Selasa, 25 Mei 2010

Renungan Hari Kamis, 27 Mei 2010

Aliran-Aliran Air Hidup
Yohanes 7 : 38
Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.
Semua mahkluk hidup di dunia ini pasti memerlukan air sebagai sumber kehidupannya. Dalam tubuh manusia terdiri dari hampir 60% lebih terdiri dari air .Dan kalau saudara kekurangan air, maka akibatnya akan mengalami dehidrasi sampai menimbulkan kematian. Demikian halnya bila dalam hati kita Roh Kudus tidak bekerja. Jadi Roh Kudus lah yang menghidupkan saudara dan saya, jangan mengalami dehidrasi rohani, apa pengertian dehidrasi rohani? Adalah suatu keadaan dimana orang Kristen melakukan segala aktivitas termasuk aktivitas ibadah, tetapi tidak tidak ada karya Roh Kudus, demonstrasi Kuasa Roh Kudus, manifestasi Roh kudus sehingga hidup rohaninya kering kerontang.
Seringkali kerohanian kita mengalami kekeringan, jiwa kita terasa haus dan jika dibiarkan, kita pun bisa mengalami dehidrasi rohani, dimana kita kehilangan kepercayaan, kehilangan harapan, kehilangan motivasi dan semangat, yang kemudian digantikan oleh rasa khawatir, takut, was-was, ragu yang bisa membuat emosi kita labil sehingga kita kehilangan sukacita dalam hidup. Tapi jangan takut, dan lihatlah Tuhan itu luar biasa! Dia ingin mengingatkan kita semua hari ini bahwa Tuhan Yesus menyediakan mata air kehidupan yang akan mengalir tanpa henti dalam hidup setiap anak-anakNya, setiap orang percaya yang taat sepenuhnya kepadaNya.

Lihatlah apa kata Yesus pada perempuan Samaria. "Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." (Yohanes 4:10). Selanjutnya kita melihat janji Yesus tentang air kehidupan. "Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." (Yohanes 7:37-38). Lihatlah betapa baiknya Kristus sebagai gembala yang akan menuntun kita ke mata air kehidupan, dimana Allah akan menghapus air mata dari kita semua. (Wahyu 7:17). Dan betapa indahnya Yerusalem baru, dimana sungai air kehidupan yang jernih bagai kristal mengalir keluar dari tahta Kristus (Wahyu 22:1). Yang Tuhan Yesus rindukan adalah setiap kita mengerti dan memahami karya Roh Kudus sepenuhnya dalam kehidupan orang percaya.

Renungan Hari Rabu, 26 Mei 2010

Hati Yang Taat
Yeheskiel 36: 26
Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.
Bila kita membaca sejarah Bangsa Israel adalah bangsa yang suka bersungut-sungut dan memberontak kepada Tuhan. Walau mereka mendapat banyak kesempatan menyaksikan berbagai mujizat yang dilakukan Allah di depan mereka, hati mereka cepat berubah. Sedikit mengalami kesulitan, mereka langsung bersungut-sungut. Melihat bangsa-bangsa di sekitar menyembah Baal karena hasil pertanian yang baik, mereka ikut-ikutan menyembah dewa itu. Salah satu sebab mengapa mereka begitu cepat berubah setia adalah karena mereka belum memiliki hati yang diperbaharui Tuhan. Karena pentingnya hati yang diperbaharui, maka nabi Yehezkiel bernubuat: “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan akan Kuberikan kepadamu hati yang taat” (Yeh. 36:26).
Kalau kita menyerah kepada Allah, Dia akan membentuk kita. Walaupun kadang-kadang sakit karena melawan arus, melawan egoisme kita, tetapi kalau kita pasrah justru akan membuat kita bahagia. Yang membuat manusia tidak bahagia adalah egoismenya sendiri.

Bila kita menyerah kepada Tuhan demikian, maka Tuhan akan berkarya dan bekerja melalui Roh Kudus-Nya. Akan tetapi, jangan kaget kalau Tuhan mungkin melepaskan kita dari hal-hal yang kita senangi, yang kita cintai, dan yang kita miliki. Apabila kita rela melepaskan semua itu, kita akan mengalami buah Roh yang telah diuraikan tadi. Justru yang menghambat kita adalah hal yang tidak mau kita lepaskan, yang menyenangkan bagi kita namun belum tentu bagi Tuhan. Itulah akar segala penghalang dan penghambat masuknya Roh Kudus dalam kehidupan kita.
Oleh karena itu, mohonlah rahmat kepada Tuhan, mohonlah kekuatan iman untuk berani menyerahkan hidup kepada Tuhan. Yakinlah bahwa kita tahu kepada siapa kita percaya, yaitu kita percaya kepada Allah yang lebih dahulu mengasihi kita. Dan kalau Dia mengasihi kita, pastilah Dia tidak menghendaki yang jahat dari kita. Walaupun kadangkala yang dikehendaki-Nya itu menyakitkan kita tampakanya, tetapi itu untuk kesehatan rohani kita.


Renungan Hari Selasa, 25 Mei 2010

Perkataan Yang Menghidupkan
Yohanes 6 : 63

Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.
Setelah Yesus memberi pengajaran tentang Roti Hidup, banyak orang tergoncang. Perkataan-Nya terlalu keras. Banyak yang meninggalkan Dia. Para murid melihat bahwa perkataan keras itu menunjuk pada "hidup" yang jauh melampaui tingkat biologis belaka. Yesus menawarkan Diri-Nya bukan agar kita bisa berumur panjang, tetapi agar kita bisa sungguh merayakan kehidupan anugerah Tuhan ini. Hal yang sama diperlihatkan oleh Saulus. Setelah bertobat, dengan nama Paulus, ia pun digerakkan untuk mewartakan tawaran hidup yang jauh lebih dalam daripada sekadar hidup secara biologis. Lidia yang lumpuh disembuhkan, dan Dorkas/Tabita yang sudah mati dibangkitkan. Mereka diundang untuk tidak sekadar hidup, melainkan juga sungguh merayakan kehidupan.

Mungkin ada di antara saudara-saudari kita yang kurang bergairah dalam hidup, letih, lesu dan layu atau mungkin kita sendiri dalam keadaan demikian juga. Marilah kita percaya pada Penyelenggaraan Ilahi atau karya Tuhan dalam hidup kita sehari-hari, yang antara lain menganugerahkan kehidupan beserta segala sesuatu yang menyertai kita, yang kita miliki dan kuasai sampai saat ini. Mereka yang kurang bergairah, letih, lesu dan layu pada umumnya karena merasa kurang dikasihi atau diperhatikan, padahal jika dengan rendah hati berani mawas diri sebenarnya masing-masing dari kita telah menerima kasih dan perhatian Tuhan secara melimpah-ruah melalui orang-orang atau siapapun yang memperhatikan kita, menyentuh atau menyapa kita dalam berbagai kesempatan. Hendaknya disadari dan dihayati bahwa kita masih hidup, meskipun kurang bergairah, yang berarti Allah tetap mengasihi kita. Kami yakin jika kita dapat menghayati hidup kita saat ini apa adanya sebagai kasih karunia atau anugerah Allah, maka kita akan bergairah, gembira, dan ceria: cara hidup dan cara bertindak kita akan menarik, mempesona dan memikat orang lain karena kita senantiasa dalam keadaan ceria, gembira, penuh senyum

Senin, 24 Mei 2010

BAHAN SERMON PARHALADO, MINGGU TRINITATIS, 30 MEI 2010

MANGHATINDANGHON DEBATA SITOLUSADA
Ev. : Lukas 12 : 1 – 12 Ep. : Psalmen 57: 1 – 4
I. Patujolo
Di surat si Lukas do buku on dunghonsa manaek Jesus tu banuaginjang. Sian sude pamaritahon ni si Lukas di bukuna i, sada na arga situtu na boi putihonta i ma: Ia haluaon pinatupa ni Debata si bagasan Jesus Kristus, ndada holan turiturian boti, alai
tung na sintong masa do. Hakristenon i ndada holan marbona sian turiturian sambing, alai tung tangkas do marbona di haporseaon tu Jesus Kristus na ro sinuru ni Debata tu portibi on (Luk. 2: 1-2;3: 1; Ul.Ap. 24: 27; 25: 1). Dibahen i ia buku sinurat ni si Lukas on, i ma barita nauli napahothon haporseaon tu Jesus Kristus asa tongtong mahatopothon haluaon holan di bagasan Jesus sambing do.
Tung hasonangan ni si Lukas do perikop on, lapatanna hombar tu teori sumber ni sinopsis, sumber khusus do dipangke si Lukas di napatomutomu perikop on (sondergüt). Ala ni i molo tajaha dijolo ni turpuk on dipaborhat Tuhan Jesus do siseanna pitupulu halak (Luk.10:4), ingkon porlu sahat hata ni Debata asa ditangihon portibi on (Luk.10:16). Molo marhasil pe nasida (sukses) di ulaon i, unang sanga puas (ginjang rohana) Luk.10: 17-20. Hape kebutuhan nasida laho pasauthon ulaon pamaritahonon diparhatopot nasida tung tangiang do (Luk. 11: 1-3). Dipaingot Jesus do asa unang holan di duru ias, hape dibagasan gok pandoboon dohot hajahaton do: unang munafik, unang ma naeng dihormati halak songon Parise i. Jala molo tung ditogihon pe angka sisean i tu jolo ni induk dohot panggomgomi, unang holsoan nasida alani angka i, ai ajarhonon ni Tondi Parbadia i do tu nasida di na sangombas i na patut dohononmuna (Luk.12:12, 1 Pet.3:15)

