Selasa, 14 Desember 2010

Renungan Hari Rabu, 15 Desember 2010


Harus Bertobat
Kisah Para Rasul 17 : 30
Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat
Darah Kristus mendamaikan kita dengan Allah, kita tidak lagi menjadi seteru Allah. Kristus "...telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran." (1 Petrus 2:24). Setelah menerima anugerah keselamatan kita harus dengan sungguh-sungguh hidup dalam pertobatan. Kita harus bertobat dari dosa! Kita tidak dapat menerima anuegerah Tuhan lalu tetap tinggal dalam dosa, karena Tuhan telah mencurahkan anugerahNya sewaktu kita masih berdosa dan kini dosa kita telah diampuni dan kita disucikan. Hidup dalam pertobatan itu suatu perintah, bukan sekedar himbauan! Kita harus dengan sadar meninggalkan dan menolak segala perbuatan dosa.
Kita tidak dapat sungguh-sungguh percaya Yesus Kristus, tanpa taat kepada-Nya; atau sebaliknya kita tidak dapat taat kepada-Nya, tanpa percaya kepada-Nya. Berkali-kali dalam Alkitab kita temukan kata "percaya" sebagai kata searti untuk kata "taat", atau sebaliknya kata "taat" sebagai kata searti untuk kata "percaya", seperti dalam Yohanes 3:36 "Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal; tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya". Adalah kehidupan baru yang taat kepada Yesus Kristus, beserta iman percaya kepada karya penebusan-Nya, yang membuktikan bahwa kita sudah benar-benar selamat, sudah benar-benar menjadi anak-anak Allah, anggota warga Kerajaan Allah (1 Yohanes 3:5-6 "Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa. Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia").
Dalam bahasa Yunani untuk kata bertobat ini adalah μετάνοια (metanīa) yang artinya perubahan pikiran. Ini berbeda dengan pertobatan menurut konsep agama-agama pada umumnya—termasuk pada bangsa Israel—yaitu perubahan perbuatan. Ini yang dinyatakan dalam kata “bertobat” yang digunakan di Perjanjian Lama, שׁוּב (shûb) yang artinya “berbalik”. Berbalik dari perbuatan yang salah ketika bangsa Israel tidak melakukan Taurat, dan menyembah allah asing. Memang secara umum dalam pertobatan perbuatan ada pula perubahan pola berpikir dan sikap hati, tetapi tidak menyeluruh atau tidak terlalu berarti, sebab kalau pikiran mengalami perubahan, maka perbuatannya pun pasti berubah; tetapi kalau satu atau lebih perbuatan salahnya diubah, belum tentu pola berpikirnya berubah secara menyeluruh. Setelah seseorang bertobat pun harus terus-menerus mengalami pembaruan pikiran (μεταμορφοῦσθε, metamorfústhe, Rm. 12:2). Pembaruan pikiran inilah yang membuat kita mengerti kehendak Tuhan: apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna.
"Pertobatan" dan "iman" kepada Yesus Kristus haruslah terus-menerus merupakan gaya kehidupan Kristen kita sehari-hari. Betapa banyak orang-orang Kristen belum pernah bertobat sungguh-sungguh, belum mau menaatkan diri kepada pemerintahan Kristus atas kehidupan mereka. Sedangkan keselamatan kekal yang dijanjikan atau yang dikaruniakan Allah berhubungan erat dengan kesediaan kita menaatkan kehidupan kepada pengaturan Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan percaya bahwa Allah telah kembangkitkan-Nya dari kematian (Roma 10:9 "sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan").

Jamita Epistel Minggu ROGATE – 5 Mei 2024

Sai Na Manjalo DO Nasa Na Mangido     (Setiap Orang Yang Meminta Akan Menerima) Psalmen 28: 1  – 2   a)       Huria na hinaholongan ...