agar manusia memiliki kehidupan yang baik. Semuanya itu Allah lakukan semata-mata karena Ia mengasihi anak-anak-Nya.