II. Hatorangan
a) Sai maralo do hasintongan dohot pangansion (ay.1). Isarana na niasoman (ragi), pangansion ima sada pangalaho namansai buni alai manasak laho mangasomi sude panganan ditingkina. Mangadopi pangalaho pangansion na manosak i, ro do Tuhan Jesus laho mangajari angka siseanNa taringot tu parange na ingkon siparrohahoan nasida, ia hasintongan ndang adong na buni, na ingkon ungkap doi ditingkina. Hape pangansion i sai manabunihon jala pasidingkon hatigoran, jala mangalo angka hasintongan na patupa pandoboon (persekongkolan) dirohana. Tuhanta Jesus ndang dihalomohon na marpangansi (berpura-pura). Tajom do Tuhanta Jesus pasingothon angka siseanNa asa unang terpengaruh tu cara hidup ni halak Parise. Didok: Jaga ma hamu pasiding na niasoman na di angka Parise, ima pangansion i (ay. 1). Pangalo na marpangansi (Hata Gorik: hipokrisi) ima permainan merangkai angka hata laho manungkun dohot mangalusi di sada permainan do di mulana. Alai ujungna gabe marpardomuan tu ulaon akting. Manang marpangansi sarupa ma lapatanna marsandiwara. Dasor ni ulaon na marpangansi manang marsandiwara ima pangalaho na so polin jala ndang sian nasa bulus ni roha. Parugamaon ni halak Parise disibukkan angka ritual dohot mangkobasi angka hal na tetek bengek. Alai anggo impola ni haporseaon i ditadingkon.
b) Sai marusaha do Parise asa ias jala badia dirina (Ay.2-3). Asa Kesan di loloan na torop tung uli, alai di parbagasan ndang binoto. Parugamaon si songon on tongtong do masa sahat tu tingki on. Burju do marminggu, mangulahon angka patik, badia berengon, Hape angka topeng do. Religius idaon. Hape di balik ni i, angka koruptor, penindas, penipu, Parugamaon si songon i do na di kritik Jesus. Jotjot do hakristenonta gabe holan mangurusi masalah tetek bengek. Isarana, olo do angka punguan di huria repot jala ribut bahkan sega holan mamutushon baju dinas ni punguan i. Ido hakristenon i? Jotjot do tarimpu ndang adong na mamboto angka pangansionta. Angka hatanta nang ulaonta na tapandok manang na taulahon di nabuni. Hape, nangpe malo jolma manabunihon angka na busukna, jala samalomalona hita marpangansi, di sada tingki patar do luhutna. Ndang adong na hungkup, na so ungkap muse (ay.2). Lomoan do roha ni Jesus mida pardosa na jujur mangoku dosana sian halak na pura-pura mangulahon na denggan.
c) Umbiaran Ma Tu Tuhan Sian Tu Portibion (Ay.4-7). Godang do ancaman dohot tantangan laho manghatindangkon Jesus Kristus Tuhanta i. Boi do agoan jabatan, arta, ulaon, bahkan sahat tu na tarbunu angka na mangatindangkon manang gabe saksi Kristus. Alani borat dohot godang ni ancaman i, sipata nangpe taboto na sintong jala ingkon hatindangkononta Tuhan, gabe taparsoada Tuhan . Diarahon Tuhanta Jesus do asa unang mabiar hita mangatindangkon Ibana na sintong i. Ai surat ni Kristus do hamu, ninna si Paulus. Lapatanna ingkon patuduhononta do hita paboa si ihuthon Kristus. Ingkon Barani do hita mangatindangkon Jesus Krsistus si palua i di ngolunta on, nangpe borat resikona. Habiari hamu ma Ibana, na marhuaso mabunu huhut mandabuhon tu api na roko, Ibana ma habiari hamu (ay.5). Molo margogope portibion mangago hita, alai holan mangago di pardagingon do i. Anggo Tondinta di Debata do. Jala tu hangoluan salelenglelengna do hita molo satia manghatindanghon Jesus si Palua i. Tutu, marragam ancaman tangtangan dohot rintangan molo naeng sitindangi Kristus, manang molo naeng tigor ngolunta. Alai di lehon Tuhan do bagabagana tu hita, disarihon Tuhan i do hita di ragam ni hamaolon na taadopi. Gari amporik na so mararga i ndang hea lupa sian adopan ni Debata (ay.6). Hape, ummangat do hita sian amporik i. Asa ndang hea lupa Debata manarihon hita di angka hamaolon na taadopi. Manang ise na mangatindangkon Jesus i laos ido hatindangkononNa di adopan ni ni Debata. Alani tarjou do hita gabe halak Kristen tulen na tongtong gabe sitindangi Kristus nangpe ragam hamaolon taadopi.
d) Manghatindanghon Kristus (ay.8-10). Angka jolma na porsea sai hatindanghononna do Kristus marhite holong dohot hasintongan, saguru dipangajarion ni Tondi Parbadia i. Tondi Parbadia i do mangajari na porsea laho marbisuk manghatai dohot marpangalaho. Alai diangka na manulak pangajarion ni Tondi i, sai hata ni sibolis ma tangihononna (laho manjehehon, laho manggunturi, tahitahi parjahat; tudos ma i tu parbue ni daging na di Gal. 5: 19-21). Sai adong halak na marpangalaho naeng gabe songon Jesus jala ndang olo gabe sisean, ala ni i gabe tubu ma sangkap paraloan, mangalo pimpinanna pola sahat tu na mansoadahon Jesus. Sesa do nian dosa na mansoadahon Jesus alai bohama halak na mansoadahon/mangaleai Tondi Parbadia ? Hape Dosa Na So tarsesa ima : Mangaleai Tondi Parbadia, Pandohan ni Tuhanta Jesus taringot tu dosa na so tarsesa on dihatahon berhubungan do tu tingki na dipatupa Jesus ulaon hahomion marhite hagogoon ni Tondi ni Debata, ima pabali sibolis. Marhite pangarupion ni Tondi Parbadia do Jesus patupahon tanda halongangan i, hape halak Parise mandok hagogoon ni si Beelzebul do dipangke Jesus pabali sibolis i. Diida halak Parise do nian na marhite huaso Tondi ni Debata do Jesus patupahon hahomion i, alai pangurupion ni sibolis do didok. Ido na ginoaran na mangaleai Tondi parbadia. Tondi ni Debata do hape didok sibolis. Molo porsea hita di Tuhanta Jesus Kristus, jala dapot hita haluoan, ala ulaon ni Tondi Porbadia do na mamuhai rohanta. Alani molo taalo manang taleai Tondi Parbadia, marlapatan ndang olo hita muba (bertobat). Gabe tatulak haluaon i, ai ingkon na tarjalo hita Tondi i asa dapot hita haluaon. Ido umbahen na didok dosa na so tarsesa. Manang dohot hatorangan na asing, Mangaleai Tondi Parbadia ima angka naung mananda Kristus dohot haluaon, alai paleahon Tondi Parbadia , ido dosa na so tarsesa. Boasa ndang tarsesa? Tontu molo halak na manulak Tondi Parbadia pasti do ndang mungkin olo martobat. Ai ndang mangula be angka na denggan di dirina. Alani ndang na Debata na so olo manesa, alai dirina do na sai manulak.
e) Urupan ni Tondi Parbadia do Hita di Angka Ragam ni Hamaolon i (ay.11-12). Manontong do Tondi Parbadia mangurupi hita ganup tingki. Tondi Parbadia (Ht. Gorik: parakletos; sosok yang senantiasa siap sedia untuk menolong ) Tondi Parbadia satia mambela nasa parsoalan ni ngolunta. Tingki ro hasusaan, hamaolon, unang tahutan hita, urupan ni Tondi parbadia do hita. Ragam do dalan ni Debata laho mangurupi hita, jala margogo situtu do Debata pamonang hita sian ragam ni hamaolon i (Rom. 8: 15-16; 2 Tim.1:7). Sipata nunga taetong buntu jalan keluar ala ni maol ni parsoalan na taadopi. Hape na so panagaman sai dilehon Tuhan ido bisuk di hita laho mangalusi angka na maol I (ay. 12).

III. Sipahusorhusoron
a) Boi do kecewa situtu hita molo marpangansi dongan tu hita. Adong do hata ni ende mandok: “Dunia ini panggung sandiwara ceritanya mudah berubah…setiap insan dapat satu peranan yang harus dimainkan, ada peran wajar, ada peran berpura-pura, mengapa kita bersandiwara”. Sian syair ni ende on boi antusan na jotjot marsandiwara (marpangansi) do hita di ngolunta. Jala sasintongna tung so lomo do rohanta molo marpangansi (marsandiwara) dongan tu dirinta sandiri. Ndang hea tahalomohon angka jolma na marpangansi. Maol do adopan jolma si songon i. Alai sai jumpangta do jolma na marpangansi, jala hita sandiri pe jotjot do mangulahon i. Ngolu na sipaulaula (hidup berpura-pura) sai masa do i. Pura-pura badia hape ramun, pura-pura parhaporseaon na togu hape na mura magopu. Pura-pura na pistar hape na oto, pura-pura na mora hape na pogos, sebalikna pura-pura pogos hape na mora, pura-pura dongan hape alo, dohot angka na asing dope kepurapuraan. (Poda 13:7; 26:24; Rom. 12: 9; Kol. 2: 18). Sada pandohan mandok: Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga. Jotjot do tarimpu ndang adong na mamboto angka pangansionta. Angka hatanta nang ulaonta na tapandok manang na taulahon di nabuni. Hape, nangpe malo jolma manabunihon angka na busukna, jala samalomalona hita marpangansi, di sada tingki patar do luhutna. Ndang adong na hungkup, na so ungkap muse. Lomoan do roha ni Jesus mida pardosa na jujur mangoku dosana sian halak na pura-pura mangulahon na denggan. (I Sam. 16: 7; I Tess. 2 : 5; Ibr. 4: 13)
b) Trinitatis (1 Yoh. 5: 7) . Minggu on sahat ma hita tu Minggu Trinitatis : Hasitolusadaon ni Debata. Sada do Debatanta alai tolu hataridaanNa. Na somal taboto Debata si tolu sada ima: Debata Ama, ima panompa nasa na adong di portibion. Debata Anak, ima Jesus Kristus Sipalua angka pardosa. Dohot Debata Tondi Parbadia, ima na mangajari, margogoihon angka na porsea. Asa sada do Tuhanta, alai tolu hataridaanna manang fungsiNa. Di Minggu Trinitatis on dipaingot do hita asa tahatindangkon Tuhanta i, ima Debata si Tolu Sada i, marhite angka parange na tama jala marhaporseaon na togu di adopan ni Debata. Tangkas do taboto sian turpuk on, ulaon ni Debata sitolu sada i. Nunga mardosa hita tu Debata ama na sailaon, gabe ditongos ma AnakNa na sasada i, ima Jesus i laho paluahon hita sian pardoasaonta dalan laho padamehon hita dohot Ama i. Laos diajarajari huhut dipargogi Tondi Parbadia hita mangadopi hamaolon i (Luk. 11:13; Gal. 5: 22-23; 1 Yoh. 4: 18). Asa ingkon patar do panghatindangkononta di Jesus si Palua i, asa dihatindangkon Jesus i muse hita di adopan ni Debata Ama. Jala hamaolon di na manghatindangkon Jesus i donganan ni Tondi Parbadia do asa margogo hita. Sandok ingkon polin jala satia do hita Manghatindangkon Debata sitolu sada i. Amen (EM).

