Kamis, 23 September 2010

Renungan Hari Jumat, tgl. 24 September 2010

Harmoni Keluarga Kristen
Amsal 17 : 6
Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang mereka.
Orang-tua harus memandang anak-anaknya sebagai anak-anak Allah, dan menghormati mereka sebagai pribadi-pribadi manusia. Mereka mendidik anak-anaknya agar mereka mematuhi hukum Allah, apabila mereka sendiri patuh kepada kehendak Bapa di surga.  Orang-tua adalah orang-orang pertama yang bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya. Pada tempat pertama mereka memenuhi tanggung jawab ini, kalau mereka menciptakan satu rumah keluarga, di mana terdapat kemesraan, pengampunan, penghormatan timbal balik, kesetiaan, dan pengabdian tanpa pamrih.
Pendidikan kebajikan mulai di rumah. Di sini anak-anak harus belajar kesiagaan untuk berkurban, mengambil keputusan yang sehat, dan mengendalikan diri, yang merupakan prasyarat bagi kebebasan sejati. Orang-tua harus mengajar anak-anak, "membawahkan aspek-aspek jasmani dan alamiah kepada segi-segi batiniah dan rohani". Orang-tua mempunyai tanggung jawab yang besar, supaya memberi contoh yang baik kepada anak-anaknya. Kalau mereka dapat mengakui kesalahannya kepada mereka, mereka lalu lebih mudah dapat membimbingnya dan menegurnya.
Rumah keluarga adalah lingkungan alami, tempat anak-anak harus dilatih, untuk solidaritas dan tanggung jawab bersama. Orang-tua harus mendidik anak-anaknya, supaya melindungi mereka dari kelonggaran-kelonggaran palsu dan dari kehilangan martabat yang membahayakan tiap masyarakat manusia.  Oleh rahmat Perkawinan, orang-tua mendapat kewajiban dan kehormatan untuk menyampaikan Injil kepada anak-anaknya. Mereka sebagai "pewarta iman pertama" harus secepat mungkin mengantar anak-anaknya masuk ke dalam misteri iman, dan sudah membiasakan mereka sejak usia anak-anak kepada kehidupan Gereja. Cara hidup di dalam keluarga, dapat membentuk sikap mental, yang selama hidupnya di kemudian hari menjadi prasyarat dan penopang bagi iman yang hidup. Pendidikan iman oleh orang-tua sudah harus mulai sejak usia anak-anak. Ia mulai dengan kebiasaan, bahwa anggota-anggota keluarga saling membantu, supaya dapat tumbuh di dalam iman melalui kesaksian hidup yang sesuai dengan Injil. Katekese keluarga mendahului semua bentuk pelajaran iman yang lain, menyertainya dan memperkayanya. Orang-tua menerima pengutusan Tuhan untuk mengajar anak-anaknya berdoa dan mengajak mereka menemukan panggilan mereka sebagai anak-anak Allah. Sehinga terwujud suatu keluarga yang saling mengasihi, atau harmoni keluarga yang berbahagia.

