Tuhan Perteduhanku
Mazmur 90 : 1 -3
Mazmur 90 : 1 -3
Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!"
Doa ini, yang dianggap digubah Musa, mungkin ditulis sementara 40 tahun ketika Allah membuat Israel mengembara di padang gurun sebagai hukuman atas ketidaksetiaan mereka (Ul 8:15). Suatu angkatan orang Israel yang tidak taat mati selama ini (bd. ayat Mazm 90:7-11; lih. Bil 14:22-33). Setelah mengakui semua pelanggaran mereka dan hukuman Allah, Musa mendoakan pemulihan perkenan dan berkat Allah.
Tuhan ingin kita menyadari bahwa Dia sanggup melakukan segala sesuatu, mengetahui bahwa tidak ada satupun rencanaNya yang gagal. (Ayub 42:2). Dia mau kita Tuhan menghendaki kita untuk menjadikanNya sebagai Pribadi yang bisa dipercaya sepenuhnya dan diharapkan untuk mengamankan hidup kita. Dan ketika kita melakukan itu semua, kita akan mengalami sebuah pengertian mendasar bahwa Dia adalah Allah yang tidak pernah mengecewakan. Oleh sebab itulah kita bisa membaca dalam Mazmur, "Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku." (Mazmur 62:6), "Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu." (26:3).
Tuhan mampu menangani semua bahaya yang mengelilingi kita. Betapa gawatnya bahaya itu sekalipun. Sadrakh, Mesakh, Abednego dan Daniel sudah membuktikannya. Daud sudah membuktikannya. Bangsa Israel di jaman Musa mengalaminya. Begitu pula banyak tokoh alkitab lainnya. Jika dulu janji Tuhan berlaku dan terbukti, hari ini pun sama, sebab Tuhan kita tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. (Ibrani 13:8). Saya undang anda semua untuk membuktikan dalam hidup anda kebenaran firmanNya yang telah dibuktikanNya dalam hidup Sadrakh, Mesakh, Abednego, Daud dan lain-lain. Hiduplah bersama Tuhan, ijinkan Dia memerintah dalam hidup anda, hiduplah sesuai kebenaran firmanNya dan seturut kehendakNya, maka Tuhan akan hadir tepat di tempat anda untuk membebaskan anda dari masalah, kehancuran, atau malapetaka apapun.
Doa ini, yang dianggap digubah Musa, mungkin ditulis sementara 40 tahun ketika Allah membuat Israel mengembara di padang gurun sebagai hukuman atas ketidaksetiaan mereka (Ul 8:15). Suatu angkatan orang Israel yang tidak taat mati selama ini (bd. ayat Mazm 90:7-11; lih. Bil 14:22-33). Setelah mengakui semua pelanggaran mereka dan hukuman Allah, Musa mendoakan pemulihan perkenan dan berkat Allah.
Tuhan ingin kita menyadari bahwa Dia sanggup melakukan segala sesuatu, mengetahui bahwa tidak ada satupun rencanaNya yang gagal. (Ayub 42:2). Dia mau kita Tuhan menghendaki kita untuk menjadikanNya sebagai Pribadi yang bisa dipercaya sepenuhnya dan diharapkan untuk mengamankan hidup kita. Dan ketika kita melakukan itu semua, kita akan mengalami sebuah pengertian mendasar bahwa Dia adalah Allah yang tidak pernah mengecewakan. Oleh sebab itulah kita bisa membaca dalam Mazmur, "Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku." (Mazmur 62:6), "Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu." (26:3).
Tuhan mampu menangani semua bahaya yang mengelilingi kita. Betapa gawatnya bahaya itu sekalipun. Sadrakh, Mesakh, Abednego dan Daniel sudah membuktikannya. Daud sudah membuktikannya. Bangsa Israel di jaman Musa mengalaminya. Begitu pula banyak tokoh alkitab lainnya. Jika dulu janji Tuhan berlaku dan terbukti, hari ini pun sama, sebab Tuhan kita tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. (Ibrani 13:8). Saya undang anda semua untuk membuktikan dalam hidup anda kebenaran firmanNya yang telah dibuktikanNya dalam hidup Sadrakh, Mesakh, Abednego, Daud dan lain-lain. Hiduplah bersama Tuhan, ijinkan Dia memerintah dalam hidup anda, hiduplah sesuai kebenaran firmanNya dan seturut kehendakNya, maka Tuhan akan hadir tepat di tempat anda untuk membebaskan anda dari masalah, kehancuran, atau malapetaka apapun.