Minggu, 23 Mei 2010

Renungan Hari Pentakoste II, 24 Mei 2010

Pencurahan Roh Kudus
Kisah Para Rasul 2 : 1-13
Hari Pentakosta, yaitu hari turunnya Roh Kudus. Hari yang diakui pula sebagai awal berdirinya gereja di bumi ini. Dalam kalender gerejawi, hari Pentakosta dihitung 10 hari sesudah hari kenaikan Tuhan Yesus ke Surga. Sedangkan hari kenaikan Tuhan Yesus ke Surga dihitung 40 hari sesudah kebangkitan Tuhan Yesus, Paskah. Jadi, hari Pentakosta adalah 50 hari sesudah Paskah. Sesuai dengan arti kata Pentakosta, yaitu “yang kelima puluh”. Salah satu hal penting yang terjadi pada peristiwa turunnya Roh Kudus, seperti yang dicatat oleh Lukas—penulis kitab Kisah Para Rasul—adalah terhubungnya orang-orang dari berbagai bangsa dan bahasa dalam satu kesatuan. “… mereka mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri” (ayat 6). Mereka adalah orang-orang Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Yudea, Kapadokia, Pontus, Asia, Frigia, Pamfilia, Mesir, Libia, dan sebagainya (ayat 9). Artinya, karya Roh Kudus telah meruntuhkan sekat pemisah antarbangsa dan bahasa. Bahkan juga agama (ayat 11). Ini tidak berarti perbedaan-perbedaan itu kemudian kita abaikan. Kita anggap semua sama. Tidak. Perbedaan-perbedaan yang ada tetap kita hormati, tetapi tanpa membelenggu kita dalam fanatisme sempit, sehingga kita melihat “sesama” hanya sebatas mereka yang “sama” dengan kita. Kuasa Roh Kudus justru membuat kita mampu menerima dan memperlakukan siapa saja—terlepas bangsa, bahasa dan agamanya—sebagai sesama.

Dalam Kitab Suci memang tidak disebutkan bahwa Roh Kudus mempunyai wajah, bahkan tidak ada sebutan untuk-Nya yang mengungkapkan suatu rupa yang dapat dibandingkan dengan manusia. Dalam semua bahasa, nama-Nya merupakan suatu nama yang umum. Dalam Bahasa Ibrani, Ia disebut Ruah, dalam Bahasa Yunani disebut Pneuma, dan dalam Bahasa Latin disebut Spiritus. Semua nama atau sebutan ini dipinjam dari sebutan untuk unsur-unsur umum alamiah, yaitu: angin, napas, dan udara.
Roh Kudus memang merupakan suatu pribadi yang misterius, yang membingungkan; kita mendengar suara-Nya, tahu bahwa Ia telah lewat karena tanda-tanda ajaib yang ditinggalkan-Nya, tetapi kita tidak tahu dari mana datang-Nya atau ke mana pergi-Nya (bdk. Yoh 3:8). Oleh karena itu, Roh Kudus tidak pernah dapat kita jangkau dengan pikiran kita dan karya-karya-Nya selalu melampaui segala pengertian kita.
Untuk dapat mengenali-Nya dibutuhkan kerendahan hati serta iman yang hidup. Lagi pula, Roh inilah yang selalu menjiwai Gereja. Dialah yang membangun Gereja. Di mana ada Roh Kudus, di situlah Gereja terbentuk, didirikan, dan dibangun. Sebaliknya, di mana ada Gereja, di situ pula ada Roh Kudus. Dia pulalah yang menjadi penggerak setiap orang Kristen, dan melakukan karya-karya agung dalam dirinya. Bila Roh Kudus dicurahkan atas manusia, manusia dihidupkan kembali, walaupun sebelumnya ia telah mati dan mengering seperti tulang-tulang yang kering (bdk. Yeh 37). Oleh karena itu, Roh Kudus bertugas menghidupkan manusia, menghidupkan hatinya, melunakkan yang keras, meluruskan yang bengkok, menghangatkan yang dingin, dan mengubah hati dari “batu” serta menggantinya dengan hati yang dari daging, yang dapat merasa dan dapat mencinta (bdk. Yeh 36:26).
Roh Kudus selalu berkarya di dalam Gereja dan melalui anggota-anggotanya. Ia senantiasa berkarya melalui seseorang: menguasai serta mengubahnya. Memang Ia juga menyatakan kehadiran-Nya melalui tanda-tanda yang mengherankan, tetapi segala karya-Nya selalu bertolak dari kedalaman batin manusia. Di situ pula orang mengenal-Nya.



Renungan Hari Sabtu, 22 Mei 2010

Mensyukuri Kuasa Allah
Mazmur 138: 3
Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
Bila Anda ingin mengalami pembentukan Tuhan secara maksimal, Anda perlu mengikuti teladan Daud dalam hal menjalin relasi dengan Tuhan. Anda harus menghayati kehadiran dan penyertaan Tuhan dalam kehidupan Anda sehingga Anda bisa memberi respons berupa ucapan syukur, pujian, dan doa. Anda juga harus menghayati bagaimana Allah membentuk diri Anda melalui masalah yang Anda jumpai dalam kehidupan Anda.
Kebanyakan dari kita hanya bisa mengeluh ketika mendapatkan suatu beban ( masalah ) di dalam hidup. Kebanyakan kita akan berkeluh kesah ketika mendapatkan suatu beban ( masalah ) di dalam hidup. Kebanyakan kita akan bersungut - sungut ketika mendapatkan suatu beban ( masalah ) di dalam hidup. Dan kebanyakan dari kita mampu mengucapkan syukur ketika TUHAN telah menyelesaikan beban ( masalah ) di dalam hidup kita. Banyak orang yang mampu bersaksi dengan diawali kata syukur ketika TUHAN telah menyelesaikan beban ( masalah ) di dalam hidupnya. Sembuh dari sakit penyakit, mendapatkan pasangan hidup, mendapatkan pekerjaan, telah bebas dari lilitan hutang. Namun hampir tidak pernah ada orang yang bersaksi dengan diawali ucapan syukur ketika sedang berada di tengah - tengah beban ( masalah ) hidup.

Mana ada orang yang mau melakukan kejahatan pada orang yang dikasihinya? Tidak ada! Malahan ia akan berkorban mati matian bagi orang yang dicintainya. Apalagi Allah yang sungguh mencintai manusia. Ia akan memberikan segala yang diminta manusia, Ia akan menerima manusia yang datang kepada-Nya. Cinta Allah kepada manusia jauh melebihi cinta manusia kepada sesama yang dicintainya. Jadi mengapa takut meminta kepada-Nya? Jangankan bersaksi. Hidup dengan beban ( masalah ) hidup saja, sudah kehilangan sukacita. Sehingga yang ada hanya keluh kesah, sungut - sungut, kesedihan, ratapan.Tetapi marilah kita belajar dari kisah hidup raja Daud. Yang ketika mengalami suatu beban ( masalah ) di dalam hidupnya, ucapan syukur senantiasa keluar / terucap dari mulutnya.

Renungan Hari Jumat, 21 Mei 2010

Instruksi Tuhan
Yesaya 65 : 4
Yang duduk di kuburan-kuburan dan bermalam di dalam gua-gua; yang memakan daging babi dan kuah daging najis ada dalam kuali mereka
Untuk memilih, hal terpenting yang harus kita ingat adalah kita harus menentukannya berdasarkan dari sasaran atau tujuan kita sendiri, dengan kata lain bukan orang lain yang memilihkannya bagi kita. Sebab itu TUHAN berkata: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri..." Selain itu, kita juga harus memilihnya berdasarkan posisi iman atau seberapa besar iman yang ada pada diri kita. Sebab kita memiliki kehendak bebas untuk memilih, sekali lagi dengan syarat dalam menentukan pilihan itu kita telah terpisah dari pola pikir yang lama.
Anak TUHAN di mana pun berada, dari tempat di mana kita berdiri akan meraih sukses ke segala arah. Jadi, jika ada di antara kita yang mengalami kegagalan dalam usaha, jangan bertanya kepada hamba TUHAN: "Saya harus bekerja di bidang usaha apa ya Pak, sebab di bidang ini saya gagal."

Ketika murid-murid YESUS gagal memperoleh ikan, YESUS tidak memberikan solusi dengan cara mengganti apa yang ada pada mereka. Tetapi justru menggunakan apa yang ada pada mereka. Itulah yang digunakan YESUS untuk menjadikan para murid berhasil. Dengan perahu yang sama, jala yang sama dan lokasi yang sama. Syaratnya: jika murid-murid telah meninggalkan pola pikir yang lama, mereka menjadi berhasil.
Untuk meraih berkat TUHAN, kita harus melakukan sesuatu sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh ALLAH bagi kita untuk dilakukan. Dengan kata lain, ALLAH tidak memberikan berkat-NYA begitu saja. Instruksi yang TUHAN berikan kepada Abram ialah agar Abram bersiap untuk memilih dan mengukur tanah Kanaan menurut panjang dan lebarnya; dan itulah yang akan menjadi milik kepunyaannya. Dengan lain kata, berkat ALLAH akan kita terima sesuai dengan seberapa besar iman kita untuk menerima berkat tersebut.
Banyak orang Kristen yang berdoa meminta bekat dari TUHAN, namun ia belum memiliki kesiapan untuk menerima curahan berkat dari pada-NYA. Maksud dari siap menerima berkat dari TUHAN adalah setelah menerima berkat TUHAN, kualitas iman kita tidak berubah. Sebab banyak orang yang berubah setia setelah menerima berkat TUHAN; mereka mulai menomorduakan TUHAN di dalam hidup mereka karena terlalu sibuk dengan berkat yang diterimanya. Langkah berikutnya setelah bersiap adalah mengukur. Maksudnya adalah kita harus melihat apa yang kita perlukan dan apa yang ingin kita capai (tentunya sesuai dengan apa yang dibutuhkan).


