Menjaga Domba-Domba
Yehezkiel 34 : 11 – 19
Nas ini memperlihatkan kepada kita bagaimana Allah kecewa terhadap pemimpin Israel yang hanya memikirkan ambisi pribadi, mengutamakan keselamatan sendiri dan membiarkan umat menjadi korban keganasan, kebuasan dan keserakahan diri mereka sendiri. Mereka bermegah dalam kemampuannya dan kedudukanya sebagai pemimpin, menjanjikan segala perlindungan dan kesejahteraan. Tetapi bila sampai pada waktunya mereka lupa pada orang-orang yang dipimpinnya dan menikmati sendiri hasilnya. Sehingga umat Israel tercerai-berai dalam arti tidak terlindungi, terpelihara dan tercukupi kebutuhannya. Oleh sebab itu, Allah berjanji bahwa suatu saat nanti Ia akan mencari dan mengumpulkan kembali umat Allah yang tercerai-berai akibat perbuatan para pemimpin Israel yang tidak dapat dipercaya itu.
Pemimpin Israel pada zaman Yehezkiel seharusnya menjaga umat Israel, seperti gembala merawat domba-dombanya, justru memangsa orang-orang yang dipimpinnya (ayat 3, 4). Rakyat diperas dan dimanfaatkan untuk memenuhi keinginan pribadi dan para pemimpin (ayat 8). Tuhan pun murka kepada mereka. Dan, melalui Yehezkiel, Tuhan menyatakan penghukuman-Nya (ayat 10). Dalam kapasitas kita masing-masing, selalu ada orang yang Tuhan tempatkan untuk kita pimpin. Mungkin di masyarakat, di tempat kerja, di gereja, di organisasi, di rumah, dan sebagainya. Kewajiban kita adalah menjaga mereka dengan penuh tanggung jawab dan kepedulian. Juga, menjaga diri supaya tidak terjebak memanfaatkan mereka untuk kepentingan pribadi. Sebaliknya, kalau perlu mengorbankan diri untuk mereka.
Gembala adalah setiap orang yang telah diberikan tugas untuk memimpin umat manusia. Dalam dunia modern, banyak lembaga yang dipimpin oleh orang-orang yang dipercayakan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Namun apa yang terjadi? Harapan tinggal harapan. Para pemimpin itu hanya memuaskan kebutuhan pribadinya. Tidak melihat orang-orang yang dipimpin.
Manusia membutuhkan seorang pemimpin yang takut akan TUHAN! Sebagian dari domba-domba itu merayu gembala agar hanya memperhatikan kebutuhan mereka saja. Gembala itu pun terbujuk oleh rayuan domba-domba sesat, yang hanya memikirkan diri mereka sendiri. Telah terjadi dua kejahatan sekaligus. Pertama, bahwa gembala tidak melakukan tugasnya sesuai dengan perintah TUHAN. Kedua, bahwa sebagian dari domba-domba berkoalisi bersama-sama dengan gembala agar memperhatikan mereka saja. Tidak ada cara lain untuk menyelamatkan domba-domba tersebut, selain dari TUHAN sendiri yang akan menggembalakan domba-dombaNya. Kuasa yang telah diserahkan oleh TUHAN akan segera dicabut dari gembala-gembala yang sesat dan jahat. Siapakah itu? Setiap pemimpin hendaknya merenungkan bahwa kedudukan dan kekuasaan yang ada padanya berasal dari TUHAN.
Yesus adalah gembala yang baik. Siapa yang mau mengikutiNya akan mempunyai hidup yang berkelimpahan. Dalam hidup kita setiap hari, sudahkah kita menunjukkan bahwa kita menjadikan Yesus sebagai gembala kita, Yesus adalah teladan kita. Apabila kita memang menjadikan Yesus sebagai gembala kita maka kita harus mengenal suara Allah, bertindak benar dan bersikap terbuka terhadap kepelbagaian. Bagaimana dengan kita!