Duka Menjadi Suka
Yohanes 16 : 16 - 20
Hidup ini bagaikan roda berputar: sisi yang tadinya di atas suatu saat akan berada di bawah, begitu pun sebaliknya. Penderitaan dan kegembiraan akan selalu hadir dalam hidup kita di dunia ini. Ada tawa, ada tangis; ada kelahiran, ada kematian. Ketika bayi yang baru lahir menangis, orang di sekelilingnya malah tersenyum bahagia; ketika seseorang meninggal dunia dengan damai dan bahagia, orang yang ditinggalkannya malah menangis sedih.
Untuk hidup mulia dan bahagia harus berjuang dan berkorban, demikian kata pepatah Jawa. "Berakit-rakit ke hulu, berrenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian", demikian kata pepatah Indonesia. Dua pepatah ini hemat saya begitu dekat dengan sabda Yesus hari ini, yaitu bahwa "Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita." Untuk itu Yesus menjelaskan dengan contoh yang begitu eksperiential, terutama bagi para ibu yang pernah melahirkan anaknya. Maka untuk memahami sabda Yesus atau pepatah di atas kiranya para ibu yang pernah melahirkan anaknya dapat lebih mudah memahaminya dan kami berharap dengan sukahati membagikan pengalamannya kepada orang lain, terutama kepada rekan-rekan laki-laki maupun generasi muda. Keutamaan-keutamaan macam apa yang dihayati oleh para ibu yang sedang mengandung dan melahirkan anaknya? Bukankah ia siap sedia untuk menderita, berkorban dan berjuang demi kehidupan baru yang membahagiakan? Sebagaimana seorang ibu tak mungkin melupakan anak yang telah dikandung dan dilahirkannya, demikian pula kita yang memperoleh kebahagiaan karena pengorbanan dan kerja keras, sebagai konsekwensi kesetiaan pada iman dan panggilan, juga tak akan mudah diambil orang lain atau hilang.
Inilah hidup yang tidak pernah lepas dari suka dan duka. Ketika kegembiraan itu datang, hendaknya kita tahu bersyukur kepada Tuhan. Sebaliknya, ketika penderitaan yang datang, hendaknya kita tidak menyalahkan Tuhan, melainkan tetap bersyukur kepada-Nya. Sebab, penderitaan bukanlah hukuman dari-Nya. Penderitaan adalah salah satu cara Tuhan untuk memurnikan kita sehingga kita layak menjadi anak-anak-Nya. Penderitaan ibarat emas yang dibakar di dalam api. Hanya dengan api, emas itu akan menjadi emas murni yang berharga. Amin