Kamis, 16 Desember 2010

Renungan Hari Jumat, 17 Desember 2010


Bertobat Membawa Sukacita
Hosea 14 : 3
Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami

Masa advent  memang juga ditandai dengan atau oleh mawas diri akan kesiapan menyambut kedatangan Penyelamat Dunia: sejauh mana hati, budi dan jiwa kita siap atau layak menyambut kedatanganNya. Jika tidak siap atau tidak layak, marilah dengan segala kerendahan hati kita akui pelanggaran atau dosa-dosa kita dan kemudian menyesal serta bertobat, tidak akan mengulangi pelanggaran atau dosa-dosa yang pernah dilakukan.
Kunci utama ketika kita menerima teguran dari Tuhan adalah bertobat.  Pengakuan diri kita telah melakukan dosa di hadapan Tuhan itu sangat penting dan itu adalah kunci untuk mengalami pemulihan dan berkat dari Tuhan.  Jadi bila kita mendapat teguran dari Tuhan jangan menjadi kecewa atau marah, ini berarti Tuhan sangat mengasihi kita.  "Jika kamu harus menanggung ganjaran;  Allah memperlakukan kamu seperti anak.  Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?"  (Ibrani 12:7).
Di Belgia pernah dilakukan survei terhadap warga yang berusia 60 tahun. Survei tentang penyesalan terbesar dalam hidup mereka. Hasilnya: 72% menyesal karena mengabaikan waktu untuk bekerja dengan baik di masa mudanya; 67% menyesal karena salah memilih profesi; 63% menyesal karena kurang waktu mendidik anak atau menggunakan pola didik yang salah; 58% menyesal karena kurang berolahraga dan menjaga kesehatan; 11% menyesal karena tidak memiliki cukup uang. Jika survei ini diajukan kepada Anda, apa penyesalan terbesar dalam hidup Anda?
Ada pepatah, penyesalan selalu datang terlambat. Itu tidak salah. Kita menyesal atas tindakan atau perbuatan salah di masa lalu. Kita menyesal atas keputusan keliru di masa lalu. Kita menyesal atas perkataan buruk yang pernah terlontar dari mulut kita, dan ternyata dampaknya begitu kuat terhadap diri seseorang. Namun, penyesalan tinggallah penyesalan. Masa lalu tidak bisa diulang. Baik atau buruk, apa yang sudah terjadi akan tetap menjadi sebuah “jejak”.
Kita berdukacita karena kita sadar telah melakukan suatu kesalahan, kekeliruan dan penyimpangan akan kehendak ALLAH bagi kita, olehnya kita berduka, menyesal dan kembali kepada TUHAN YESUS dan kebenaran Firman-Nya sehingga dukacita kita mendatangkan sukacita didalam hidup kita oleh karena kembali hidup dalam kehendak Firman TUHAN.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...