Nyalakan Pelitamu
Lukas 11 : 33
Tidak seorang pun yang menyalakan pelita lalu meletakkannya di kolong rumah atau di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk, dapat melihat cahayanya
Kita diselamatkan agar kita dapat mewujudkan kemuliaanNya bagi dunia. Paulus berkata, "Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang" (Efesus 5:8). Itulah Injil yang layak dikhotbahkan. Injil yang dapat mengubah gelap menjadi terang, mengubah kebencian menjadi kasih, menjamah orang berdosa dan menguduskannya.
Jenis injil yang dikhotbahkan sekarang ini tidak benar-benar mengubah kita. Yang berubah hanyalah agama kita karena kehidupan kita masih tetap saja sekalipun kita sudah mendengar injil dikhotbahkan. Kita harus bertanya pada diri sendiri, "Apakah saya ini terang dunia? Apakah saya bersinar? Jika orang menatap ke arah saya, apakah mereka melihat terang itu?" Kenyataannya, kita sering kali melihat orang Kristen yang kalah; mereka selalu kalah melawan kegelapan.
Roh manusia dilengkapi sebentuk hati nurani, yang selalu bereaksi mengingatkan kita setiap kali kita ingin berbuat dosa. Roh yang menyala seperti pelita merupakan wakil Tuhan untuk menerangi diri kita hingga bagian terdalam.
Betapa pentingnya pelita jika kita berada dalam kegelapan. Dunia yang kita tempati sekarang berisi banyak potensi yang dapat menggiring kita semua menuju kegelapan rohani. Tidak heran jika Paulus mengingatkan jemaat di Roma untuk memastikan roh mereka tetap menyala-nyala. "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11). Roh yang tetap menyala, laksana pelita yang bercahaya adalah sebuah tanda kesiapan kita menantikan kedatangan Kristus. Roh yang tetap menyala akan membuat kita tetap bersemangat untuk melayani Tuhan. Cahaya itu pun sudah seharusnya terpancar menerangi saudara-saudara kita yang belum mengenal Tuhan, lewat pernyataan kemuliaan Tuhan dalam pelayanan kita.