Renungan Hari Kamis, 20 Mei 2010

Jawaban Atas Seruan Kita
Yeremia 33 : 3
Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.
Ada kalanya ketika kita merasakan kepedihan dan penderitaan, kita merasa seolah-olah Tuhan berpangku tangan membiarkan kita sendirian. Mungkin Tuhan tidak mendengar, mungkin Tuhan sedang terlalu sibuk, atau mungkin kita merasa terlalu kecil buat diurusi Tuhan. Itu sering menjadi reaksi dari orang-orang yang merasa belum mendapat jawaban atas doa-doanya. Menunggu memang tidaklah mudah, waktu seakan berjalan lebih lambat dari normal. Tapi apakah benar Tuhan tidak mengetahui apa yang kita alami? Tidak. Tuhan tahu. Dia lebih dari tahu, dan itu kabar gembiranya. Tidak saja tahu, tapi Tuhan juga mengerti, dan peduli.
Jangan sampai masalah itu membuat kita mengalami kepahitan terhadap Allah, dengan mengira bahwa Dia tidak mendengar, tidak peduli atau tidak mau berbuat apa-apa. Tuhan telah berulangkali membuktikan secara nyata bahwa Dia selalu tahu bagaimana penderitaan kita dan menjanjikan kelepasan dari masalah seberat apapun. Adalah benar bahwa hidup ini tidak akan pernah seterusnya berjalan tanpa penderitaan, tapi di sisi lain kita juga harus tahu bahwa Tuhan akan selalu berkenan untuk turut campur dalam setiap perkara.

Kadang-kadang luka dan ketakutan yang kita alami dapat menutup telinga kita terhadap kata-kata Allah yang penuh dengan pengharapan. Akan tetapi, Tuhan ternyata tidak berhenti berbicara kepada kita pada saat kita mengalami kesulitan untuk mendengarkan. Dia justru akan terus-menerus berusaha demi kepentingan kita. Hal itu terjadi sama seperti ketika Dia membebaskan umat-Nya dari tanah Mesir. Pada saat kita mengalami belas kasihan Allah dan kepedulian-Nya, maka kita akan dapat mendengar suara-Nya kembali, sekalipun luka itu belum sembuh.
Mari berseru kepada Tuhan, maka Tuhan akan menjawab Saudara dan memberitahukan kepada Saudara hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami (tidak masuk akal, sulit untuk dipikirkan dengan akal yang sehat), yakni hal-hal yang tidak kauketahui. Hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yaitu yang tidak masuk akal dan sulit dipikirkan dengan akal yang sehat, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.


Renungan Hari Rabu, 19 Mei 2010

Pengabulan Doa
Mazmur 27 : 7
Dengarlah, TUHAN, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku!
Kita sering komplain kepada Tuhan bahwa Ia tidak mendengarkan doa-doa kita, khususnya ketika Allah tidak merespon sesuai dengan keinginan kita. Tetapi ini tidak berarti bahwa Allah tuli, sebab “Dia yang menanamkan telinga, masakan tidak mendengar?” (Mazmur 94:9) Allah mendengar sesuatu yang ada dalam pikiran kita, bahkan sesuatu yang belum terucap oleh mulut kita, “Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.” (Mazmur 139:2)
Jadi, bukan karena Allah tidak dapat mendengar seruan hati kita, tetapi ada kemungkinan hidup kita tidak sejalan dengan kehendakNya, sehingga Ia tidak mendengarkan doa kita. Mungkin hal yang terpenting dalam situasi ini adalah ketaatan kita kepada firmanNya, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” (Yohanes 15:7). Tetapi, “Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar” (Mazmur 66:18). “Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.” (Yakobus 4:3)
Tentu saja ketika kita berdoa, “Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang” (Yakobus 1:6). “Dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.” (Yohanes 14:13). “Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.


Renungan Hari Selasa, 18 Mei 2010

Roh Yang menghidupkan
2 Konrintus 3 : 6

Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan
Seorang pembuat jam yang terkenal membawa tamunya melihat-lihat tokonya dan menunjukkan 2 cara Mengatur Waktu dari jam-jam yang ada. Pada cara pertama, dipakai sebuah jam utama yang akan memberi tanda/bunyi pada setiap jangka waktu yang ditentukan. Jika jam-jam lainnya salah, maka bunyi tersebut akan memperlihatkan kesalahan jam-jam lainnya itu, tapi tidak bisa memperbaiki jam-jam tersebut.
Cara yang kedua, jam utama dan jam-jam lainnya dihubungkan secara elektris dengan sebuah kronometer. Setiap detak dari jam-jam tersebut dikontrol oleh jam utama (sehingga berdetak sama/berbarengan).
Cara pertama pengaturan waktu tadi memberi gambaran akan hukum Tuhan. Hukum Tuhan berdentang memberikan tanda, menunjukkan pada standard Tuhan yang sempurna, tapi tidak bisa memperbaiki kesalahan. Metode/cara kedua memperlihatkan anugrah Tuhan, apa yang hukum tidak dapat lakukan, melalui kasih karunia bisa. Hukum Tuhan mengungkapkan dosa, tetapi tidak bisa menyelamatkan kita dari dosa. Hukum memperlihatkan segala kelemahakn kita, tapi tidak menyediakan kekuatan yang kita perlukan. Hukum mempersalahkan, tetapi tidak dapat membernarkan kita. Hukum memerintahkan tetapi tidka dapat memampukan. Hukum mematikan, tetapi anugrah menghidupkan.

Kristus datang ke dunia untuk membawa seseorang menemukan ibadah yang sejati. Ibadah yang sejati tidak dibangun oleh kekuatan dan usaha marusia, melainkan disebabkan kehadiran kuasa dan anugerah sorgawi. Ibadah sejati adalah bukan sekedar melakukan perintah perintah moral yang tertulis, hukum taurat yang tertulis, melainkan diawali sebuah perjumpaan kasih Tuhan yang selanjutnya memanggil mereka masuk dalam sebuah ikatan perjanjian. Melalui karya penebusan Kristus, manusia boleh menemukan kembali dimensi Kerajaan sorga yang hilang, ia menemukan pintunya sekaligus menerima kuncinya. Ketika pintu sorga terbuka, ia akan mengalami sebuah perjumpaan kasih yang akan mengubahkan hidupnya.
Saulus seorang ahli Taurat dan mentaati semua perintah-perintahnya, namun ia diubahkan melalui perjumpaan Illahi dengan Kristus di jalan menuju Damsyik. Lihat Galatia 3:12 " Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya." Jadi artinya "Hidup dibawah hukum" adalah menuruti hukum agar mendapatkan keselamatan. Selama manusia berada dibawah hukum, ia tetap dibawah kuasa dosa, karena hukum tidak dapat menyelamatkan seseorang dari hukuman maupun dari kuasa dosa. Jangan sampai kita menjadi seorang "legalis", hidup di bawah hukum. Ketaatan kita kepada hukum Tuhan adalah pernyataan kasih kita karena Dia sudah (bukan supaya) menyelamatkan kita.

Renungan Hari Senin, 17 Mei 2010

Hidup Anda Adalah Khotbah
2 Korintus 3 : 3
Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
Sejak jaman dahulu orang memang sudah gemar menulis surat. Diukir di atas loh batu, menggunakan buluh yang dicelup pada tinta, pena, pulpen hingga mengetik, semua itu merupakan perkembangan dari hal tulis menulis ini. Sadarkah kita jika diri kita pun sebenarnya merupakan sebuah surat, bukan hanya surat tapi juga surat terbuka? Ya, kita surat terbuka yang bisa dibaca banyak orang. Sebagai orang percaya, kita seharusnya menjadi surat yang bukan sembarang surat, tapi menjadi surat Kristus yang bisa dibaca oleh orang lain.
Dalam sebuah khotbah, ilustrasi merupakan hal yang sangat penting agar pesan firman Tuhan yang disampaikan dapat diterima dengan jelas. Tanpa ilustrasi, khotbah yang bagus sekalipun kerap kali sukar dipahami. Rektor sebuah sekolah tinggi teologi mengatakan bahwa ilustrasi bagaikan jendela yang menerangi isi seluruh rumah. Bahkan ia menyebutkan bahwa ilustrasi yang baik akan membantu keberhasilan sebuah pewartaan firman hingga sebesar 40%.

Jemaat Korintus terkenal dengan reputasinya yang buruk. Walaupun mereka sudah percaya kepada Yesus, namun kehidupan mereka belum mencerminkan ajaran Kristus yang sesungguhnya. Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Korintus bahwa mereka adalah surat Kristus (ayat 3). Ini berarti bahwa ketika surat itu dibaca, maka ia harus mencerminkan Kristus yang sesungguhnya. Kristus harus tampak secara jelas dan bukan samar-samar melalui kehidupan nyata setiap hari.
Apapun yang tertulis dalam hidup kita, bagaimana cara hidup kita, sikap dan tingkah laku kita, perbuatan kita, itu semua begitu terang benderang untuk dibaca oleh orang lain. Orang percaya seharusnya menjadi sebuah surat Kristus. Yang bukan ditulis dengan tinta biasa, bukan pada loh-loh batu, tapi ditulis oleh Roh Allah yang hidup langsung ke dalam hati kita. Dan dari hati kitalah terpancar cara hidup kita, yang akan mampu dibaca orang lain. Jika yang tertulis jelek, maka jelek pulalah yang dibaca orang, sebaliknya jika yang tertulis adalah gambaran Kristus, maka orangpun bisa "membaca" siapa Kristus sebenarnya lewat diri kita.

Renungan Epistel Minggu Exaudi, 16 Mei 2010

Berseru Kepada Yesus
Matius 14 : 22-33
Yesus hadir pada saat mereka memerlukan pertolonganNya. “Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka:”Tenanglah”! Aku ini, jangan takut!” (ayat 27). Kata ”jangan takut”, memiliki arti beranilah, melangkahlah. Kata-kata Yesus ini sungguh meneduhkan jiwa murid-murid, membangkitkan keberanian, memberi pengharapan kepada mereka untuk diselamatkan dari badai itu.
Salah satu murid Yesus, yaitu Petrus mengenali suara-Nya. “Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: ”Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air” (ayat 28). Petrus percaya, bahwa kata-kata yang diucapkan oleh Yesus sungguh berkuasa. Apa yang akan diucapkan oleh Yesus, Petrus percaya, itu pasti akan terjadi. Yesuspun berkata pada Petrus: “Datanglah!”. Ucapan Yesus itu, membuat Petrus yakin sekali, dan dengan mantap, iapun berani untuk melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan ucapan Yesus itu. Pada saat Yesus katakan, “datanglah!”, angin masih berhembus, tiupan angin masih berhembus, tetapi Petrus berani melangkah keluar dari perahu itu. Petrus tidak terpengaruh oleh keadaan, yaitu pada tiupan angin yang sedang berhembus itu, matanya hanya tertuju pada Yesus dan ucapan Yesus. Dalam pikiran Petrus, hanya tertanam iman yang sangat kuat bahwa Yesus itu adalah penolong dan penyelamat. Sebab Petrus sangat mengetahui bahwa berada dekat Yesus itu aman.
Sebuah peristiwa yang tidak pernah dipikirkan, dirasakan tetapi bisa terjadi! Itulah jalan bersama Tuhan! Dimana ada Yesus di situ ada mujizat! Hidup ini menantikan mujizat! Jika Petrus ingin berjalan di atas air maka ia harus berani meninggalkan perahunya! Selama ia tidak punya nyali meninggalkan perahunya maka dapat dipastikan ia akan kehilangan moment yang spektakuler! Inilah syarat pertama dan utama untuk seseorang meninggalkan dirinya baru mendapat pribadi yang lain. Syarat dan ketentuan itu meski berlaku tidak bebas, sekalipun Yesus sangat simpati kepada kita bahkan menjadikan frend-nya kita tetapi kita tetap tidak hoky bila tidak mau meninggalkan perahu kehidupan kita sendiri.

