Selasa, 14 Desember 2010

Renungan Hari Kamis, 9 Desember 2010


Damai Sejahtera
Yohanes 14 : 27
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu
Ketika kejatuhan manusia di taman Firdaus, manusia kehilangan Kemuliaan Allah. Dan dengan segala daya upaya manusia berusaha untuk mencari dan bertemu dengan Allah, tetapi semuanya sia-sia, hanya satu yang diperlukan oleh manusia yaitu: Pemulihan kembali hubungan dengan Tuhan Allahnya. Rasa bersalah dan kesadaran akan dosa membuat Adam dan Hawa menghindari Allah. Mereka takut dan tidak tenang di hadirat-Nya, sadar bahwa mereka berdosa dan tidak berkenan pada-Nya. Dalam keadaan ini mustahil bagi mereka untuk menghampiri Dia dengan penuh yakin. Di dalam keadaan berdosa, kita juga seperti Adam dan Hawa. Akan tetapi, Allah sudah menyediakan suatu jalan untuk membersihkan hati nurani kita yang bersalah, membebaskan kita dari dosa, dan memulihkan persekutuan dengan kita. Jalan itu ialah “Yesus Kristus”
Tuhan Yesus memberikan damai sejahtera kepada setiap orang yang percaya pada-Nya. Damai sejahtera ini sebenarnya adalah realitas Kristus sendiri. Tak peduli penganiayaan, penolakan, penghinaan, cemooh, bahkan fitnahan, kita akan mampu menghadapi semuanya bila Dia ada dalam hati kita. Tuhan Yesus sengaja membedakan damai sejahtera-Nya dengan damai sejahtera yang diberikan dunia karena keduanya memang tidak sama. Jika damai sejahtera Tuhan bersifat tetap dan tidak tergantung waktu atau keadaan, sebaliknya damai sejahtera dari dunia bersifat sementara dan semu. Keberadaan lembaga-lembaga penegak hukum, lembaga pemasyarakatan, penjaga perdamaian, dan lain sebagainya merupakan bukti betapa sesungguhnya dunia tidak mampu memberi damai sejahtera itu. Hal itu semakin dipertegas oleh berbagai berita di media massa dewasa ini yang menunjukkan semakin banyak orang yang hidup dalam ketakutan, kecemasan, dan ketidakpastian.
Ketaatan kita kepada Tuhan akan menghasilkan kedamaian seperti sungai yang terus mengalir dengan derasnya.  Jika kita membiarkan damai sejahtera Tuhan memerintah dalam hati kita dengan cara tidak memberi kesempatan pada kekuatiran untuk masuk, maka roh ketakutan pun akan terusir.  Seringkali problema dan kesukaran yang menindas hati serta pikiran kita hanyalah imajinasi kita belaka.  Sesungguhnya Tuhan akan memelihara kita dalam damai sejahteraNya yang sempurna jika pikiran kita terus tertuju pada Tuhan.  Jadi, dalam keadaan apa pun kita harus memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan dan merenungkan firmanNya siang dan malam, sehingga jika tiba-tiba kita diperhadapkan pada keadaan yang sulit kita akan mampu menanggapinya dengan tenang.

Jamita Epistel Minggu ROGATE – 5 Mei 2024

Sai Na Manjalo DO Nasa Na Mangido     (Setiap Orang Yang Meminta Akan Menerima) Psalmen 28: 1  – 2   a)       Huria na hinaholongan ...