Selasa, 14 Desember 2010

Renungan Hari Rabu, 8 Desember 2010


Seumpama Rajawali
Jesaya 40 : 31
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah
Hari-hari ini, di kala kita sedang menantikan datangnya pertolongan dan keselamatan yang dari Tuhan, pastilah Tuhan membawa kita melewati masa-masa pembersihan. Pembersihan ini akan menyingkapkan kepada kita, hal-hal yang tidak sesuai dengan karakter dan sifat Tuhan. Melalui berbagai macam masalah yang akan kita hadapi, kita dibersihkan dan dibawa untuk mengubah hal-hal yang tidak sesuai tersebut, dan menyesuaikan keberadaan kita dengan kebenaran Tuhan. Pembersihan ini mempengaruhi doa kita di hadapan Tuhan.
Tahukah Anda bahwa burung rajawali adalah burung yang paling panjang usianya?
Seekor burung rajawali bisa mencapai umur hingga 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur tersebut adalah sebuah pilihan bagi seekor rajawali, apakah dia ingin hidup sampai 70 tahun atau hanya sampai 40 tahun. Ketika burung rajawali mencapai umur 40 tahun, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun lagi, dia harus melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Dan pada saat inilah seekor rajawali harus menentukan pilihan untuk melewati transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian. Pada umur 40 tahun paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya sehingga ia akan kesulitan memakan. Dan cakar-cakarnya juga sudah tidak tajam. Selain itu bulu pada sayapnya sudah sangat tebal sehingga ia sulit untuk dapat terbang tinggi. Bila seekor rajawali memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus terbang mencari pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut. Kemudian dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas. Setelah beberapa lama paruh baru nya akan muncul, dan dengan menggunakan paruhnya yang baru itu ia akan mencabut kukunya satu persatu-satu dan menunggu hingga tumbuh kuku baru yang lebih tajam. Dan ketika kuku-kuku itu telah tumbuh ia akan mencabut bulu sayap nya hingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Dan ketika semua itu sudah dilewati rajawali itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor rajawali selama kurang lebih setengah tahun.
Burung rajawali ini ibarat kita sebagai manusia. Ketika sebuah masalah datang dalam kehidupan kita dan kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus diambil, dan sering dari pilihan yang kita ambil tersebut kita harus melewati suatu transformasi kehidupan yang menyakitkan bagi jiwa dan tubuh kita.
Menanti Tuhan menjawab doa membutuhkan kesetiaan, ketabahan, ketaatan dan kebergantungan penuh pada kehendak Tuhan. Kadang-kadang, jawaban Tuhan tidak sesuai dengan harapan kita. Akan tetapi, di dalam kemahatahuan dan hikmat-Nya, semua yang diberikan Tuhan itu pasti baik. Pokok persoalan yang membuat menantikan Tuhan itu tidak mudah adalah bahwa menantikan Tuhan itu menuntut kesabaran dan keyakinan bahwa Tuhan selalu memberi yang terbaik, sesuai dengan kebutuhan kita.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...