Kasih Allah
1 Yohanes 4 : 9
Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya
Allah mengasihi tiap kita bahkan ketika kita berlaku buruk. la tak pernah menahan kasih-Nya. Makin kita berbuat dosa, kasih karunia Allah makin melimpah (baca Rm. 5:20 Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah). Allah tak pernah menyerah. Sebaliknya, dengan kasih-Nya yang tak terbatas, IA mencari kita bagai seorang gembala mencari dombanya yang hilang.
Sebuah ayat penting telah dicatat di dalam Alkitab untuk menunjukkan hal ini. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). Dengan jelas dikatakan "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini.." Ayat tersebut tidak berbicara untuk satu atau beberapa kelompok dalam skala kecil saja, tetapi berbicara secara global, untuk semua umat manusia. Artinya bukan orang baik saja, tetapi orang yang jahat sekalipun masih Dia kasihi. Tuhan tidak ingin satupun dari manusia berakhir dalam kebinasaan. Untuk itulah Yesus diutus turun ke bumi dan melakukan karya keselamatanNya, sehingga siapapun yang percaya kepada Yesus tidak akan binasa melainkan akan memperoleh hidup yang kekal. Siapapun kita atau mereka, kesempatan yang sama terbuka untuk menerima keselamatan. Semua tergantung dari keputusan kita apakah menerima atau menolak. Itu yang membuat perbedaan, tetapi kesempatan yang diberikan sesungguhnya sama.
Kita tidak hanya perlu “berakar dan berdasar” di dalam kasih Allah bagi kita, namun kita juga perlu untuk mengalami kasih-Nya yang tak terbatas bagi kita. Saat kita mengalami kasih Tuhan dan meresponnya dalam kasih, kita akan diubahkan sepenuhnya dalam gambaran-Nya. Kita juga akan sanggup memenuhi hukum-Nya yang terutama: mengasihi Tuhan dan sesama (Markus 12:29-31). Kasih ini harus dinyatakan melalui tindakan (1 Yohanes 3:13). Sesungguhnya, kasih yang kita berikan kepada sesama akan menjadi saksi nyata untuk membuktikan kepada dunia bahwa kita adalah pengikut Yesus (lihat Yohanes 13:34).
Meskipun kasih agape tidak berdasar atas perasaan, namun perasaan yang penuh kasih itu akan senantiasa mengikuti ekspresi kasih kita kepada sesama. Saat hidup kita mulai mendemonstrasikan “buah roh”: (kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri), bagian emosional kita tanpa diragukan lagi akan berubah menjadi lebih baik. Namun yang harus kita kejar bukanlah perbaikan dari emosi kita, melainkan carilah dahulu kerajaan Allah maka semuanya itu akan ditambahkan kepada kita (Matius 4:33).