Petrus melakukannya dengan mata tertuju kepada Yesus (Ibrani 12:2) ! Semua hal yang dilakukan dengan mata tertuju kepada Yesus bisa apa saja bahkan hal-hal yang belum pernah dipelajari! Petrus belum pernah belajar berjalan di atas air jangan belajar memikirkan saja juga belum pernah! Orang yang melakukannya dengan mata tertuju kepada Yesus akan sampai dalam satu kata yakni spektakuler! Namun sayang Petrus lengah ia lupa melihat Yesus ia sadar kembali kepada perahunya sendiri yakni melihat gelombang, tiupan angin maka dalam hitungan detik ia tenggelam!
Yesus dan Petrus bisa melakukannya karena memang mereka memiliki ilmu meringankan tubuh artinya ilmu bagaimana tidak tenggelam! Yesus tubuhnya sangat ringan terhadap dosa bahkan tidak ada satupun orang yang ketika ditantang Yesus,siapa yang membuktikan aku berdosa? tidak ada satupun yang berani menjawab.
Tetapi ketika dirasakannya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: ”Tuhan, tolonglah aku!”. Saat Petrus mengalihkan pandangan dan perasaannya pada tiupan angin itu, ia mulai ragu, bimbang, sehingga rasa percayanya hilang dan iapun mulai tenggelam, serta berseru kembali minta tolong kepada Tuhan. Segera Yesus mengulurkan tanganNya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” (ayat 31). Tuhanpun menolongnya. Ini mujizat kedua yang dialami Petrus, ia tidak tenggelam karena ditolong segera oleh Yesus. Mereka naik perahu dan anginpun reda.
Jangan biarkan keragu-raguan dan kebimbangan itu hadir dalam hidup kita, sekalipun nampaknya keadaan kita sedang sangat buruk, sangat tidak baik bahkan tidak ada harapan. Yakinlah dan beranilah, jangan takut sebab Allah selalu menyertai dan siap menolong kita, bahkan dalam kemustahilanpun Tuhan sanggup membuat menjadi mungkin. Petrus bisa berjalan di atas air tetapi juga bisa tenggelam jika tidak ditolong oleh Tuhan. Masalah bisa menjadi berkat bagi kita, tetapi bisa juga menjadi penderitaan. Tergantung pilihan kita, sebab di dalam segala hal Allah berkuasa untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang sungguh percaya kepada Dia.


Renungan Hari Minggu Exaudi, 16 Mei 2010

Berseru Pada Tuhan Dengan Pertobatan
Hakim-Hakim 10 : 10-16
Kitab Hakim-hakim dalam Perjanjian Lama memuat kisah menyedihkan tentang umat Allah yang terbelenggu dalam "lingkaran setan" pemberontakan, hukuman, pertobatan, dan pengampunan. Siklus ini terulang kembali setiap kali Allah selesai campur tangan. Apabila penderitaan datang menghampiri, barulah mereka berseru-seru kepada Allah: "Kata orang Israel kepada Tuhan, 'Kami telah berbuat dosa. Lakukanlah kepada kami segala yang baik di mata-Mu. Hanya tolonglah kiranya kami sekarang ini!'" (Hakim-hakim 10:15).
Kalau kita memperhatikan kehidupan umat Allah sejak keluaran dari Mesir, kecendrungan alami mereka nampak sangat jelas bahwa setelah mengalami pembebesan, pertolongan, pemulihan adalah kemerosotan rohani. Dalam Hakim-hakim 10:10-16 yang menjadi perikop renungan kita menyaksikan hal ini. Memang secara jelasnya kita harus membaca seluruh Hakim-Hakim pasal 10. Disebutkan setelah Hakim Yair mati, bangsa Israel melakukan apa yang jahat dimata Tuhan.
Akibanya sangat fatal. Allah murka kepada bangsa Israel sehingga membiarkan orang Filisten dan bani Amon berkuasa atas mereka. Dan hal ini berlangsung 18 tahun lamanya. Bukan hanya bangsa Israel yang ada di negeri orang Amori yang di Gilead di tindas dan di injak-injak. Dalam ayat 9 disebutkan bani Amon juga menyeberangi sungai Yordan untuk berperang melawan suku Yehuda, suku Benyamin dan keturunan Efraim, sehingga orang Israel sangat terdesak.

Akibat semua itu, bangsa Israel sungguh-sungguh menderita. Bisa kita bayangkan 18 tahun di tindas dan diinjak-injak. Seperti biasanya, setelah mengalami penderitaan demi penderitaan, bangsa Israel berseru meminta pertolongan Tuhan. Dan sungguh luar biasa, Allah masih berkenan memaafkan dan menolong mereka. Walaupun bangsa Israel sudah melakukan perbuatan yang sangat mendukakan hati Tuhan, yakni meneyembah ilah lain, namun ketika mereka berseru minta tolong dan diikuti sekap hidup yang bertobat, yakni membuang jauh-jauh allah asing yang telah mereka sembah Allah bertindak memberi pertolongan.
Gangguan ketakutan akan berakibat buruk bagi seluruh kehidupan. Terlebih lagi, jika gangguan itu menyangkut iman kepercayaan manusia. Di dalam kitab suci, hal ini ada banyak contoh yang menggambarkan bagaimana rasa takut dapat mempengaruhi sikap iman seseorang.

Barang siapa terkungkung oleh rasa takut, ia akan merasa kesulitan dalam menjiwai makna imannya. Bahkan, seandainya, ia rajin “mengunjungi” gereja. Akan tetapi, orang-orang beriman akan mampu mengatasinya, jika ia mau memperhatikan suara hatinya lebih mendalam lagi dan benar-benar berserah diri kepada Tuhan. Kita dapat memetik pelajaran berarti tentang ketakutan-ketakutan manusia. Sebenarnya, rasa ketakutan itu tidak perlu dianggap sebagai beban mendalam. Karena jika demikian, beban itu sendiri malah menjadi penghalang bagi kita untuk berbicara dan dekat dengan Allah. Sebaliknya, kita hendaknya membawa semua ketakutan, keluh kesah dan semua beban kehidupan kita kepada Tuhan dengan hati terbuka.
Jika kita menyadari apa yang telah kita perbuat di hadapan Tuhan, seharusnya kita malu karena begitu banyak pelanggaran yang kita lakukan dan begitu sering kita mengabaikan firman-Nya. Hebatnya, Ia masih peduli kepada kita dan hati-Nya selalu tergerak untuk memulihkan hidup kita.

Demikianlah yang dilakukan oleh seorang Bapa ketika Ia melihat kesukaran yang dialami oleh anak-anak-Nya. Hal ini yang harus kita sadari secara penuh bahwa kasih-Nya tak bisa diukur dengan apapun juga. Ia mencurahkan kasih-Nya gratis meskipun bagi kita yang telah melupakan Dia.

Renungan Hari Sabtu, 15 Mei 2010

Kuasa Yesus Kristus
Yohanes 3 : 13
Ketika YESUS bercakap-cakap dengan Nikodemus, IA menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang telah naik ke Sorga selain YESUS, yaitu ALLAH yang telah turun dari Sorga mengambil rupa sebagai manusia.
Kenaikan YESUS ke Sorga membuktikan bahwa IA benar-benar ALLAH. Hal ini sangat penting bagi orang beriman. Sebab banyak orang menganggap YESUS adalah manusia teladan, nabi terbesar, orang yang dipakai ALLAH untuk melakukan mujizat. YESUS memang nabi, namun YESUS bukan manusia; YESUS adalah ALLAH yang telah turun ke dunia dan telah kembali ke Sorga. Karena YESUS adalah ALLAH sendiri, kenaikan YESUS ke Sorga merupakan kepastian atau jaminan bagi kita untuk mendapatkan bagian di dalam kerajaan-NYA di Sorga. Kristus mengklaim dirinya sebagai pribadi yang memiliki kunci maut dan kerajaan maut. Wahyu 1:18 mengatakan dan Yang Hidup, Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut. Siapakah yang pernah memproklamirkan sebuah kemenangan setelah kematianNya? tidak seorangpun melakukannya selain Yesus Kristus.