Rabu, 22 September 2010

Renungan Hari Kamis, tgl. 23 September 2010


Menghormati Orang tua
Keluaran 20 : 12
Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu.
                Tuhan menyerahkan anak-anak pada orangtua, dan orangtua harus menyadari perannya sebagai representatif Tuhan, dan anak adalah pusaka yang Tuhan karuniakan dan yang akan Dia hakimi, bahkan mungkin ada anak yang akan Dia lemparkan ke neraka untuk selamanya, karena kita bukan memberitakan injil padanya, malah merusak dia.  
                Kesadaran yang serius ini membuat cara kita mendidik anak menjadi berbeda. Setiap kali saya memandang anak yang sedang merangkak, saya bukan hanya melihat dia, tapi dia akan menjadi leluhur bagi jutaan orang, apa jadinya kalau dia tak mendengar injil. Perintah: hormatilah orangtuamu ini bukan ditujukan pada orangtua melainkan pada anak. Bukankah the parents are the representativeof God, mengapa the commandment is given to the children, mengapa Tuhan bukan mengatakan: hai orangtua jadilah contoh bagi anak-anak, melainkan: hormatilah orangtuamu?    Karena setiap anak akan jadi tua, tapi orangtua, tak akan kembali menjadi anak -Prinsip ini harus diingat oleh orang muda yang masih berada dalam proses belajar.  Karena anak-anak tak pernah jadi orangtua, maka mereka tak pernah menjadi orangtua Itu sebabnya Tuhan memerintahkan mereka untuk menghormati orangtua.  Mengapa ada banyak anak muda tak menghormati orangtua?  Sebab pertama: hidup orangtuanya tak beres, tak jadi contoh baginya. Tapi perintah di sini tak mengajar anak menghormati karena kondisi orangtuanya: baik…..melainkan karena mereka adalah orangtua yang melahirkanmu.  Jadi kalau kau lebih tahu, lebih moral dari mereka, semata-mata adalah anugerah Tuhan.
                Menghormati orangtua bukan berarti kita harus menuntut ini dan itu. Sebagai anak hendaknya kita sungguh-sungguh mengasihi orangtua kita dengan benar dan tulus dalam Tuhan. Dan dengarlah segala nasihat dan didikannya. Janganlah kita bersikap tawar hati, walaupun mungkin kita tahu orangtua kita tidak sepaham dalam pemikiran, keputusan atau orangtua kita cenderung galak. Janganlah kita menjadi benci, tetapi kita harus menyikapinya dengan kasih. “Sebab kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran” (Amsal 10 : 12). Siapa dan apa pun orangtua kita, marilah kita menerima hal itu dengan terus beriman dan berpengharapan kepada Tuhan.

Selasa, 21 September 2010

Renungan Hari Rabu, tgl. 22 September 2010



Mengasihi Orangtua
Amsal 30 : 17
Mata yang mengolok-olok ayah, dan enggan mendengarkan ibu akan dipatuk gagak lembah dan dimakan anak rajawali.
Saudara-saudara sekalian perlu diketahui , bahwa Amsal itu seperti kata-kata bijak. Dan tulisannya mengandung banyak makna yang rahasia.  contoh gagak lembah : bisa sebagai simbol Satanik, yang bulunya hitam. ini sekedar simbol, maksudnya dikatakan menjadi anak yang durhaka, hidupnya akan tidak damai.
Untuk mendapatkan jalan yangbenar kita perlu memperhatikan ajaran yang berguna bagi kehidupan kita, baik di sekolah maupun terlebih dari keluarga atau orangtua kita. Kita tentu haus memberikan perhatian dan pandangan kita kepada orang tua yang banyak memberikan hikmat dan pengajaran agar kita dapat bertumbuh sebagai orang yang benar-benar mengetahui jalan yang baik dan berguna bagi kehidupan kita. Demikian halnya yang kita baca dalam semua Kitab Amsal; yang merupakan hikmat buat kita agar mengerti jalan-jalan Tuhan.
Kata bahasa Yunani untuk penuh perhatian adalah ekkremamai, yang berarti “bergantung pada bibir orang yang berbicara, yaitu mendengarkan dengan seksama”. Ini adalah kata yang digunakan untuk menjelaskan  perhatian orang banyak yang mendengarkan pengajaran Yesus.(lih. Lukas 19:48).
Penuh Perhatian kepada orang tua (atau otoritas yang lain) dimualai dengan memahami bahwa Tuhan mengkomunikasikan kehendak-Nya kepada kita melalui orang-orang yang Ia tempatkan di atas kita. Ketika anak-anak Israel bersungut-sungut kepada Musa, Tuhan berfirman, “Bukan kepada kami sungut-sungutmu itu, tapi kepada Tuhan” (Keluaran 16:8). Penuh Perhatian berasal dari roh yang taat, sebuah komitmen dan keinginan sejak awal untuk melakukan apa yang diperintahkan kepada kita oleh yang berotoritas untuk dilakukan, kecuali itu melanggar Firman Tuhan atau tidak bijaksana. Dalam kasus seperti itu kita harus dengan bijaksana mempertimbangkan permintaan mereka, dan menerapkan komitmen yang lebih tinggi untuk tidak pernah melakukan hal yang jahat.
Kita bisa menjadi penuh perhatian terhadap orang tua dengan memberi mereka perhatian yang tidak terbagi dan rasa hormat. Kita melakukan ini dengan duduk tegak atau berdiri ketika mereka berbicara, memandang ke arah mereka dan bukan kea rah yang lain, mengangguk ketika kita mengerti, dan mengajukan pertanyaan dengan sopan  saat kita tidak mengerti. Memberikan penghormatan semacam itu terhadap orang tua mendatangkan berkat Tuhan, termasuk menjadi contoh yang bijaksana bagi anak-anak kita sendiri. Bergaul dengan orang yang bijaksana akan membuat kita bijaksana.(lih. Amsal 13:20). Salah satu cara yang efektif untuk bergaul dengan orang-orang bijaksana ialah dengan membaca riwayat hidup orang-orang beriman yang hebat, baik pria maupun wanita. Sebagaimana dikatakan Charles Jones, “Pada lima tahun berikutnya, anda akan sangat berbeda dengan anda hari ini, terkecuali untuk dua hal: buku-buku yang anda baca dan teman-teman yang anda miliki.”
Kita harus memperoleh hikmat semurah yang kita bisa. Orang-orang lain telah membayar harga yang mahal untuk itu melalui yang pelajaran yang disebut “jalan yang sulit” dan biasanya mereka itu akan membagikan pengalamannya jika kita mau bertanya kepada mereka. “dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan” (Amsal 19:20). “Kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak” (Amsal 24:6). Ketika meminta nasihat, kita harus selalu mengkonfirmasikannya dengan Firman Tuhan dan merasa yakin bahwa tidak ada peringatan dari Roh Allah yang ditolak atau dikesampingkan oleh kesadaran kita. Artinya, sekiranya pun dalam hidupnya yang bersangkutan tidak mengalami kekurangan apa-apa, matinya akan amat hina. Tak ada orang mau merawat jasadnya. Bahkan tak ada tanah bersedia menerima jenasahnya. Mayatnya habis menjadi makanan gagak lembah dan anak rajawali.

