Rabu, 17 November 2010

Renungan Hari Selasa, 16 Nopember 2010


Menikmati Hasil Jerih Payah
Pengkhotbah 5 : 18
Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya -- juga itu pun karunia Allah
Semua jenis benda berharga lainnya hanya sebuah alat untuk menilai kekayaan yang anda miliki di dunia ini. Benda-benda ini tidak bisa dibawa mati, oleh karena itu kenikmatan dari sebuah arti kekayaan adalah kebahagiaan selama masih hidup. Ribuan motivasi terselubung dalam otak manusia, Tuhan akan uji semua itu dan akhirnya DIA yang memutuskan apakah anda layak atau tidak. Beberapa orang yang memiliki fasilitas lebih menyalahkgunakan kekyaan itu untuk kesenangan dengan berzinah, membunuh dan membelokkan keadilan dengan menyuap para penguasa.  Banyak kita menjumpai orang-orang kaya dan terkenal, seakan-akan tidak ada kesusahan dalam hidupnya. Tetapi kemudian berita tentang mereka pun menggentarkan hati, mereka tidak dapat menikmati hidupnya karena takut bangkrut, atau mengalami kecemasan-kecemasan lainnya.
Banyak orang yang menjadi budak bagi pekerjaan mereka. Banyak orang rela bekerja lebih keras dari orang lain untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Bekerja lebih keras dengan segala gairah yang ada dan penuh ketaatan adalah sebuah keharusan, tapi menjadi budak atas pekerjaan Anda... itu adalah hal lain.
Dalam dunia ini kita melihat banyak orang yang semakin kuatir saat mereka semakin menanjak karena promosi. Banyak mereka yang menjadi sesak dan terbebani akibat pekerjaan mereka. Deadline pembukuan, deadline artikel, deadline desain, deadline pembayaran, deadline pengiriman, penalty, target penjualan, semua mengisi semua ruang waktu mereka.
Anda harus menyeimbangkan kerja keras Anda dengan menikmati hidup Anda. Banyak terjadi di luar sana orang yang terus sibuk bekerja keras banting tulang dengan jerih payah dan melupakan "the joy of living". Lalu apakah faedahnya bila Anda tidak bisa menikmati hasil jerih payah Anda? Bukankah itu sebuah kesia-siaan dan merupakan hidup yang tidak maksimal? Ada banyak orang yang kaya namun tidak bisa menikmati kekayaan mereka. Makanan yang mereka makan dibatasi akibat kesehatan yang tidak memadai. Semua akibat dari pekerjaan yang telah menggerogoti tubuh mereka. Banyak rumah tangga hancur dan anak yang kurang perhatian orangtua akibat orangtua terlalu sibuk bekerja dengan dalih membahagiakan anak. Padahal kasih terbesar adalah bukan seberapa banyak uang yang bisa Anda berikan, namun seberapa besar waktu yang Anda sisihkan untuk memperhatikan dan mendengar mereka.
jika hari ini Anda memeras tenaga untuk mengejar harta, popularitas, nama besar, dan pemuasan keinginan pribadi, firman Tuhan mengingatkan, bahwa usaha tersebut sama seperti menjaring angin. Sia-sia. Apa pun dan berapa pun yang kita miliki sekarang ini semestinya membuat kita semakin bijak. Jangan seperti orang kaya yang bodoh

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...