Senin, 20 Desember 2010

Renungan Hari Sabtu, 18 Desember 2010


Bebalik Dan Bertobat
2 Petrus 3 : 9
Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.

Kamus Bahasa Inggris – Indonesia memberikan arti kata LALAI dengan mengalpakan, menyia-nyiakan dan mengabaikan. Jika kita masukkan arti kata LALAI itu ke dalam buku 1 Timotius 4:14, maka ayat ini akan berbunyi: "Jangan kita ALPAKAN, SIA-SIAKAN ataupun jangan kita ABAIKAN Karunia TUHAN yang sudah Ia berikan kepada kita. Dengan kemajuan iptek menyebabkan kesabaran sebagai sebuah kebajikan telah diabaikan bahkan  direndahkan. Iptek mempercepat dan mempersingkat proses. Maka kita menjadi orang-orang yang tidak sabar, tidak  tekun, tidak tahan menanti. Padahal tanpa kesabaran, ketekunan, dan ketahanan, tidak mungkin orang menempuh pengalaman sebagai cara untuk mematangkan kepribadian!
Kita tak sanggup menanti karena ingin beralih dari pemeran sejarah menjadi pengendali segala sesuatu. Namun Yusuf  tidak demikian. Ia harus menunggu dua tahun sebelum kesempatan melangkah ke panggung kepemimpinan dunia  terbuka. Ia tahu bahwa tugas dan kewajibannya hanya menjalankan kehendak Allah, yang mengendalikan sejarah.
Sikap Allah yang begitu sabar menantikan pertobatan manusia, dengan menggunakan berbagai cara agar manusia akhirnya mau bertobat. Cara itu dapat berupa hukuman, tetapi juga dapat berupa nasib yang tampaknya baik. Sebab hati setiap orang itu berbeda karena dibentuk oleh pengalaman hidup yang berbeda. Orang dapat ingat kepada Tuhan karena mengalami sesuatu yang pahit, tetapi juga ada yang ingat Tuhan karena menerima rezeki. “Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah, jika tidak, tebanglah dia”. Mungkin meskipun tidak dikatakan disitu, cara agar pohon itu berbuah justru dengan membacoki pokoknya, sebagaimana dilakukan oleh banyak orang dari antara kita. Kata orang, pohon yang dibacoki pokoknya itu sepertinya berpikir : ‘Aku akan dibunuh. Kalau begitu aku harus berbuah, supaya hidupku dapat diteruskan!’ Demikian pula Tuhan mengingatkan manusia agar berbuah, dapat dengan memberi pupuk, tetapi juga dapat dengan membacoki pokoknya!
Janji Yesus untuk kembali ke umatNya. “Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.” (Yohanes 14:3). Berabad-abad telah berlalu dan janji ini masih belum terpenuhi. Akhibatnya, beberapa orang mengejek janji ini. Ayat ini diberikan kepada kita juga sebagai persiapan untuk menerima janji yang lainnya juga.“Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan. "” (2 Petrus 3:3-4). Tapi bagi kita yang percaya kepada janji Allah dengan yakin menantikan kedatanganNya dan penggenapan janji ini. Ketika Ia datang, Ia akan memenuhi janji lainnya juga, yakni janji Langit yang baru dan bumi yang baru. “Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.”
                Berkaitan dengan mundurnya/delay kedatanganNya, ada 2 insight/ 2 hal yang dapat kita petik disini. Pertama adalah Belas Kasihan Tuhan dan kesabaran Tuhan dengan memberikan kesempatan bagi umatnya untuk bertobat supaya tidak binasa. “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, … tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat”. Kedua adalah pandangan Tuhan mengenai waktu. Bagi Tuhan kita yang kekal, janji kedatanganNya hanyalah beberapa hari yang lalu. “Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.” (2Petrus 3:8).

Kamis, 16 Desember 2010

Renungan Hari Jumat, 17 Desember 2010


Bertobat Membawa Sukacita
Hosea 14 : 3
Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami

