Berjalan Dalam Terang
Yesaya 9 : 1
Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.
Melakukan perbuatan kegelapan itu ada baiknya karena dengan demikian kita bisa melihat potensi kita untuk jatuh dalam kejahatan. Atau saya pernah pula mendengar seseorang berdalih, untuk bisa menjangkau mereka yang sesat, kita harus pura-pura ikut menjadi sesat dulu. Hal ini tidak pernah dianjurkan dalam Alkitab. Salah-salah malah kita yang terjebak di dalamnya. Sebaliknya justru Alkitab menyatakan bahwa kita tidak boleh turut serta mengambil bagian dalam berbagai perbuatan yang bisa mendatangkan dosa. "Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu." (Efesus 5:11). Tuhan tidak meminta kita untuk selalu menjauhi orang-orang yang berdosa, karena mungkin lewat kita mereka bisa bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Tuhan Yesus sendiri mengasihi orang-orang berdosa. Dia datang justru untuk menyelamatkan kita orang-orang yang berdosa ini. "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." (Markus 2:17).
Bukankah aneh jika kita mengeluhkan kegelapan moral dan rohani dunia kita ini, padahal itu sebenarnya tempat yang tepat untuk menunjukkan kecemerlangan cahaya Tuhan Yesus Kristus. Pada hari Natal, kita sering membaca kata-kata nubuat ini: "Bangsa yang berjalan di dalam
kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar" (Yesaya 9:1).
kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar" (Yesaya 9:1).
Kebenaran, sebagai salah satu buah Roh, bukan hanya apa yang kita ketahui, tetapi apa yang kita lakukan. Hidup dalam terang Allah berarti lebih dari sekadar pengetahuan. Lihatlah bagaimana Yohanes menjelaskan seperti apakah berjalan dalam kegelapan itu: “Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya” (1 Yoh. 2:9-11).