Minggu, 23 Mei 2010

Renungan Hari Selasa, 18 Mei 2010

Roh Yang menghidupkan
2 Konrintus 3 : 6

Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan
Seorang pembuat jam yang terkenal membawa tamunya melihat-lihat tokonya dan menunjukkan 2 cara Mengatur Waktu dari jam-jam yang ada. Pada cara pertama, dipakai sebuah jam utama yang akan memberi tanda/bunyi pada setiap jangka waktu yang ditentukan. Jika jam-jam lainnya salah, maka bunyi tersebut akan memperlihatkan kesalahan jam-jam lainnya itu, tapi tidak bisa memperbaiki jam-jam tersebut.
Cara yang kedua, jam utama dan jam-jam lainnya dihubungkan secara elektris dengan sebuah kronometer. Setiap detak dari jam-jam tersebut dikontrol oleh jam utama (sehingga berdetak sama/berbarengan).
Cara pertama pengaturan waktu tadi memberi gambaran akan hukum Tuhan. Hukum Tuhan berdentang memberikan tanda, menunjukkan pada standard Tuhan yang sempurna, tapi tidak bisa memperbaiki kesalahan. Metode/cara kedua memperlihatkan anugrah Tuhan, apa yang hukum tidak dapat lakukan, melalui kasih karunia bisa. Hukum Tuhan mengungkapkan dosa, tetapi tidak bisa menyelamatkan kita dari dosa. Hukum memperlihatkan segala kelemahakn kita, tapi tidak menyediakan kekuatan yang kita perlukan. Hukum mempersalahkan, tetapi tidak dapat membernarkan kita. Hukum memerintahkan tetapi tidka dapat memampukan. Hukum mematikan, tetapi anugrah menghidupkan.

Kristus datang ke dunia untuk membawa seseorang menemukan ibadah yang sejati. Ibadah yang sejati tidak dibangun oleh kekuatan dan usaha marusia, melainkan disebabkan kehadiran kuasa dan anugerah sorgawi. Ibadah sejati adalah bukan sekedar melakukan perintah perintah moral yang tertulis, hukum taurat yang tertulis, melainkan diawali sebuah perjumpaan kasih Tuhan yang selanjutnya memanggil mereka masuk dalam sebuah ikatan perjanjian. Melalui karya penebusan Kristus, manusia boleh menemukan kembali dimensi Kerajaan sorga yang hilang, ia menemukan pintunya sekaligus menerima kuncinya. Ketika pintu sorga terbuka, ia akan mengalami sebuah perjumpaan kasih yang akan mengubahkan hidupnya.
Saulus seorang ahli Taurat dan mentaati semua perintah-perintahnya, namun ia diubahkan melalui perjumpaan Illahi dengan Kristus di jalan menuju Damsyik. Lihat Galatia 3:12 " Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya." Jadi artinya "Hidup dibawah hukum" adalah menuruti hukum agar mendapatkan keselamatan. Selama manusia berada dibawah hukum, ia tetap dibawah kuasa dosa, karena hukum tidak dapat menyelamatkan seseorang dari hukuman maupun dari kuasa dosa. Jangan sampai kita menjadi seorang "legalis", hidup di bawah hukum. Ketaatan kita kepada hukum Tuhan adalah pernyataan kasih kita karena Dia sudah (bukan supaya) menyelamatkan kita.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...