RENUNGAN EPISTEL MINGGU XVII DUNG TRINITATIS, 26 SEPTEMBER 2010


Panggora Ni Roha
Rom 6 : 18 – 23
I.     Patujolo
Coba anda perhatikan seekor burung yang berada di dalam sangkar, kelihatannya ia begitu nyaman, makanannya cukup bahkan berlebih, minumannya tersedia, saban pagi si pemilik memandikannya, bermain-main dengannya, ia disayangi, namun apabila sang pemilik khilaf sedikit, pintu sangkarnya terbuka, maka burung itu segera terbang dan ia tidak pulang lagi. Mengapa ia terbang dan menghilang? Karena ia ingin kebebasan? Karena ia ingin kemerdekaan? Bebas...bebas...merdeka. Kemerdekaan itu bukan slogan, artinya kemerdekaan itu bukan sekadar di koar-koarkan di mulut saja, namun lebih dari itu kemerdekaan itu harus dialami oleh orang tersebut. Nah, tatkala seseorang mengalami dan merasakan kemerdekaan tanpa batas, maka sangat berbahaya, ia akan hidup dengan seenaknya, namun orang yang sudah mengalami kemerdekaan semestinya tetap berada pada jalur pantau, yakni kebenaran sebagai target. Ia boleh bebas merdeka dari dosa, tetapi perlu tetap menjadi hamba Kebenaran.

