Rabu, 17 November 2010

Renungan Hari Rabu, 17 Nopember 2010


Menyingkirkan Kemalasan
Amsal 19 : 15
Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar
Allah yg mencukupi segala kebutuhan kita, kebutuhan untuk tidur nyenyak, kebutuhan untuk makan enak, kebutuhan untuk menikmati kekayaan yang Allah sediakan. Tuhan mau kita bisa menikmati kelimpahan yang Ia berikan. Bumi serta segala isinya adalah milik Tuhan (1 Korintus 10:26). Berarti tidak ada satu pun – termasuk uang hasil kerja keras kita – yang menjadi milik kita. Kita hanya pengurus harta kekayaan Allah di bumi. Ketika Anda memandang kekayaan dengan cara pandang Tuhan, Anda akan menyadari bahwa kelimpahan adalah mengenai prioritas. Bila prioritas dalam hidup Anda sejalan dengan prioritas Allah; maka Ia bisa mempercayakan kekayaan-Nya kepada Anda.
Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah bekerja. Kadang kita mengaitkan bekerja dengan beban yang mesti dipikul namun sesungguhnya bekerja adalah sebuah aktivitas penting yang berhubungan erat dengan kesehatan jiwa dan pemenuhan kodrat manusiawi kita. Berikut akan dipaparkan bagaimanakah perspektif Alkitab terhadap bekerja. Setelah itu akan diuraikan hubungan antara bekerja dengan kodrat manusiawi dan kesehatan jiwa. Bekerja adalah cara terefektif untuk memakai energi yang tersedia agar tercipta keseimbangan-baik secara jasmaniah maupun rohaniah. Jiwa yang sehat adalah jiwa yang memiliki keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran energi. Dengan bekerja, tubuh dan otak menjadi letih mengharuskan kita untuk beristirahat. Bekerja menghasilkan imbalan, baik yang bersifat moniter maupun psikologis. Imbalan moniter mencukupkan kebutuhan jasmaniah sedangkan imbalan psikologis memenuhi kebutuhan jiwani akan penghargaan. Bekerja menimbulkan kepuasan karena bekerja menumbuhkan rasa keberhasilan menghasilkan sesuatu. Alhasil kita akan memandang diri secara lebih positif pula. Bekerja menstimulasi perkembangan diri sehingga lewat bekerja kita dapat mengaktualisasikan diri secara optimal. Bekerja membuka peluang terjadinya interaksi dengan sesama dan ini sudah tentu bermanfaat bagi kesehatan jiwa. Bekerja memberi kita kesempatan untuk bersyukur kepada Tuhan yang telah memberi kita kesanggupan untuk bekerja dan buah dari bekerja itu sendiri.
Dalam setiap bidang kehidupan, orang pemalas adalah orang yang kalah. Mahasiswa-mahasiswa atau siswa-siswa yang kerja nya tidur-tiduran saja tak mungkin lulus dalam ujian. Ijazah ijazah biasanya dibenikan sebagai hasil dan kerja keras dan te kun, bukan untuk bakat-bakat dan kesanggupan yang tidak dikembangkan. Biasanya hanya mahasiswa yang mau bekerja yang mendapat pujian dan profesornya. Dalam pertanian, dalam dunia dagang, di sekolah, dalam paberik, pendeknya di semua lapangan hidup, kemalasan mendapat hukuman dan kerajinan dan kesetiaan mendapat upah.
Kemalasan adalah unsur perusak dalam hidup sehari-hari. Karena kemalasan banyak jiwa yang telah hilang, kota-kota diamuk api, banyak rumah tangga jadi retak. Kemalasan itu telah menghambat orang-orang gelandangan untuk mempu nyai hidup yang lebih terhormat, menghambat pelacur untuk hidup bersih, dan menghambat maling-maling untuk jujur.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...