Kemenangan ini dimeteraikan dengan kalimat segala kuasa di langit dan di bumi semua ada ditanganKu (Mat 28:18).
Menurut iman mistisisme Yahudi (tolong koreksi bahasa indonesianya), Surga dibagi jadi 7 region , urutannya mulai dari yg terendah (terdekat dgn kita) :
1) Shamayim, menjadi tanggung jawab Archangel Gabriel
2) Raquia, tanggung jawab Malaikat Zachariel , Raphael, dan Nuriel (yg menurut mistisisme Yahudi , merupakan malaikat raksasa)
3) Shehaqim , dibawah Malaikat Anahel. Disinilah tempatnya taman Eden menurut iman mistisisme Yahudi.
4) Makhonon, tempat Archangel Mikhael, dan juga tempat Jerusalem baru.
5) Makhon, tempat Samael dan juga malaikat2 yg dalam iman Kristen disebut Iblis. Jangan heran, sekali lagi, iman Yahudi tidak mengenal konsep Iblis. Samael dan lain2 hanya merupakan "jaksa" Tuhan yg mencobai manusia.
6) Zebul
7) Araboth, tempat tahta Tuhan dan tempat malaikat2 Seraphim, Cherubim, & Ophanim, sekaligus tempat roh2 orang yg belum dilahirkan.
Dalam bahasa Ibrani, kitab 2 Kings tersebut menyebut surga tempat kemana Elijah dibawa sebagai Shamayim. Newadvent benar menyebut ini surga yg terendah. Newadvent tidak salah, karena mereka membaca sesuai konteks saat kitab perjanjian lama tersebut ditulis. Bahwa Surga dilihat sebagai bertingkat sesuai mistitisme Yahudi terlihat juga dalam tulisan Paulus.
Ketika kita menggunakan istilah surga secara sempit tanpa mengingat penggunaan literal istilah ini dalam kebudayaan Yahudi kita akan senantiasa dalam masalah. Bagi kita cukuplah bahwa Elia diangkat Allah ke tempat yang khusus, dia dipisahkan dari dunia ini tempat tinggal manusia. Langit menunjukkan tempat yang tinggi. Tapi lebih dari itu Kitab Suci tidak bicara apa-apa lagi apakah Elia ada di dalam bait Suci Surgawi atau tidak. Yang jelas, surga/langit yang dimaksud bukan tempat orang mati (sheol) karena dalam pandangan kosmis Yahudi, berada di bawah bumi, tempat yang rendah. Kalau demikian apa dan mengapa Allah meninggikan tokoh-tokoh tertentu seperti Elia, Enoch dan Melkisedek sedemikian rupa? Kalau kita tidak sampai pada satu jawaban yang memuaskan soal tujuan karunia tersebut cukup saja jika kita lihat sebagai wujud kebebasan Allah mengaruniakan apa yang ingin Dia berikan.
"Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau--entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya--orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga." (2Kor. 12:2).Tapi dalam bahasa Ibrani, seperti juga bahasa Inggris, langit dan surga memiliki makna yang berpadanan dan saling dipertukarkan (sky-heaven), walaupun dalam pemakaian bahasa Inggris modern sudah mulai memiliki segregasi makna, tapi yang lebih klasik segregasi makna ini lebih lepas. Demikian dalam konsepsi Yahudi langit dilihat sebagai tempat Allah, para malaikat dan benda-benda langit bersemayam. Bahwa Elia diangkat ke surga dalam pengertian ini jelas bahwa Elia diberi tempat khusus oleh Allah, tapi tanpa penjelasan lebih lanjut. Walau demikian, kita harus ingat senantiasa bahwa Allah bertindak di luar waktu. Bagi Allah hanya ada keabadian. Karena itu, adalah suatu kemungkinan bagi Allah untuk memberikan rahmat penebusan yang mengalir dari Yesus kepada siapa saja Ia berkenan.



Renungan Hari Jumat, 14 Mei 2010

Anda Gambar Wujud Allah
Ibrani 1 : 3

Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi.
Surat Ibrani merupakan sebuah surat yang berisi teguran dan nasihat. Sekalipun demikian nasihat-nasihat yang ada di dalamnya bukanlah merupakan surat-surat tanpa dasar yang kuat. Nasihat-nasihat tersebut berdiri di atas dasar yang sangat kokoh yaitu Yesus Kristus sendiri, di mana Yesus Kristus mengadakan pembaharuan dalam praktek hidup maupun dalam kultus religius (ibadah orang Yahudi). Dengan demikian tentulah kita dapat melihat kebenaran tentang Yesus Kristus di dalam surat Ibrani ini.
Ayat ini berbicara tentang Pribadi Tuhan Yesus Kristus! Yesus adalah ‘Firman Allah’ yang telah menyucikan hidup kita dan membebaskan kita dari segala bentuk penjajahan dosa, oleh kurban-Nya di Kalvari. Yesus adalah agen Allah dalam penciptaan maksudnya adalah bahwa Yesus terlibat dalam tindakan penciptaan dunia ini (dalam bahasa Yunani ini ditulis dalam bentuk aktif). Kalau Ia Cuma manusia biasa tidak mungkin menjadi agen Allah dalam penciptaan. Inilah kemanusiaan Yesus yang nampak dalam surat Ibrani. Donald Gutrie mengatakan bahwa pada saat yang sama penulis surat Ibrani memperlihatkan Anak Allah yang mencerminkan kemuliaan Allah dan juga manusia yang dicobai seperti kita dan dapat menunjukkan hal-hal tersebut dalam diri Yesus Kristus.

Yang dimaksudkan dengan Ia disini adalah Yesus, yang lahir dan datang ke dalam dunia ini untuk menyelamatkan dunia seisinya. Sebagai orang Kristen atau Katolik atau yang percaya kepada Yesus, Penyelamat Dunia, kita dipanggil untuk meneladan Dia dengan menjadi gambar Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-firmanNya yang penuh kekuasaan. Firman Tuhan antara lain dapat kita temukan di dalam Kitab Suci atau dalam kehendak baik yang ada dalam setiap pribadi manusia, yang diciptakan sebagai gambar atau citra Allah.
Maka dalam hidup mendunia atau mengelola dan mengurus hal-hal duniawi, selain berpedoman pada firman Tuhan sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci, marilah kita lihat, fahami, tangkap dan imani kehendak-kehendak baik dalam diri sesama dan saudara-saudari kita dimanapun dan kapanpun. Kehendak baik tersebut dapat merupakan perwujudan kasih dan berupa keutamaan-keutamaan seperti sabar, murah hati, tidak cemburu., tidak memegahkan diri dan tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain (lihat: 1Kor13:4-5) Siapapun yang menghayati keutamaan-keutamaan di atas ini hemat saya dapat menjadi cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah, sehingga yang bersangkutan senantiasa bahagia, damai sejehtera serta memikat, menarik dan mempesona bagi sesamanya. Semoga kita semua tumbuh berkembang menjadi pribadi yang memikat, menarik dan mempesona melalui atau dalam kesibukan pengelolaan atau pengurusan hal-hal duniawi dalam tugas pekerjaan, jabatan atau fungsi kita, entah di dalam keluarga, masyarakat, tempat kerja.

Renungan Hari Kamis, Pesta Kenaikan Tuhan Yesus

Menjadi Saksi Kuasa Yesus
Lukas 24: 44-53
Selama empatpuluh hari sebelum Yesus naik ke surga, Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara dengan para murid agar mereka dengan setia melanjutkan pemakluman Kerajaan Allah secara utuh. Tentu dalam penugasan kepada para murid, Yesus tidak melepaskan begitu saja. Ia akan melengkapi dengan “kekuasaan dari tempat yang tinggi” Mereka akan didampingi Roh Kudus dalam mewartakan Yesus kepada segala bangsa. Yesus menyiapkan mereka dengan sempurna agar pewartaan pertobatan dan pengampunan dosa dalam nama-Nya berjalan terus. Dengan persiapan penuh itu para murid akan mampu mewartakan pesan Yesus tersebut sampai ke seluruh penjuru dunia. Para murid akan penuh semangat bisa mewartakan dan menceriterakan kepada banyak orang bahwa selama hidup-Nya di dunia, Tuhan Yesus telah menerima pendosa dan mewartakan pengampunan dosa. Para murid juga menceriterakan kepada banyak orang bahwa Tuhan Yesus telah wafat dan bangkit. Para murid bisa mengungkapkan semua kesaksian-kesaksian itu karena mereka memang melihat, mereka mendengar dan mereka mengalami tentang kehidupan Yesus, lebih-lebih tentang kesengsaraan dan kebangkitan-Nya.

Para murid terkesima dengan peristiwa Tuhan Yesus yang terangkat ke sorga. Mereka terus menatap ke langit. Jadi walaupun Tuhan Yesus telah lenyap dari pandangan mereka, mereka terus melihat ke atas. Karena mereka terus menatap ke atas, maka mereka melupakan tugas yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus untuk kembali ke Yerusalem. Tuhan Yesus berkata: “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan BapaKu. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi” (Luk. 24:49). Sikap para murid ini seringkali menjadi ciri dari beberapa orang-orang Kristen yang sering terus-menerus menatap ke dunia imaginer tentang sorga, tetapi mereka melupakan tugas dan tanggungjawab yang riel di masa kini. Karena itu mereka sering tidak tangguh dan tabah menghadapi kesulitan hidup ini. Mereka kemudian melarikan diri ke dunia imaginer tentang keselamatan di sorga nanti.
Di tengah-tengah kesulitan kehidupan yang kini makin bertambah berat dan kompleks, kita dapat melihat bahwa ibadah atau kebaktian di berbagai gereja makin dihadiri banyak orang. Kita bersyukur manakala mereka digerakkan oleh kerinduan dan sikap kasih yang antusias kepada Tuhan. Tetapi manakala di antara kita banyak yang menjadikan ibadah sebagai tempat pelarian dalam dunia imaginer rohani, maka melalui kebaktian kenaikan Tuhan ini kita dipanggil untuk teguh berjuang ke dalam kehidupan riel di masa kini.
Umat Kristen tidak boleh menjadi orang-orang yang mudah menyerah, tidak ulet dan akhirnya gagal dalam perjuangan hidup sehari-hari. Malaikat Tuhan telah menegur para murid Tuhan Yesus yang terus menatap ke awan-awan, yaitu: “Mengapa kamu berdiri melihat ke langit?” Untuk mewujudkan kehadiran Kerajaan Allah yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus, kita tidak boleh berpaling dari persoalan dan masalah dalam kehidupan riel yang terjadi di dalam keluarga, pekerjaan, pelayanan gerejawi dan kehidupan bermasyarakat. Sebaliknya dalam kuasa kebangkitan Kristus yang makin diteguhkan dalam peristiwa kenaikan Kristus ke sorga, selaku umat percaya kita justru dipanggil untuk memaknai hidup kita di masa kini dan di sini.
Manakala kita mengabaikan prinsip iman ini sesungguhnya kita telah melalaikan tanggungjawab umat percaya di dalam dunia ini. Filsuf Nietzsche (1844-1900) pada masa hidupnya pernah mengungkapkan rasa muaknya kepada orang-orang Kristen. Karena dia sering melihat orang-orang Kristen dalam menghayati imannya dengan sikap kehendak yang lemah, tidak memiliki daya juang, mengedepankan sikap tidak berdaya, cenderung melarikan diri dari kenyataan, pribadi yang “sakit-sakitan”, dan bertindak pengecut. Kritik dari Nietzsche tersebut perlu kita respon secara positif, karena di balik ucapan kritik Nietsche yang sangat pedas itu ternyata mengandung pula kebenaran yang mana kita selaku gereja belum melakukan apa yang telah diperintahkan oleh Tuhan, yaitu menjadi saksi yang penuh Roh Kudus di tengah-tengah kehidupan yang nyata.
Pesan Yesus menjelang kenaikan ke surga, kiranya bukan ditujukan kepada para murid saja, tetapi juga ditujukan kepada kita semua yang mengaku menjadi murid-murid-Nya. Maka kita masing-masing dan juga sebagai kesatuan dalam kelompok, menjadi saksi Tuhan sendiri. Menjadi saksi Tuhan yang telah wafat dan bangkit, yang mengampuni semua manusia agar semua manusia berbahagia bersama Bapa. Sama seperti para rasul, kita pun dibimbing dan diberi bantuan oleh Roh Kudus. Dengan begitu, tidak ada alasan bagi kita untuk merasa takut untuk memberi kesaksian pertobatan dalam hidup kita. Perubahan cara hidup yang lebih selaras dengan semangat kasih merupakan salah satu bentuk pewartaan kita. Marilah kita menjadi saksi Tuhan dengan menghayati hidup dalam semangat kebangkitan Tuhan, dan hidup dalam semangat pengampunan Tuhan.