II. Hatorangan:
Malua sian dosa i do parbue ni panobusion ni Jesus Kristus tu nasa hajolmaon. Gabe dihorhon i ma jumpang di halak na porsea i perubahan radikal jala na fundamental manghagigihon dosa. Di surat Apostel Paulus tu huria Rom di bindu 6 on, dipaandar jala ditulak si Paulus konsep na sala, na mandok: Boi  halak na porsea i tongtongt mangulahon dosa, jala na so siuhumon ibana di dosa na niulana; ala asi ni roha ni Debata di bagasan Kristus. Penyimpangan na serius do pikiran on di halak Kristen. Poda na lilu on do margoar antinomianis sian poda asi ni roha-kasih karunia, ai gabe dipansuasaehon asi ni roha i holan laho paihutihut hagiot ni dagingna.
Sasintongna halak na tutu porsea, nunga “di bagasan Kristus” en Kristo – εν κριστο ala pandidion i. Ala status “Dalam Kristus” nunga bali ibana siangomgoman ni dosa tu hangoluan na manontong. Halak na tutu porsea, nunga spontan sirang-dipasiding dirina sian dosa: ndang sai torus be ibana mardosai; sabalikna, molo sai tongtong dope mian di bagasan dosa, laos i ma patandahon na so tutu dope ibana porsea tu Jesus ( 1 Joh. 3: 4-10). Boasa ? Ayat 18 mandok: ai dung malua hamu sian dosa i, gabe tunduk do hamu mangoloi hatigoran. Ala ni i mustahil do hita gabe hatoban ni dosa huhut laos hatoban ni Jesus (ay. 11-13, 16-18). Ndang mungkin hita mangoloi dua tuan na maralo hakekatna. Di ginjang ni penegasan on, di ayat 16 didok: “ndang diboto hamu on: Ia tusi dipasahat hamu dirimuna gabe hatoban pangoloi, hatoban ni i do hamu angka na mangoloi: Manang hatoban ni dosa tu hamatean, manang pangoloi tu hatigoran”. Marlapatan holan sada nama poros ni ngolunta, i ma tu hatigoran. Ndang adong disi sinkronisasi ni dosa tu haporseaon tu Jesus. Marasing do i jala marsirang, lobi sian parsirangon ni aek tu miak.
Di ayat 19 dipahantus ma perubahan orientasi hidup ni n aporsea i: pashathon diri, ruas, ngoluna singkop holan tu hatigoran, laho pabadiahonsa. Dipinsang molo  sai didatdati mardosa, asa tung timbul asi ni roha (ay.1). Dao ma i! Ndang relevan: datdatan mardosa lahoa manambai asi ni roha. Ndang siulaon na roa, asa ro na denggan (Rom.3:8). Hholan sada do dalan tu habadiaon i, i ma pasahathon dirinta holan tu hatigoran.
Laho mangantusi sahat tu dia hinangham ni “mandatdati mardosa” ringkot antusanta 4 hata di parhataan Junani na diterjemahkan di Padan na Imbaru gabe “dosa” i ma angka hata na jumpang disi aspek ni pardosaon. Taparrohahon ma sian opat  hata Gorik on :
1)      Hamartia – ηαμαρτια marlapatan : pelanggaran, perbuatan salah, mardosa tu Debata (Joh.9: 41)
2)      Adikia – αδικια marlapatan: hajahaton ( 1: 18; 1 Joh. 5 : 17). Sasahalak mardosa ala hurang holong ni rohana. Sude ragam ni pelanggaran marharoroan do i sian haporseaon na marpengpeng, gagal mengasihi (Mat. 22: 37-40; Luk.10: 27-37). Laos adikia in do kuasa pribadi memperbudak dohot papir roha potootohon, menipu ( 5 : 12; Ibr. 3 : 13).
3)      Anomia – ανομια marlapatan: pelanggaran hukum, kedurhakaan, menentang hukum Allah ( ay. 19; 1 Joh.3 : 4). Gabe so adong aturan, so marruhut, so marpaho.
4)      Apistia – απιστια; marlapatan: ketidak percayaan dohot ketidaksetiaan ( 3: 3; Heber 3 : 12). Molo so adong be sihaporseaanta, ndang adong be ruhut na tatiop, gabe masi bahen lomona sandiri be ma.
Sian pangantusiaon Hata Gorik on tangkas ma hakekat ni dosa i patujolohon diri, mangahut tu diri angka hasonangan so parduli tu dongan, nang patik ni Debata. Bangko on do mambahen hita kejam tu dongan, barani memberontak tu Debata, pulut rohanta mangalo patikNa. Dosa i ma lam patar dosa i gabe rumang ni parmusuon – pemberontakan tu Debata ( 5 : 10)  parroha musu marhite ulaon hajahaton (Kol. 1 : 21) dohot ketidaktaatan tu Debata ( 11: 32; Ef. 2: 2; 5: 6). Ala dosa i lam bagas ma hasesega ni jolma, manghebat kerusakan moral, sange mangalo Debata. Dihorhon dosa i lam lomo rohanta pasiaksiakon halak, tahalomohon