Minggu, 11 Juli 2010

Renungan Hari Senin, 14 Juni 2010

Kuat Di Dalam Kasih Kristus
Roma 8 : 35
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
Kondisi di Roma adalah jemaat-jemaat di Roma mengalami penganiayaan karena mereka menyebut diri mereka Kristen. Orang-orang dunia jika dianiaya, mereka bakalan lari dan menyerahkan apapun juga yang ada pada mereka, yang penting bagi mereka adalah keselamatan dirinya dari amukan massa yang menganiaya. Tetapi jemaat-jemaat di Roma tidak demikian, mereka tetap beriman kepada Kristus dan tidak sedikitpun mereka menyangkal iman mereka, sehingga tidak heran Paulus menghibur mereka bahwa barangsiapa yang menyeru nama Tuhan akan diselamatkan (Roma 10:13).
Di dalam penderitaan dan penganiayaan berat sekalipun, kalau jemaat-jemaat di Roma tetap memfokuskan imannya kepada Kristus dan bukan pada penganiayaan, maka kita juga perlu belajar dari mereka yaitu belajar memfokuskan iman kita kepada Kristus dan bukan pada sesuatu yang menghimpit kita, sehingga kita mampu menerobos keluar dan menang menghadapi setiap penganiayaan.
Dari banyak pengalaman, sering berhubungan dengan Tuhan melalui doa sangat menolong, menyelamatkan, memberi kekuatan, mendatangkan damai, dan menjauhkan diri ini dari godaan. Mereka yang jarang berdoa akan mendapat bukti bahwa berdoa kepada Tuhan itu tidak sia-sia. “Banyak hal yang menjengkelkan, kekecewaan, dan nasib buruk yang sering terjadi. Sesudah rajin doa, itu semua seakan lenyap begitu saja. Hidup ini jadi lebih indah, tenang, dan terasa dekat dengan Tuhan,” tutur teman RHI. Inilah bukti bahwa ketika berdoa, Roh Kudus akan menyampaikan doa kita kepada Allah (lihat Roma 8:26). Di dalam Yesus Kristus, diri ini tidak sendirian karena Bapa beserta kita (lihat Yohanes 16:32), Yesus tidak akan menelantarkan diri ini (lihat Yohanes 14:18). Selain itu, di dalam kelemahan, kuasa Tuhan menjadi sempurna (lihat 2Korintus 12:9). Yesus memerintahkan kita agar: “Janganlah takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa” (lihat Matius 10:28).

Karena, Yesus adalah Kebangkitan dan Hidup (lihat Yohanes 11:25) sehingga diri ini tidak takut terhadap kematian (lihat Ibrani 2:15). “Maut telah ditelan oleh kemenangan” (lihat 1Korintus 15:54) melalui Yesus Kristus, Tuhan kita. “Jika Allah berpihak dengan kita, siapa yang akan melawan kita?” (lihat Roma 8:31) “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?” (lihat Roma 8:35) “Tidak, dalam semuanya ini kita akan menang jaya, oleh kuasa Dia yang mengasihi kita” (lihat Roma 8:37). Itulah sebabnya, di dalam Kristus, diri ini akan bersukacita selalu (lihat Filipi 4:4).
Seorang petinju yang telah berkeluarga memenagkan pertandingan. Dia bukan saja gembira karena mendapatkan money, tetapi dia bangga karena dia bisa menyandang gelar sebagai the winner. Tetapi, siapakah sebenarnya yang lebih merasakan kegembiraan itu? Jawabannya, pasti sang isteri petinju. Bahkan si isteri disebut lebih dari pemenang, karena walaupun dia tidak ikut bertanding untuk merebut kemenangan, ia sudah ikut merasakan kemenangan suaminya dan tentu ikut kecipratan hadiah from her beloved husband. Begitu halnya dengan kita anak-anak Tuhan. Menjadi pengikut Kristus, so pasti kita bangga because we are the son of God, yang lebih dari pemenang. Yesuslah Sang Pemenang yang telah menang diatas kayu salib. Dan kita, walaupun tidak dapat menanggung dosa kita sendiri, tetapi kita mendapatkan keselamatan dari Yesus Kristus, dimenangkan dari dosa.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...