Renungan Hari Rabu, 12 Mei 2010

Tidak Bosan Berdoa
1 Tessalonika 5 : 17

Tetaplah Berdoa !

Banyak dari kita pasti belum terpikir untuk mendoakan semua itu. Cobalah sekali-kali kita lakukan, maka anda akan tetap berdoa kapanpun, tentang apapun, dalam kedaan apapun dan dimanapun anda berada. Dan lega rasanya kalau dilakukan, karena dengan demikian hidup kita tetap berhubungan / terkoneksi dan berkomunikasi dengan TUHAN.
Dengan hidup terkoneksi dengan TUHAN, akan membuat kita menyadari bahwa TUHAN selalu bersama kita dalam keadan susah maupun senang, dimanapun dan kapanpun. Dalam pada itu mintalah apa saja yang kamu kehendaki dan kamu akan menerimanya dari TUHAN. Percayalah Tuhan pun berkehendak demikian dan janganlah kita ragu melakukannya : Tetaplah berdoa !!
Pada saat kita mengalami ketakutan, kita tidak mencari pertolongan kepada orang lain atau kuasa kegelapan, tetapi mengutamakan iman bahwa kita memiliki ALLAH yang berkuasa mengatasi ketakutan, maka ALLAH akan memperhatikan hidup kita. Pada saat kita datang kepada DIA dalam doa yang penuh dengan iman, DIA pasti akan menjawab dan menolong kita. Dengan bersenjatakan kuasa Firman ALLAH, siapa yang dapat membuat kita takut?

Setiap doa yang kita naikkan dengan iman kepada kuasa TUHAN pasti akan mendapat jawaban dari DIA. Karena Firman TUHAN sendiri sudah mengatakan bahwa barang siapa yang meminta apa yang diperlukan dalam Nama TUHAN YESUS, DIA akan menyediakan sesuai dengan kehendak-NYA. Apakah setiap doa pasti mendapat jawaban dari TUHAN? Tidak semua doa mendapat jawaban dari TUHAN. Karena doa yang benar sangat tergantung pada hati masing-masing orang yang berdoa. Apakah hati kita memiliki Firman TUHAN atau tidak. Apakah kita benar-benar memiliki iman kepada TUHAN yang hidup atau tidak. Dan apakah kita benar-benar sudah mengenal siapa TUHAN ALLAH yang sebenarnya atau tidak?
Jika kita rindu untuk menerima jawaban atas doa-doa kita, hal-hal di atas harus ada dalam diri kita. Karena itu kita harus berbakti dan beribadah dengan sebaik-baiknya serta berusaha untuk mendapatkan pengajaran Firman ALLAH yang benar dan murni, sehingga kita dapat mengenal siapa TUHAN YESUS yang sebenarnya. Dengan demikian kita akan tertolong dari setiap masalah dan ancaman yang kita hadapi. Dan kitapun akan selalu memuji TUHAN dengan segenap hati kita atas setiap hal yang terima dari DIA. Sekalipun persoalan yang kita hadapi kita anggap begitu rumit, tetapi tidak ada yang mustahil bagi ALLAH. Maka dari itu, jangan pernah kita merasa bosan untuk berdoa, sebab IA tidak pernah bosan untuk mendengarkan segala doa yang kita naikkan kepada-NYA sebab IA adalah ALLAH yang penuh kasih.


Renungan Hari Selasa, 11 Mei 2010

Meminta Dalam Doa
Matius 7 : 8

Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Tidak salah memang meminta kepada Tuhan, tapi seringkali kita terlalu fokus kepada kebutuhan duniawi yang instan ketimbang kebutuhan yang lebih penting. Kita akan lebih suka meminta kekayaan, mobil, hp baru, rumah dan sebagainya ketimbang minta diberkati dalam pekerjaan supaya berhasil. Kita akan lebih mudah meminta kesembuhan setelah sakit ketimbang komitmen untuk secara rutin berolahraga dan menjaga kesehatan sejak dini. Kita berdoa minta kelulusan tapi lupa meminta hikmat Tuhan turun atas kita ketika sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian. Kita selalu boleh datang kepada Tuhan untuk meminta sesuatu, tapi alangkah lebih baik jika kita mengetahui terlebih dahulu apa yang harus kita minta. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan. Ada kalanya Dia tidak mengabulkan permintaan itu, dan itu bukan karena Tuhan pilih kasih, berat sebelah atau menutup telingaNya dari kita. Bukan karena tidak peduli tapi justru karena Dia sayang kepada kita. Terkadang kita tidak tahu bahwa yang kita minta bisa membawa kita ke dalam kejatuhan. Kita hanya melihat kulit luarnya yang nikmat, sedangkan isinya yang berpotensi menjauhkan kita dari Tuhan tidak kita lihat. Tidak heran ketika kita hanya diberi satu kesempatan untuk meminta sesuatu, kita pun akan bingung menentukan pilihan.

jika kita merasa tak sanggup lagi untuk menghadapi persoalan yang demikian menghimpit diri, kenistaan yang demikian memalukan hati, keterpencilan yang demikian menikam jiwa, mintalah kepada-Nya, berharaplah kepada-Nya dan percayalah kepada-Nya. Dan Dia akan hadir dalam diri sesama kita, dalam diri orang-orang yang mungkin kita lupakan. Carilah dan ketoklah hati mereka. Berusahalah, berjuanglah, maka kelak kita akan menemukan keajaiban. Bukan keajaiban yang mendadak seperti yang kita angankan, tetapi keajaiban setelah perjuangan panjang kita. Saat itu, kita akan merasa lega. Merasa puas dan bahagia. Karena Dia telah mengatakan pada kita, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." (Mat 11: 28 – 30)
Jika Anda mengalami kegagalan sebelumnya, sekarang saatnya Anda harus mengambil sikap positif. Pelajari letak kegagalan Anda dan mulai ambil langkah yang baru dengan sikap yang baru. karena Allah kita adalah Allah yang merestorasi. Selalu ada jalan jika Anda mencari Dia. Sampai kita benar-benar tekun mencari dan mengejar Dia, maka kehidupan kita tidak akan berubah. Kejar Tuhan, karena Tuhan suka memberi upah pada yang tekun memburu-Nya.

Renungan Hari Senin, 10 Mei 2010

Doa Yang Dikabulkan
Markus 11: 24
Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.
Beranikah kita mengatakan bahwa hidup ini tak pernah menghadapi masalah? Jangankan yang hidup, orang matipun tidak bisa mungkin lari dari masalah. Dunia ini sudah di cemari dengan masalah sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Dari zaman Adam – nabi – rasul dan globalisasi masalah itu tetap dihadapi. Adakah masalah yang tak terselesaikan sebagai orang yang percaya akan Tuhan? Kesemuanya itu tergantugn bagaimana hubungan kita dengan Tuhan dan firman-Nya. Pemazmur berkata : (Mazmur 118:5).
Yesus memberi peluang dan pengharapan: (Matius 11:28). Percaya yang menerima bukanlah iman yang dihasilkan oleh manusia tapi diberikan kepada hati yang percaya oleh Allah. Kadang-kadang jawaban atas permohonan yang diinginkan iman datang segera tapi disaat lain tidak. Namun doa yang dipanjatkan telah didengar dan permohonan itu aka dikabulkan. Ketidakpastiannya menyangkut waktu penggenapannya, bukan pengabulannya. Doa dengan iman harus dilandaskan pada kehendak Allah.

Marilah kita sebagai anak-anak Tuhan memiliki pengenalan yang sebenarnya akan Tuhan dan segala kemampuanNya. Seringkali kita gagal mengalami mukjizat, pemulihan, atau lawatan Tuhan justru dari kegagalan kita sendiri untuk percaya. Keraguan kita sendirilah yang menghambat turunnya mukjizat Tuhan secara nyata. Seringkali kita terlalu sibuk mempergunakan kemampuan daya pikir kita yang terbatas ini dan membatasi Tuhan untuk bekerja leluasa sebebas-bebasnya dalam hidup kita. Kita meragukan kuasaNya, dan tidak mengijinkan Tuhan melakukan pekerjaanNya yang dahsyat dan ajaib. Akibatnya kita tidak pernah mengalami sesuatu perkara besar dalam diri kita. Bukan karena Tuhan tidak peduli, namun ternyata karena kita gagal memiliki iman yang percaya penuh kepadaNya. Bila kita percaya, yakinlah bahwa tidak ada satupun hal yang mustahil bagi Tuhan. Dan yakinlah bahwa semua itu akan kita terima. Alami pengalaman luar biasa bersama Tuhan lewat kepercayaan penuh kita kepadaNya.
Berdoa bukanlah pekerjaan rodi, melainkan kebutuhan dan keinginan yg keluar dari hati nurani kita, sama seperti juga keinginan untuk berkomunikasi dgn orang yg kita kasihi. Maka dari itulah berbahagialah orang yg bisa berdoa. Kalau kita merasa terpaksa untuk berdoa lebih baik jangan berdoa sama sekali, sebab doa bukanlah kewajiban melainkan keinginan. Orang yg berdoa adalah orang yg selalu menpunyai pengharapan kepada siapa ia masih bisa memohon dan mengharap, disamping itu kita akan selalu mempunyai tempat, kepada siapa kita bisa berbagi rasa suka maupun duka, bahkan dgn sabarnya Allah selalu mau mendengar keluhan maupun permohonan kita - Apa saja, Kapan saja dan Dimana saja - doa kita panjatkan, akan selalu didengar olehNya.


