Allah Mendatangkan Kebaikan
Roma 8 : 28
Roma 8 : 28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Peristiwa-peristiwa dalam kehidupan tidaklah terlepas dari satu dengan yang lainnya. Resep yang diberikan oleh seorang Dokter yang ahli dan berpengalaman seringkali terdiri dari campuran beberapa macam obat yang tujuannya adalah semata-mata untuk mendatangkan kebaikan. Seorang Hamba Tuhan yang bernama Barclay mengemukakan isi ayat itu sebagai berikut, “Kita tahu bahwa Allah mencampurkan segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.“ Apabila pengalaman-pengalaman hidup diambil secara terpisah-pisah, mungkin kelihatannya tidak ada kebaikan sama sekali di dalamnya, tetapi apabila dicampur menjadi satu, hasilnya tidak lain adalah kebaikan. Dalam keadaan-keadaan yang tidak menguntungkan, seringkali kita bertanya, “Bagaimana mungkin hal ini mendatangkan kebaikan?“ Jawabannya ialah “Tunggulah sampai Tabib Agung itu selesai menulis resep-Nya.“
Siapakah yang tidak dapat mengenang kembali masa lalu untuk melihat bahwa hal-hal yang dianggap sebagai musibah akhirnya ternyata merupakan berkat terselubung? Seorang Pelukis mencampur berbagai warna yang bagi mata orang biasa atau orang awam nampaknya jauh sekali dari tujuan si Pelukis. Tetapi tunggulah sampai ia selesai memadukan warna-warna itu.
Ayat 28 yang menegaskan bahwa Allah sanggup mendatangkan kebaikan melalui segala sesuatu yang terjadi terhadap kita. Segala sesuatu di sini memang meliputi semua peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. Namun, sesuai dengan pokok bahasan ayat-ayat sebelumnya, ”segala sesuatu” di sini secara khusus menunjuk kepada segala macam kesulitan dan penderitaan yang kita alami.
Kebaikan yang dimaksudkan dalam ayat tersebut tentunya bukan kebaikan menurut ukuran kita sendiri. Ukuran kebaikan itu adalah rencana Allah. Rencana ini berlaku bagi orang-orang yang telah dipanggil-Nya. Paulus menguraikan bagaimana Allah secara teratur dan terencana memilih, menentukan, memanggil, membenarkan, dan memuliakan kita. Dan untuk melaksanakan rencana tersebut Allah mengaruniakan Anak-Nya sendiri bagi kita. Karunia Allah yang terbesar ini memberikan jaminan bahwa kasih Kristus akan senantiasa menjadi milik kita.
Peristiwa-peristiwa dalam kehidupan tidaklah terlepas dari satu dengan yang lainnya. Resep yang diberikan oleh seorang Dokter yang ahli dan berpengalaman seringkali terdiri dari campuran beberapa macam obat yang tujuannya adalah semata-mata untuk mendatangkan kebaikan. Seorang Hamba Tuhan yang bernama Barclay mengemukakan isi ayat itu sebagai berikut, “Kita tahu bahwa Allah mencampurkan segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.“ Apabila pengalaman-pengalaman hidup diambil secara terpisah-pisah, mungkin kelihatannya tidak ada kebaikan sama sekali di dalamnya, tetapi apabila dicampur menjadi satu, hasilnya tidak lain adalah kebaikan. Dalam keadaan-keadaan yang tidak menguntungkan, seringkali kita bertanya, “Bagaimana mungkin hal ini mendatangkan kebaikan?“ Jawabannya ialah “Tunggulah sampai Tabib Agung itu selesai menulis resep-Nya.“
Siapakah yang tidak dapat mengenang kembali masa lalu untuk melihat bahwa hal-hal yang dianggap sebagai musibah akhirnya ternyata merupakan berkat terselubung? Seorang Pelukis mencampur berbagai warna yang bagi mata orang biasa atau orang awam nampaknya jauh sekali dari tujuan si Pelukis. Tetapi tunggulah sampai ia selesai memadukan warna-warna itu.
Ayat 28 yang menegaskan bahwa Allah sanggup mendatangkan kebaikan melalui segala sesuatu yang terjadi terhadap kita. Segala sesuatu di sini memang meliputi semua peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. Namun, sesuai dengan pokok bahasan ayat-ayat sebelumnya, ”segala sesuatu” di sini secara khusus menunjuk kepada segala macam kesulitan dan penderitaan yang kita alami.
Kebaikan yang dimaksudkan dalam ayat tersebut tentunya bukan kebaikan menurut ukuran kita sendiri. Ukuran kebaikan itu adalah rencana Allah. Rencana ini berlaku bagi orang-orang yang telah dipanggil-Nya. Paulus menguraikan bagaimana Allah secara teratur dan terencana memilih, menentukan, memanggil, membenarkan, dan memuliakan kita. Dan untuk melaksanakan rencana tersebut Allah mengaruniakan Anak-Nya sendiri bagi kita. Karunia Allah yang terbesar ini memberikan jaminan bahwa kasih Kristus akan senantiasa menjadi milik kita.