Tetap Melakukan Kebaikan
Roma 2 : 1 – 11
Surat ini ditulis untuk orang-orang Kristen di gereja Roma. Orang-orang Kristen termasuk dalam kategori "setiap orang". Walaupun dosa manusia begitu buruk, tetapi anugerah dan kemurahan Tuhan, kebaikan-Nya dan tenggang rasa-Nya dan kesabaran-Nya semakin meluas untuk menarik Anda keluar dari dosa.
Tuhan sendiri yang memiliki hak untuk menghakimi setiap orang, Roma 14:4 katakan : "Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.". Firman Tuhan dalam Roma 12:19 : "Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan." Penyembuhan Bagi Kebiasan MengKritik; Pengadilan adalah hal yang amat penting. Alkitab mengatakan dalam Mazmur 7:11 : "Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat." Penyembuhan bagi roh suka mengkritik ditemukan melalui pemahaman tentang penghakiman Tuhan. Alkitab mengatakan setiap orang berdosa. Dosa inilah yang menyebabkan celah antara Tuhan dan manusia dan menyebabkan kita patut menerima penghakiman (Roma 3:23 dan Roma 6:23).
Janganlah kita menghakimi sebab penghakiman adalah hak/milik/kepunyaan Tuhan semata-mata. Setiap kali kita menunjuk seseorang yang bersalah dengan mengarahkan satu telunjuk kepada orang tersebut, tanpa kita sadari keeempat jari yang lain mengarah kepada diri kita sendiri. Yesus mengatakan dalam Injil hari ini, "Janganlah kamu menghakimi! Kamu melihat selumbar dimata saudaramu, tetapi balok dimatamu sendiri tidak kamu lihat!" Itulah gambaran tegas, jelas dan nyata tentang kecenderungan orang untuk menghakimi sesama, tanpa pernah menyadari bahwa diri sendiri penuh dengan salah dan dosa.
Jangan menilai seseorang secara subyektif, atau sepihak, karena dengan demikian kita telah menghakimi orang lain. Sebelum menilai orang lain, nilailah dulu diri kita sendiri. Inilah yang dimaksud Yesus kala Dia mengatakan, “Mengapa engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedang balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?” (Mat. 7:3). Harus diakui, kita kerap menghakimi orang dengan tujuan menutupi hal yang sebenarnya sedang dilakukannya juga.
Latihlah diri kita untuk tidak cepat menghakimi orang lain. Di hadapan Tuhan, kita tidak lebih benar dibandingkan orang lain. Lagi pula, ingatlah bahwa ukuran yang kita pakai untuk menghakimi orang lain, suatu saat ukuran tersebut akan kita terima dari orang lain. Apa yang kita tabur akan kita tuai. Manusia harus bekerja keras agar mampu mewariskan kebaikan yang besar (leaving a legacy) bagi umat manusia. Kalau bisa, itu lebih besar ketimbang usia yang diberikan Tuhan kepadanya. Dalam memaknai pekerjaan yang dilakukan, manusia memiliki pemahaman yang beragam dan berbeda-beda. Orang yang bekerja untuk hidup (to live), bukan hidup untuk bekerja. Ia memaknai pekerjaannya sekadar mencari sesuap nasi. Motif utama pekerjaannya adalah fisik-material. Ini merupakan fenomena kebanyakan orang.
Tuhan yang kita sembah bukanlah TUhan yang memandang muka dan membeda-bedakan wajah, status dan keadaan kita. Dan kalau kita benar-benar menjaga hati kita di hadapan Tuhan, maka Dia yang setia dan adil akan melihat segala perbuatan kita. “Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.” Maz 84:12b; Dia tidak akan menahan kebaikannya bagi setiap orang yang bersungguh hati kepadaNya. Bahkan promosi sekalipun datangnya dari Tuhan, “TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia” Ul 28:13.
Bahkan segala kekurangan dan kesalahan yang diperbuat di masa lampau juga tidak boleh dijadikan halangan bagi kita untuk datang kepadaNya. Tuhan sendiri juga tidak memilih siapa saja yang boleh datang kepadaNya, apakah dia itu pendeta atau aktivis saja, tetapi Tuhan menerima setiap orang yang mau datang kepadaNya. TanganNya selalu terbuka. Keadaan kehidupan yang penuh dosa juga hendaklah diakui di hadapanNya, dan berserah sepenuhnya kepada Yesus. “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Rom 8:38-39.
Bila Wortel yang keras akan lembek kalau disiram air panas. Artinya yang tadinya tegar menjadi lemah disaat masalah datang. Telur yang lembek akan menjadi keras kalau disiram air panas. Artinya yang tadinya tidak keras menjadi keras disaat masalah datang. Kopi disiram air panas akan menjadi bau yang harum. Maka disaat masalah datang kita harus menjadi contoh yang baik. Jangan keraskan hatimu..!!