Keadilan Tuhan
Ulangan 16 : 20
Semata-mata keadilan, itulah yang harus kaukejar, supaya engkau hidup dan memiliki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu."
Hukum dibentuk untuk menjamin adanya suatu keadilan, ketertiban, keamanan. Undang Undang sudah dibuat sedemikian baik, rinci, jelas dan lengkap, tetapi apabila aparat/ lembaga peradilan melakukan penyimpangan, pemutar balikkan fakta, keberpihakkan maka keputusan demi keadilan tersebut menjadi tidak adil, tidak jujur yang melahirkan kekecewaan dan kemarahan. Persoalan bangsa ini datang silih berganti sehingga jelas kesejahteraan rakyat tidak dapat tercapai. Kesejahteraan dapat tercapai apabila kita semua menjunjung tinggi kebenaran, kejujuran dan keadilan, ketiga hal itulah yang menjadi pengahalang tercapainya kesejahteraan yang kita idam idamkan.
Keadilan sudah seperti barang dagangan, yang bisa diperoleh oleh siapapun yang bisa membayar harganya. Orang yang mengungkapkan kebenaran dan membuka adanya kebobrokan justru diperlakukan dengan tidak adil. Para ahli hukum begitu pandainya bersilat lidah dan memutar perkataan, sehingga kebenaran hanya dinikmati oleh mereka yang pandai berdalih dan berargumentasi. Suap, bukan lagi menjadi sesuatu yang menghantui dunia peradilan, tetapi sudah menjadi bahasa dan transaksi sehari-hari dalam setiap proses peradilan. Dan para pemimpin telah menjadikan kata “keadilan” hanya sebagai slogan indah saja, tapi tidak lagi dikenal dan dijalankan dalam proses kepemimpinannya.
Dalam hidup yang sering tidak adil ini, kita harus punya keyakinan bahwa keadilan yang tertinggi adalah keadilan Allah. Sehingga ketika engkau mengatakan “this is not fair” kepada manusia, ingatlah masih ada lagi keadilan yang lebih tinggi. Namun kita juga harus sadar bahwa ketika keadilan Allah yang kita andalkan, maka kita juga harus bersikap adil pada sesama kita. Jangan pernah merugikan orang, menipu, memfitnah, mencelakakan, atau apa saja, karena keadilan Allahpun akan diberlakukan atas kita ketika kita berbuat dosa. Keadilan Allah ini harusnya membuat kita gentar, dan tidak mau sedikitpun memberi tempat pada perbuatan dosa.