Senin, 20 Juni 2011

Hari Minggu Quasimodogeniti, 1 Mei 2011


Kristus Adalah Tuhan
Yohanes 21 : 1 – 14
Suatu waktu murid-murid Tuhan pergi menangkap ikan tetapi malam itu mereka tidak berhasil mendapatkan apa-apa. “Kata Yesus kepada mereka: “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” Jawab mereka: “Tidak ada.” Maka kata Yesus kepada mereka: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.” Yohanes 21:5-6. Yesus menyuruh murid-murid menebar jala di sebelah kanan perahu, mereka taat melakukan perintah Yesus. Seandainya mereka menebar jala di sebelah kiri, di belakang atau di depan perahu mereka, tentu mereka tidak mengalami keberhasilan. Tapi karena mereka taat melakukan sesuai perintah Tuhan, maka mereka mendapat berkat yang besar.
Orang yang frustrasi dan merasa gagal dalam hidup, tugas dan panggilan pada umumnya tak bergairah hidupnya dan kemudian hidup dan bekerja seenaknya sendiri, menurut kemauan sendiri, kembali ke cara bekerja sesuai selera hatinya sendiri. Demikianlah yang terjadi dengan para rasul: sebelum mereka mengikuti Yesus pekerjaan mereka adalah mencari ikan sebagai penjala ikan, maka ketika mereka ditinggalkan oleh Yesus, Guru dan Tuhan mereka, yang wafat di kayu salib mereka merasa kehilanga pegangan atau pedoman hidup. Mereka kecewa, frustrasi, maka untuk menutupinya atau mengisi kekecewaannya mereka kembali ke pekerjaan semula : "Aku pergi menangkap ikan." , demikian kata Petrus dan teman-temannnya pun bergabung dengannya. Namun, meskipun mereka penjala ikan, pandai menangkap ikan, semalaman bekerja tidak memperoleh apa-apa. Tetapi ketika mereka menebarkan jala atas perintah Tuhan mereka memperoleh hasil luar biasa. Maka belajar dari pengalaman para rasul ini marilah kita mawas diri: apakah kita hidup dan bekerja menurut selera sendiri, seenaknya sendiri atau menurut cara masing-masing ataukah sesuai dengan aturan atau tatanan yang berlaku. Jika kita mau atau menghendaki berhasil atau sukses dalam hidup dan bekerja hendaklah mentaati dan setia pada tatanan atau aturan yang berlaku atau sesuai dengan visi-misi hidup bersama. Di jalanan hendaknya mentaati aturan lalu lintas, di kantor mentaati peraturan kepegawaian yang berlaku, di rumah hidup saling mengasihi sebagaimana pernah dijanjikan(ingat janji perkawinan).
Saudara, pada waktu Petrus tahu salah, dia menyesal, lalu dia bertobat. Bulan lalu saya bicara agar kita tidak boleh hanya menyesal tapi kita juga harus bertobat. Apa langkah pertobatan Petrus? Petrus tidak meninggalkan kelompok murid-murid Tuhan Yesus, sehingga ketika Tuhan ada di tengah-tengah mereka, Dia memulihkan dan mengembalikan kepercayaan kepada Petrus. Kalau Saudara saat ini sedang diproses, dibentuk, sedang mengalami sesuatu yang begitu berat dalam hidup Saudara, saya mau ingatkan: jangan pernah tinggalkan Tuhan Yesus, jangan tinggalkan keluarga Saudara, jangan tinggalkan kelompok-kelompok Saudara, jangan tinggalkan gereja di mana Saudara beribadah!
Setiap manusia yang hidup di muka bumi ini tidak luput dari pergumulan hidup. Pergumulan hidup manusia bisa saja berupa kesusahan, penderitaan, sakit penyakit dan lain sebagainya. Pemazmur dalam kesesakannya bertanya: “Dari manakah akan datang pertolonganku?” Namun pada ayat selanjutnya ia berkata: “Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.” Banyak orang mencari pertolongan ke tempat-tempat yang dianggap keramat, mereka mencari pertolongan di luar Tuhan. Tetapi sebagai umatNya, kita tentu hanya berharap pada pertolongan Tuhan.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...