Selasa, 29 Maret 2011

Renungan Hari Minggu II Setelah Epipanias, 23 Januari 2011

Mempersembahkan Persembahan Pada Allah
Matius 2 : 1 – 12
Yusuf senantiasa peka akan suara Allah dan menjalani kehendak-Nya tanpa syarat. Dia tidak berupaya menawar perintah Allah. Dan itulah yang seharusnya dilakukan setiap orang yang merasa dirinya sebagai hamba Allah. Yusuf selalu berupaya melakukan apa yang diperintahkan Allah. Perhatikan: ketika malaikat Tuhan memerintahkan Yusuf untuk tetap menjadi suami Maria, dia taat; ketika malaikat Tuhan meminta Yusuf untuk menyelamatkan anak dan istrinya, dia taat; dan ketika malaikat Tuhan memerintahkan Yusuf untuk kembali ke Israel, dia pun taat. Bahkan, Yusuf secara sadar, karena dinasihati dalam mimpi, Yusuf tinggal di Nazaret. Itu menjadi penting karena Yusuf ingin menggenapi kehendak Allah dalam diri-Nya. Sehingga nantinya Yesus disebut juga orang Nazaret.
Orang Majus yang merupakan ahli perbintangan, dan banyak yang menyebutnya sebagai raja-raja Timur itu, menyembah Yesus. Tak hanya menyembah, mereka juga mempersembahkan persembahan! Bukan memberikan persembahan Tetapi mempersembahkan persembahan. Memberikan berarti kita berada pada posisi yang lebih tinggi. Memberikan berarti saya di atas. Sedangkan mempersembahkan berarti kita berada pada posisi yang lebih rendah. Telapak tangan menghadap keatas. Allah adalah pemilik alam semesta. Mempersembahkan berarti kita menyadari apa yang kita miliki berasal dari padanya semata. Wajar bukan jika keluarga muda itu merasa bangga? Anak mereka sungguh bukan orang sembarangan. Orang-orang asing pun merasa perlu mencari untuk menyembah-Nya.
Emas adalah lambang kekayaan, kemenyan lambang keimanan/ibadat, sedangkan mur adalah lambing kebesaran, pangkat atau kedudukan. Orang-orang majus atau tiga raja menghayati atau memfungsikan aneka kekayaan, bentuk peribadatan serta jabatan, pangkat atau kedudukan sebagai anugerah Tuhan, dan dengan demikian mereka senantiasa mendambakan atau merindukan kebersamaan dengan Tuhan setiap hari.  Maka mereka peka terhadap aneka gejala atau tanda yang ada di alam raya ini, sehingga pada suatu saat mereka melihat sebuah bintang khusus, yang menandakan bahwa Penyelamat Dunia, Almasih, telah datang/lahir di dunia ini. Mereka pun tergerak untuk mengikuti gerak bintang tersebut, yang menunjukkan tempat Almasih atau Penyelamat Dunia yang baru saja lahir berada.

Jamita Parningotan Hananaek ni Tuhan Jesus – 9 Mei 2024

Tarhindat Jesus Tu Ginjang Marlas ni Roha Situtu Ma Hita      (Yesus Terangkat ke Sorga dan Kita Bersukacita) Lukas 24: 44 – 53   ...