Turuti Dan Bertobat
Wahyu 3 : 3
Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu
Orang-orang kudus dan pelayan Jemaat Sardis harus membayar pengorbanan yang tidak terhitung untuk mendengar dan memelihara Injil air dan Roh. Karena itu Tuhan mengingatkan supaya mereka tidak kehilangan iman mereka kepada Injil air dan Roh yang sangat berharga ini, Injil yang sudah diperoleh dengan pengorbanan yang demikian banyak dan bahkan dengan hidup mereka sendiri. Orang-orang percaya harus dengan jelas menunjukkan iman mereka dan perbuatannya kepada Jahweh dengan berpegang teguh kepada Injil keselamatan sempurna dari air dan Roh ini.
Mereka yang sudah diselamatkan harus ingat bagaimana mereka ketika pertama kali mendengar dan percaya kepada Injil air dan Roh, menjalani kehidupan yang penuh syukur atas anugerah keselamatan. Orang-orang kudus yang dilahirkan kembali serta hamba Jahweh harus selalu ingat akan betapa agung dan indahnya Injil yang mereka terima dari Jahweh itu. Kalau tidak, mereka kemudian akan tergolong kepada orang-orang bodoh, yang tidak tahu saat Tuhan akan datang kembali ke dunia ini.
Tidak sedikit orang yang terjebak dalam kegiatan gereja yang tidak berdaya guna menjadikan Bapa berkenan kepada mereka. Kegiatan-kegiatan tersebut serupa dengan yang dilakukan oleh berbagai agama di dunia, misalnya bazar amal, berbagai jenis perlombaan, sampai kegiatan yang kelihatannya sangat rohani seperti pekerjaan misi. Kegiatan-kegiatan ini bukannya tidak boleh dilakukan atau salah, tetapi apabila tidak disertai dengan pertumbuhan rohani yang berarti, di mana seseorang semakin dikenan Bapa di Surga, maka iblis pun tidak merasa perlu bersusah payah menghalangi orang Kristen melakukan berbagai kegiatan tersebut. Akan tetapi iblis akan sangat terganggu dan akan berusaha keras menghalangi kalau seorang anak Tuhan bertumbuh menjadi pribadi yang dikenan Bapa.
Setiap umat percaya ingin mengarah kepada Allah, tetapnya nyatanya kita mengarah kepada dunia. Celakanya kita begitu yakin telah hidup benar. Sesama kita telah melihat bahwa arah dan cara hidup kita tidaklah benar. Karena itu kita sering membangun berbagai pembenaran diri saat kita menerima teguran atau kritik dari orang-orang sekitar kita. Padahal semakin kita membuat pembenaran diri, arah kaki ziarah iman kita semakin melenceng dari kebenaran. Sehingga pada akhirnya kita akan berupaya membenarkan setiap perbuatan kita yang melenceng. Sikap pembenaran diri tidak pernah mampu membenarkan kebenaran dan kehendak Allah. Sebaliknya dengan sikap pembenaran diri tersebut semakin membuktikan bahwa kehidupan kita telah sesat.
Sikap pertobatan merupakan suatu proses yang akan dialami oleh setiap umat percaya. Sehingga sikap pertobatan tidak pernah selesai. Walaupun demikian esensi dari setiap pertobatan adalah progresivitas, yaitu harus selalu maju dan berkembang. Selama kita masih berupaya bertobat terus-menerus di tahap awal, maka kita tidak akan pernah mengalami kemajuan rohani. Pola kerohanian yang demikian tidak akan pernah mungkin untuk menghasilkan buah. Pada saatnya Allah akan memotong pohon kehidupan kita, karena kita tidak pernah menggunakan setiap kesempatan yang telah dianugerahkan Allah dengan penuh tanggungjawab. Jika demikian air hidup dari Kristus juga tidak tersedia setiap saat. Ketika kita sengaja mengabaikan tawaran dan undangan dari Allah, maka kita akan kehilangan kesempatan yang berharga itu. Yang mana sikap pengabaian tersebut terjadi karena kita terlalu sibuk dengan kehausan untuk menikmati air dunia ini.