kekerasan, sadisme, hajahaton, jala diparhatoban dosa i hita manegai, pasudahon dohot maniaphon. Lam dipahehe muse hisaphisap haotoon di hita. Molo songon i, patut digugat hita: Antong, dia do parbuemuna disi ? Angka na hinahilalaon muna anggo nuaeng, ai hamatean do hapateanna (6: 21). Molo so taparbuehon na denggan, na tongtong dope manggompang dosa i di bagasan hita, jala hatoban ni dosa dope hita. Nuaeng, nunga milik ni Kristus hita, jala patut ma mamparbbuehon ulaon hatigoran na sian Tuhanta Jesus. Nian na masuk do dosa i tu hajolmaon marhite Adam mangaramuni luhut jolma ( 5: 12), gabe jumpang di jolma i uhuman sian Debata- hukuman ilahi ( 1:18), secara otomatis diparo dosa i ma tu hita hamatean ni jasmani dohot rohani (ay. 23; Kej. 2 : 17). Holan sada do na boi pamatehon-melenyapkan huaso ni dosa i, i ma  hagogoon ni haporseaon tu Jesus Kristus dohot ulaon panobusion napinatupa ni Jesus tu hita ( 5: 8- 11; Gal. 3 : 13; Efesus 4 : 20 – 24). Dibagasan panobusion ni Kristus i, ndang adong be titik temuna tu angka ulaon haliluon. Ala nunga sangkambona hita dohot Jesus di bagasan hamamate dohot haheheon ( Rom. 6: 5), nunga rap mate hita dohot Jesus di Silang na badia i, laos rap diipangolu ma dibagasan haheheonNa. Jala naung mate do hita maradophon dosa uju ditubuhon paduahalihon-dilahirkan kembali-Dibagasan Tondi Parbadia. Jala naung mate do hita maradophon dosa dibagasan Pandidion i, disi dipabagas Debata pangantusion naung tatulak  huaso ni dosa, gabe mangolu dibagasan Kristus, gabe milik nampuna ni Jesus hita. BE 145 : 3 taendehon do : “Bolis bege ma hatangku: Nunga na tardidi au, Ingkon ho taluhononku, molo unjunan au. Ndnag adong diham di ahu, Jesus do nampuna ahu. Ala ni las rohangki salelenglelengna i”.
On do na pinahantus di ayat 22: alai nuaeng, dung malua hamu sian dosa, dung gabe pangoloi di Debata hamu, adong do parbuemuna tu habadiaon; jala hangoluan na salelenglelengna do hapateanna. Marhite na dung malua sian dosa jala dung gabe pangolo di Debata adong ma pabrue na pasti, i ma Parbue di habadiaon, jala marhapatean tu hangoluan na salelenglelengna. Gabe ndnag mungkin be adong komunikasinta tu si bolis, tu dosa  i, ai nunga milik ni Kristus hita jala marparange habadiaon, parange na saurdot tu makna dohot hakekat ni haluaon sian dosa dohot pangoloion tu Debata. Disi ma jumpang hita haluaon ni tondinta ( 1 Ptr.1 : 9).
Akibatna ; taparsilangkon ma hadirionta na buruk – manusia yang lama, i ma hadirion na so dipaimbaru dope, i ma hadirion ni sasahalak di bagasan dosa, Hadirion na buruk on ma na dipamate jala dipasohot rap dohot Kristus di Silang i. I do nidok ni si Paulus di Galatia 2 : 20 “Ndada ahu be na mangolu i nuaeng; Kristus do mangolu di bagasan ahu. Ia mangolu pe Ahu nuaeng dibagasan daging, mangolu marhitehite haporseaon di Anak ni Debata, na manghaholongi ahu jala na mangalehon dirina humophop ahu”. Ndnag hajolmaon na buruk i be tapausungusung, nunga Kristus disi. Pamatang na niinganan ni Jesus i ma na tau mamparbuehon parbue habadiaon.
Di ayat na parpudi, ayat 23 didok: Ai upa tinuhor ni dosa do hamatean; alai basabasa ni Debata do hangoluan salelenglelengna marhitehite Kristus Jesus Tuhanta i-Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Ala dosa i, ndang boi so ingkon mate pamatang na olo buruk on. Alai ndang pola beha i, ai so pamatang na olo buurk on be pangkeonta tu  banuaginjang, pamatang banuaginjang nama manang badan partondi ( 1 Kor. 15: 44,46).
Patut do mate pamatang hamatean on ( Rom. 7: 24), pamatang parsatongkinan (Rom. 8:11). Badan parbanuatonga on ( 1 Kor. 15: 40) ala upa tinuhor ni dosa i, jala na manudu dompak pamatang hajolmaon na nirajaan, naung pinarhatoban, naung dikendalihon ni sangkapsangkap pardosaon do citra hamatean i; alai paubaonNa do dagingta na lea on, gabe doshon dagingNa na sangap i, hombar tu hagogoonNa i, ai tarpatundukonsa do saluhutna tu Ibana ( Pil.3: 21).