Renungan Epistel Minggu Rogate, 9 Mei 2010

Mendoakan Bangsa Dan Negara
1 Timoteus 2 : 1-7
Apa arti memberikan nyawa menjadi tebusan bagi banyak orang? Nyawa adalah yang menghidupi dan menggairahkan serta membuat dinamis ‘tubuh’, sehingga tubuh fuingsional untuk kebahagiaan dan keselamatan tubuhnya sendiri. Secara konkret nyawa rasanya menjelma menjadi harapan-harapan (bukankah harapan menggairahkan atau membuat kita hidup secara dinamis?). Maka memberikan nyawa menjadi tebusan bagi banyak orang juga dapat berarti mempersembahkan harapan demi kebahagiaan dan kesejahteraan banyak orang. Sebagai pemimpin atau penguasa hal itu antara lain berarti ia harus memiliki harapan atau cita-cita agar rakyat/umat atau yang dipimpin dan dikuasai menjadi bahagia dan damai sejahtera, yang menjadi nyata dalam cara hidup dan bertindak seorang pemimpin. Ia senantiasa bersama dengan dan berpihak pada rakyat/umat. Salah satu tanda keberhasilan atau kesuksesan seorang pemimpin adalah rakyat/umat yang dipimpin hidup bahagia, damai sejahtera lahir dan batin, jasmani dan rohani.
Apa yang pernah dilakukan Daniel sekian ribu tahun yang lampau. Pada saat itu Daniel menyadari betapa porakporandanya bangsanya. Apa yang dilakukan Daniel? Hanya apatis saja? Itu bisa saja dia lakukan, mengingat dia bukanlah termasuk salah satu dari orang yang berbuat kejahatan di mata Tuhan. Tapi lihatlah bahwa Daniel mengambil waktu untuk berdoa bukan difokuskan untuk dirinya sendiri tetapi untuk bangsanya. Bacalah seluruh isi doa Daniel yang tertulis dalam Daniel 9:1-19. Sungguh menarik melihat bahwa Daniel menggunakan kata "kami" dan bukan "mereka". Daniel memiliki sebuah kerendahan hati untuk tidak bermegah diri meski dia sendiri sudah mengaplikasikan hidup benar dan akrab dengan Tuhan sejak semula. Daniel mengasihi bangsanya. Ia peduli. Ia tahu bahwa ia merupakan bagian dari bangsanya. Jika bangsanya menderita, ia pun akan turut menderita. Sebaliknya jika bangsanya makmur dan sejahtera, maka ia pun akan menjadi bagian yang bisa menikmati itu. Daniel mengerti bahwa meski ia tidak berbuat satupun kesalahan, tapi biar bagaimanapun ia tetap merupakan bagian yang terintegrasi dengan bangsa yang saat itu tengah memberontak, tengah berperilaku fasik, bangsa yang bergelimang perilaku menyimpang dan dosa. Selain itu, Daniel sadar betul bahwa jika bukan dia, siapa lagi yang harus berdoa agar malapetaka dan murka Tuhan dijauhkan dari bangsanya? Maka lihatlah bagaimana Daniel berdoa.

Sudahkah kita menjadi anak-anak Tuhan yang tidak egois, tidak apatis dan peduli dengan kemakmuran serta kemajuan bangsa kita? Sudahkah kita ambil bagian sesuai porsi kita, setidaknya berdoa syafaat bagi bangsa kita? Sebagai anak bangsa, sudah selayaknya kita peduli dan turut mendoakan bangsa dan negara kita. Dalam surat untuk Timotius, Paulus mengatakan demikian: "Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan." (1 Timotius 2:1-2). Mengapa demikian? "Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran." (ay 3-4). Tuhan tidak ingin satupun dari kita untuk binasa, Dia tidak pernah bersenang hati melihat kehancuran sebuah negara dan bangsa, karena Dia adalah Bapa yang penuh kasih. Keselamatan sudah dianugerahkan lewat Kristus untuk semua bangsa, semua golongan, semua ras, tanpa terkecuali. Tapi bagi yang sudah selamat, sudahkah kita meluangkan waktu untuk mendoakan bangsa kita sendiri? Kuasa doa itu sesungguhnya amat besar, apalagi jika dilakukan oleh orang yang benar. "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b).
Doa syafaat adalah seruan permohonan kepada Tuhan atas nama pihak lain. Tuhan memedulikan doa semacam ini. Abraham berseru kepada Tuhan atas nama Lot, dan Lot pun diselamatkan. Tuhan ingat seruan Abraham. Kita pasti pernah, atau bahkan sedang diberkati karena seseorang mendoakan kita. Namun, sebaliknya, biarlah ada seseorang yang juga diberkati karena Allah ingat akan doa-doa kita untuknya. Marilah kita mendoakan bangsa dan negara kita agar dalam keselamatan, damai sejahterah.

Renungan Hari Minggu ROGATE, 9 Mei 2010

Selalu Berdoa
Bilangan 14 : 11-20

Tuhan YESUS tidak akan membiarkan umat-Nya mengalami masalah melebihi kemampuan diri kita yang terbatas ini. Tuhan tahu sampai seberapa jauh batas kemampuan diri kita dalam memecahkan masalah yang kita hadapi. Dalam menyikapi permasalahan hidup yang terjadi, ingatlah apa yang dikatakan oleh Yesaya 41:10 yang menulis demikian: "Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan"
Kekuatan dan pertolongan YESUS KRISTUS akan memampukan diri kita untuk bangkit dalam memecahkan masalah hidup yang kita alami. Tuhan YESUS akan memampukan diri kita mencari jalan keluar dan solusi yang terbaik dalam memecahkan permasalahan hidup yang kita alami. Janganlah kita putus asa dalam menghadapi permasalahan hidup yang terjadi tersebut,dan juga jangan terlalu dipikirkan dengan serius permasalahan hidup tersebut. Ketidaksanggupan diri kita dalam menghadapi permasalahan hidup, bisa menambah beban pikiran, akhirnya lama kelamaan menjadi stress. Jangan terlalu mendalam memikirkan permasalahan hidup yang menimpa diri kita. Ingatlah akan kekuatan doa yang kita panjatkan kepada Tuhan. Doa yang dipanjatkan dari hati yang tulus dan jiwa yang berserah penuh kepada Tuhan, akan dikabulkan oleh Tuhan. Matius 11:28 berkata demikian: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu"

Sebagai orang Kristen, kita seharusnya percaya bahwa permasalahan hidup yang menimpa diri kita, Tuhan ijinkan terjadi atas diri kita agar kita dapat memiliki karakter serupa dgn YESUS. Dan juga agar mental kita menjadi kuat, tahan goncangan ketika di lain hari kita kembali didera masalah hidup. Yakinlah bahwa Tuhan mempunyai RANCANGAN HIDUP yang indah bagi kita, jadi ketika kita mengalami permasalahan hidup, berpikirlah positif dan serahkanlah semua permasalahan hidup tersebut ke dalam tangan Tuhan. Yakobus 1:2-4 berkata demikian: "Anggaplah sbg suatu kebahagiaan jika kamu jatuh dalam berbagai pencobaan. Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu mjd sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun"
Karena itu Dia mengajarkan agar kita mengikuti teladan kemurahan hatiNya, supaya kita tidak menahan berkat yang harus kita salurkan kepada orang yang membutuhkan pertolongan kita (Amsal3:27). Bagi orang yang melakukan firmanNya tersedia berkat yang bukan sekedar berkat biasa, tetapi berkat seratus kali lipat. “Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat.”

Renungan Hari Sabtu, 08 Mei 2010

Semakin Behikmat
Kolose 3 : 16
Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
Jika Anda menuruti prinsip membaca Alkitab, sejangka waktu kemudian, pengetahuan Alkitab Anda pasti banyak bertambah. Kalau mungkin, setiap hari menghafal satu ayat atau dua ayat. Pada permulaannya, selalu memerlukan sedikit paksaan, melakukan satu perkara yang ditentukan, setelah sejangka waktu baru bisa mendapatkan bantuan. Selain pembacaan Alkitab secara pribadi, jika berjumpa dengan saudara saudari dan berkumpul bersama, juga boleh bersama-sama membaca sepotongan Alkitab. Saudara saudari saling menghafal Alkitab juga bisa mendatangkan satu faedah yang besar. Terhadap satu ayat Alkitab Anda tidak paham, begitu ditaruh di mulut orang lain dan dihafalkan, Anda bisa memahaminya.
Kelihatannya ini aneh, tetapi ini fakta. Ketika saudara saudari berhimpun bersama, bisa mendapatkan terang, mendapatkan terang yang tidak bisa didapatkan secara individu. Karena itu, sering kali, ketika saudara saudari berkumpul bersama, paling baik jangan mengobrol, kita boleh membuka Alkitab dan membaca, tidak diuraikan juga tidak mengapa. Seorang membaca semua mendengar, ini boleh; bergiliran membaca, juga boleh, Anda membaca pasal yang Anda baca hari ini sekali, saya membaca yang saya baca satu pasal, juga boleh. Membaca secara demikian bisa membuat Anda mendapatkan barang-barang yang ada di dalam Roh Kudus. Bagaimanapun Alkitab harus sering dibaca, banyak dibaca, dibaca hafal, dibaca teliti, dibaca secara terencana, demikian baru bisa dengan kaya limpah menyimpan perkataan Allah di dalam hati.

Mari kita periksa diri kita hari ini. Apa yang mendominasi isi doa kita? Sudahkah kita benar-benar bersyukur atas perlindungan dan penyertaan Tuhan? Apakah porsi permohonan kita masih jauh lebih banyak dibanding ucapan syukur? Meminta Tuhan memberkati hidup, keluarga, pekerjaan atau pelayanan kita berikut daftar-daftar permintaan yang lebih rinci memang tidak salah. Tapi adalah salah jika kita hanya tahu meminta tanpa berterimakasih dan bersyukur. Tidak saja sekedar mengucap syukur, tapi berikan pula mazmur, puji-pujian kepada Tuhan.
Meskipun saat ini kita masih berhadapan dengan kejadian yang seolah merugikan, ingatlah bahwa Tuhan itu selalu baik dan tidak pernah berubah. Berkali-kali Dia sudah membuktikan mukjizatNya, dan jika dulu Dia bisa, sekarang pun sama. Tuhan tetap sanggup mengubah masalah seberat apapun menjadi kebahagiaan. Doa dengan ucapan syukur merupakan doa yang dinaikkan dengan iman, yang percaya bahwa Tuhan sanggup mengubahkan keadaan apapun. Karenanya, berhentilah mengisi setiap doa dengan keluh kesah dan permintaan tanpa henti. Gantilah dengan ucapan syukur, dan Tuhan akan menjawab doa-doa anda.


Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...