Senin, 20 Juni 2011

Hari Minggu Kantate, 22 Mei 2011


Hidup Yang Berbuah
Matius 21 : 14 – 22
Hal pertama yang Yesus lakukan setelah tiba di Yerusalem adalah menyucikan Bait Allah. Ini menegaskan bahwa Yesus memang datang sebagai raja dalam hal rohani, bukan fisik. Tapi mengapa Bait Allah harus disucikan? Seharusnya Bait Allah adalah rumah doa (ayat 13; Yes. 56:7) tempat umat beribadah dan menyembah Allah. Bait Allah juga melambangkan kehadiran Allah yang memancarkan kemuliaan dan kasih di tengah umat- Nya. Maka tidak heran Yesus melakukan mukjizat penyembuhan bagi mereka yang datang ke situ (ayat 14). Sebagai akibatnya, Yesus dielu-elukan sebagai Mesias (ayat 15).  Kenyataannya Bait Allah sudah disalahgunakan dan dinajiskan oleh orang-orang yang berjualan di halaman Bait Allah, bahkan oleh para pemuka agama. Di situ ada bandar penukaran uang dengan kurs yang sangat tinggi. Padahal setiap orang dari luar Yerusalem yang ingin beribadah di Bait Suci haruslah menukar uangnya ke mata uang lokal untuk membayar pajak Bait Suci. Demikian juga para pedagang hewan kurban yang bersekongkol dengan para imam untuk menjual hewan kurban dengan harga yang mencekik leher. Pada saat yang sama mereka menolak hewan yang dibawa orang dari luar dengan alasan dibuat-buat. Mereka telah mengalihfungsikan halaman Bait Allah dari tempat satu-satunya orang-orang bukan Yahudi boleh turut beribadah kepada Allah Israel dengan menjadikannya pasar untuk bisnis yang kotor. Tak heran Yesus marah dan menuduh para pedagang ini telah mengubah Bait Suci menjadi sarang penyamun (ayat 13;Yer. 7:11). Dari sikap para pemuka agama yang marah mendengar pujian bagi Yesus, kita tahu bahwa mereka selain dengki kepada Yesus, mereka rupanya terlibat pula dalam kejahatan tersebut.  Gereja memang bukan Bait Allah. Namun gereja adalah komunitas orang percaya yang menjalankan fungsi ibadah dan persekutuan. Maka gereja harus dijalankan dengan kudus dan bukan untuk kepentingan pribadi.
Tindakan Yesus mengutuk pohon ara merupakan tindakan simbolis, serupa dengan perumpamaan Yesus mengenai pohon ara yang tidak berbuah di Luk. 13:6-7. Bangsa Israel, yang diwakili oleh orang banyak dan para pemuka agama bagaikan pohon ara yang tidak berbuah. Kehidupan mereka penuh kemunafikan. Hal itu bukan hanya terlihat saat beberapa kali konfrontasi Yesus dengan para pemuka agama, tetapi terlihat mencolok dari cara mereka memperlakukan Bait Allah. Mereka menajiskan dan menyalahgunakan Bait Allah dan tidak merasa hal itu sebagai sesuatu yang salah dan dibenci Tuhan. Itu hanyalah salah satu tanda kegagalan mereka. Penolakan mereka untuk bertobat setelah mendapat nasihat dan teguran keras Yesus membuktikan bahwa mereka layak dihukum! Sayang para murid hanya terpukau pada mukjizat, tidak mampu melihat pengajaran penting di balik tindakan Yesus. Maka sekali lagi Yesus mengajarkan para murid pentingnya iman, bukan semata-mata untuk melakukan mukjizat, tetapi untuk melakukan kehendak Allah. Membuat pohon ara yang hidup menjadi mati dalam sekejap memerlukan kuasa Allah. Apalagi hidup menegakkan kebenaran dan hidup di dalamnya membutuhkan iman yang berani menyerahkan diri kepada Tuhan untuk diproses dan dibentuk Tuhan. 
Bagi mereka yang terluka dan sakit, Tuhan akan beri kesembuhan yang sempurna. Yeremia 33:6 Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah. Jika Tuhan sudah menyiapkan segala-galanya buat kita, lalu apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan semua itu? Tuhan datang kepada kita bukan untuk melihat apakah kesusahan kita berat, apakah sakit penyakit yang anda derita sangat parah, atau apakah luka hati yang Anda derita sangat dalam. Tuhan tidak meminta kita untuk berusaha mencari jalan keluar dengan kekuatan kita, atau meminta pertolongan kepada orang lain, atau juga dalam perkataan kita katakan berserah pada Tuhan, namun sebenarnya kita pasrah pada “nasib”. Ingat Tuhan datang kepada kita, hanya meminta kepada kita untuk kita : PERCAYA saja. Hanya dengan mempercayai semua kehidupan kita pada Tuhan, maka sesuai dengan FirmanNya, pasti Anda akan mendapat kan kehidupan, dan pemulihan yang berkelimpahan.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...