Jumat, 12 November 2010

Renungan Hari Sabtu, 13 Nopember 2010


Didikan Tuhan
Amsal 3 : 11 – 12
Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi
Sebuah penelitian terhadap 5.000 remaja berusia antara 12-19 mencoba menguak kebiasaan minum alkohol dan hubungan remaja dengan orangtua. Hasilnya, para remaja yang paling rentan kecanduan minuman beralkohol memiliki orangtua yang penuh kasih sayang, namun orangtua tak mengetahui hal ini. Kelompok remaja ini tiga kali lipat berisiko menjadi peminum berat. Remaja dengan orang tua yang menerapkan disiplin ketat dan kehangatan dalam keluarga serta mengetahui keberadaan anak-anak mereka memiliki risiko dua kali lipat lebih rendah. Studi para pakar dari Brigham Young University di Utah ini diterbitkan dalam Jurnal Studi Alkohol dan Obat Terlarang. Profesor Stephen Bahr, Brigham Young University mengungkap peran orangtua sangat penting menghindarkan anak dari perilaku berbahaya.
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti mempunyai barbagai masalah, termasuk orang tua kita. Anak-anak seyogyanya berusaha membebaskan orang tuanya dari berbagai masalah dan kekhawatiran. Anak-anak seyogyanya menanyakan masalah-masalah yang dihadapi oleh orang tuanya dengan lemah lembut. Kemudian, anak-anak berusaha menghibur orang tuanya dengan mengatakan bahwa semua masalah pasti dapat terpecahkan. Tidak ada problem yang tidak terselesaikan. Tidak ada kesulitan yang tidak ada akhirnya. Selanjutnya, anak-anak berusaha membantu memecahkan masalah-masalah orang tuanya tersebut.
Mungkinkah ada kesalahan dalam cara didik orang tua pada anak-anaknya? Adakah pendidikan bertanggung jawab atas peristiwa lempar-melempar tanggung jawab ini? Benarkah generasi kita kurang dididik untuk bertanggungjawab? Atau apakah mendidik remaja adalah perkara tersulit saat ini sehingga wajar jika banyak yang gagal? Sikap orangtua yang cenderung melindungi anak karena kasih sayang, secara tidak disadari justru membunuh sense of responsibility pada anak. Kalau anak itu masih bayi memang perlu perlindungan ekstra. Tapi apakah perlindungan ini akan diteruskan sampai anak menjelang remaja? Perlukah dilindungi sampai dewasa? Jika anak terlalu dilindingi maka anak akan selalu merasa benar, aman dan terlindungi, bersalah namun termaafkan dan kesalahan akan dilupakan. Gaya hidup serba enak, nyaman dan berkecukupan juga makin mengurangi daya juang dan ketegaran anak. Jadilah yang muncul adalah generasi yang lembek dalam menghadapi kesulitan, sementara justru keras hati dalam menuntut semua harus sesuai dengan apa yang ia inginkan. Generasi instan yang cenderung enggan bersusah payah dan mudah mengeluh. Tuntutan mereka selalu bersifat right here right now. Generasi instan MTV.
Bagi para orangtua, membiasakan hidup saling mendoakan ini dan mendidik anak-anak sedini mungkin untuk saling mendoakan; hal itu kiranya dapat dilaksanakan dalam kesempatan kumpul bersama, misalnya makan malam bersama: bergantian berdoa sebelum maupun setelah makan dan selesai makan dapat dilangsungkan saling mendoakan satu sama lain.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...