Rabu, 28 Juli 2010

Renungan Hari Kamis, 24 Juni 2010

Tuhan Perlindunganku
Mazmur 91 :4 -6
Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok. Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang
Bumi dengan segala isinya diciptakan oleh Allah dalam keadaan yang “sungguh amat baik” (ayat 31). Dan, kepada manusia diberikan tanggung jawab pengelolaannya (ayat 28). Sayangnya, kata “taklukkanlah” dan ”berkuasalah” dalam ayat itu lalu disalah-artikan. Seolah-olah itu adalah “surat izin untuk melakukan apa saja, sesuka-suka dan semau-mau kita” terhadap bumi. Padahal itu adalah sebuah penugasan luhur kepada kita, manusia, agar memelihara dan menjaga bumi. Kita memang boleh mengeksplorasinya, tetapi jangan mengeksploitasinya.
Untuk turut serta menjaga dan memelihara bumi, kita bisa memulainya dari diri kita sendiri dan dari hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan. Recycle, sebisa-bisanya hindari penggunaan benda-benda plastik yang sulit terurai secara alami. Reduce, kita perlu mengurangi penggunaan bahan bakar dan benda-benda yang bisa merusak lapisan ozon. Reuse, menggunakan kembali barang-barang yang ada untuk mengurangi sampah yang tidak perlu. Dan yang paling penting, kita bisa memulainya sekarang! Tidakkah kita rindu melihat bumi kita menjadi tempat tinggal yang aman dan nyaman?

Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sendirian melewati masa-masa yang sulit di
dalam kehidupan kita. Dia menyediakan perlindungan dan damai sejahtera-Nya. Tetapi perlindungan-Nya itu tidak berarti bahwa kesulitan kita akan dengan mudah kita atasi. Tuhan mengizinkan manusia untuk mengalami ketakutan dan kecemasan selama berada di dunia. Tuhan mengizinkan mereka menderita, karena Dia memiliki sesuatu yang jauh lebih penting di dalam pikiran-Nya. Dia ingin mengajar mereka untuk mengenali ketidakberdayaan mereka, penyediaan-Nya dan kebutuhan mereka akan Dia. Kedamaian yang disediakan Tuhan tidak berarti bahwa kita terbebas dari tekanan-tekanan luar atau terbebas dari konflik. Kedamaian yang dijanjikan-Nya
kita terima dengan berbagai cara. Ketika kita berada dalam hubungan yang benar dengan Tuhan, kita diberikan kemampuan untuk hidup dalam damai dengan sesama kita. Dan dengan damai-Nya itu,
kita memiliki kekuatan untuk mengampuni, untuk tidak menyimpan kesalahan, dan untuk menunjukkan kasih bahkan kepada orang yang menentang kita.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...