II.                  Aplikasi:
a)      Ala nunga sangkabona hita di hamamate dohot dihaheheon ni Kristus tontu sai na marpamuati do tu hita angka na porsea Hata n Debata laho patiurhon dalanta. Asa marhite i ma lam marbisuk angka na porsea i; diauhon do Hata ni Debata laho manggora  rohanta marhite pangulaon ni Tondi Parbadia. Holan Tondi Parbadia i do na mangarajai rohanta asa marrohahita, jala mangkuling roha parbagasan i diirnta ganup asa unang be sai tadatdati mangulahon dosa.(Rom 8: 13-16)
b)      Yesus mengingatkan bahwa: Nanti kamu akan tahu Aku didalam Bapa, dan Bapa didalam Aku dan Kami didalam kamu. Roh Yesus Kristus dan Roh Itu (Tuhan Bapa) telah turun sebagai Roh penolong/roh penjamin yaitu Roh Kudus. Roh Kudus ini adalah penjamin kerjasama itu agar Tuhan dan manusia terikat secara roh dalam mencapai tujuan Tuhan pada dunia ini. Dan kita melihat bagai mana api Roh Kudus membakar semangat para rasul dan jemaat mula2. Mereka mendapat suplaian energy dari surga dan mereka merasa dimampukan untuk melakukan apa yang telah diikrarkan bersama Yesus sebagai
pemimpin dan patner mereka.
c)       Na manghagigihon dosa ido na olo manangihon pangora ni roha (roha parbagasan) siala pangaramotion ni Tondi i. Bekerja sama dengan Roh Kudus tidak lah Sulit, ingat Tuhan Yesus sebelum ditangkap digesmani pernah mengatakan"Aku bisa berseru kepada BapaKu agar Ia mengirim Malaikat dari Surga" ( ditulis secara bebas). Dapat anda bayangkan sebagai saudaranya Tuhan Yesus/ anak Tuhan kita juga dapat belajar menyeru kepada Tuhan agar kita diberikan semua kemuliaan itu didalam jaminan Roh Kudus. Kita harus berani bekerjasama dengan Tuhan di dalam Roh Kudus yang telah disiapkan untuk gereja demi kemuliaan Tuhan.
d)      Marilah kita menyadari juga bahwa kita semua adalah hamba Allah. Tuhan Yesus telah merebut kita dari status hamba dosa, kini menjadi hamba kebenaran. Akitab berkata, “Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran” (Roma 6:17, 18).
Ketika Anda menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, maka saat itu juga Anda menjadi hamba kebenaran. Dulu yang menjadi tuan Anda adalah si raja kegelapan, namun sekarang Anda mempunyai Tuan baru yang bernama Tuhan Yesus Kristus. Tuan Anda yang dahulu menyesatkan dan kerinduannya adalah menghancurkan hidup Anda. Tetapi Tuan yang baru ini penuh dengan kasih dan Dialah yang menciptakan alam semesta ini yang pada mulanya amatlah baik sebelum dosa merusaknya. Dan Dia merindukan supaya Anda hidup dengan bahagia dan dipenuhi dengan kemuliaanNya. Ia rindu menempatkan Anda kembali di dalam surga yang permai.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...