Minggu, 11 Juli 2010

Renungan Hari Sabtu, 5 Juni 2010

Besarnya Kasih Allah
Yohanes 3 : 16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Allah hanya memiliki Anak yang Tunggal (only begotten Son), tapi Anak yang satu-satunya itu diutus sebagai misionari ke dalam dunia ini. Bulan ini adalah bulan misi, hati kita sering terharu mendengar banyak hamba-hamba Tuhan yang rela meninggalkan negeri asalnya menjadi misionari antar budaya maupun lintas budaya. Mereka telah mengorbankan segala-galanya untukmenjalankan misi yang mulia ini.Tetapi ingatkah kita bahwa jika Kristus tidak taat kehendak Allah dan menjadi misionari yang pertama, maka kita semua akan tetap tenggelam dalam dosa. Sebelum kita melakukan sesuatu bagi Tuhan, Dia terlebih dahulu menyatakan pengorbanan yang terbesar bagi kita dan yang tidak akan ada bandingannya dari kekal sampai kekal.
Anugerah yang diberikan ini bukan hanya untuk sekelompok orang tertentu saja, tapi berlaku untuk semua orang, seluruh bangsa tanpa terkecuali. Tuhan mengasihi semua manusia ciptaanNya tanpa memandang latar belakang atau keadaan kita. Dia mengasihi dan memberikan kasih karuniaNya bukan karena cantik, gagahnya kita, bukan karena status kita, kekayaan kita, kehebatan kita bahkan bukan pula karena perbuatan-perbuatan baik atau usaha kita. Sebuah kasih karunia bukanlah berbentuk imbalan atau balas jasa. Firman Tuhan berkata: "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." (Efesus 2:8-9). Keselamatan itu kita peroleh semata-mata karena anugerah Tuhan, bukan karena jasa atau usaha manusia. Tuhan rela memberikan diriNya sendiri demi keselamatan kita.

Ketika mengharapkan manusia untuk menolong dan memberi tanpa mengharapkan imbalan sangat langka, Tuhan Sang Pencipta kita ternyata rela memberikan itu. Dan itu disebut sebagai anugerah, kasih karunia. Sebuah anugerah bukan lagi anugerah ketika diberikan dengan mengharapkan imbalan. Bukan kasih karunia namanya jika pemberian didasarkan atas jerih payah atau hasil usaha kita. Manusia yang terus berbuat dosa dari masa ke masa sesungguhnya tidak layak untuk memperoleh keselamatan. Tapi ternyata di mata Tuhan manusia begitu berharga. Seperti yang sering saya sebutkan, we are His masterpiece. Kita diciptakan menurut gambar dan rupaNya sendiri (Kejadian 1:26) dan tetap berada di ruang mataNya (Yesaya 49:16). Begitu besarnya kasih Allah kepada kita semua, hingga AnakNya yang tunggal pun Dia berikan sebagai kasih karunia, semata-mata agar tidak satupun diantara kita yang binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...