Masa advent  memang juga ditandai dengan atau oleh mawas diri akan kesiapan menyambut kedatangan Penyelamat Dunia: sejauh mana hati, budi dan jiwa kita siap atau layak menyambut kedatanganNya. Jika tidak siap atau tidak layak, marilah dengan segala kerendahan hati kita akui pelanggaran atau dosa-dosa kita dan kemudian menyesal serta bertobat, tidak akan mengulangi pelanggaran atau dosa-dosa yang pernah dilakukan.
Kunci utama ketika kita menerima teguran dari Tuhan adalah bertobat.  Pengakuan diri kita telah melakukan dosa di hadapan Tuhan itu sangat penting dan itu adalah kunci untuk mengalami pemulihan dan berkat dari Tuhan.  Jadi bila kita mendapat teguran dari Tuhan jangan menjadi kecewa atau marah, ini berarti Tuhan sangat mengasihi kita.  "Jika kamu harus menanggung ganjaran;  Allah memperlakukan kamu seperti anak.  Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?"  (Ibrani 12:7).
Di Belgia pernah dilakukan survei terhadap warga yang berusia 60 tahun. Survei tentang penyesalan terbesar dalam hidup mereka. Hasilnya: 72% menyesal karena mengabaikan waktu untuk bekerja dengan baik di masa mudanya; 67% menyesal karena salah memilih profesi; 63% menyesal karena kurang waktu mendidik anak atau menggunakan pola didik yang salah; 58% menyesal karena kurang berolahraga dan menjaga kesehatan; 11% menyesal karena tidak memiliki cukup uang. Jika survei ini diajukan kepada Anda, apa penyesalan terbesar dalam hidup Anda?
Ada pepatah, penyesalan selalu datang terlambat. Itu tidak salah. Kita menyesal atas tindakan atau perbuatan salah di masa lalu. Kita menyesal atas keputusan keliru di masa lalu. Kita menyesal atas perkataan buruk yang pernah terlontar dari mulut kita, dan ternyata dampaknya begitu kuat terhadap diri seseorang. Namun, penyesalan tinggallah penyesalan. Masa lalu tidak bisa diulang. Baik atau buruk, apa yang sudah terjadi akan tetap menjadi sebuah “jejak”.
Kita berdukacita karena kita sadar telah melakukan suatu kesalahan, kekeliruan dan penyimpangan akan kehendak ALLAH bagi kita, olehnya kita berduka, menyesal dan kembali kepada TUHAN YESUS dan kebenaran Firman-Nya sehingga dukacita kita mendatangkan sukacita didalam hidup kita oleh karena kembali hidup dalam kehendak Firman TUHAN.

Rabu, 15 Desember 2010

Renungan Hari Kamis, 16 Desember 2010


Pertobatan Membawa Kebebasan
Jesaya 1 : 27
Sion akan Kubebaskan dengan penghakiman yang adil dan orang-orangnya yang bertobat akan Kubebaskan dengan tindakan yang benar
                Proses keluar umat-umat pilihan tidak bermaksud bahwa umat-umat pilihan akan dihadapkan kepada struktur bersekutu – tidak demikian. Umat pilihan dibutuhkan untuk memisahkan diri mereka sendiri dari mereka yang tidak mengasihi kebenaran. Mereka yang tidak mendukung kebenaran tidak mengasihi kebenaran. Kita mengetahui tentang umat pilihan karena mereka mengasihi kebenaran dan tidak disesatkan oleh kepalsuan. Mereka mengenakan kasih dari Satu-satunya Allah yang Benar dan anakNya, Mesiah, atas segala yang lain. Umat-umat ini akan mewarisi Kerajaan Allah. Umat-umat pilihan adalah contoh kepada dunia dalam kasih mereka terhadap kebenaran dan terhadap sesama satu dengan yang lain.
Kita mempunyai tanggungjawab terhadap Allah untuk bekerja bagi pengubahan umat kita dan juga dunia ini. Kita dipanggil untuk tujuan ini dan tugas ini. Sebagai manusia yang dikuatkan oleh Roh Suci, mereka akan dibebaskan untuk bertugas bagi hala tuju yang sama. Umat pilihan tidak bergantung kepada individu atau struktur bersekutu. Umat pilihan akan menimbang dan membahagikan kebenaran. Mereka mendengar suara gembala dan saling mengenal di antara satu dengan yang lain. Umat kita telah menghadapi, dan sedang menghadapi satu keadaan yang susah dalam kebenaran Allah. Beri lah dorongan kepada sesama sendiri dan saling membantu sesama sendiri di dalam iman.
Makna pertobatan adalah sikap hati yang mau berubah di hadapan Allah, yang mana efek perubahan hidup itu dapat dirasakan oleh setiap orang di sekitarnya.  Jadi umat yang bertobat tentunya tetap wajib berdoa dengan khusuk, berpuasa dengan kesungguhan hati, dan sikap yang ikhlas, serta beribadah di rumah Tuhan dalam semangat spiritualitas yang tersembunyi. Tetapi kemudian dalam hidup sehari-hari mereka mampu membuktikan buah pertobatan dalam kehidupan mereka. Jadi puasa dan berdoa sebenarnya hanyalah awal dari sikap bertobat, tetapi perubahan hidup merupakan wujud yang sesungguhnya dari pertobatan.
Orang yang bertobat pada hakikatnya menyatakan bahwa hidupnya sepenuhnya milik Allah; jadi kehidupan orang percaya pada hakikatnya tidak lagi dimiliki oleh kuasa lain. Sehingga hati dan roh orang percaya hanya terarah kepada Allah.

Selasa, 14 Desember 2010

Bahan Sermon Parhalado, Minggu Advent IV 19 Desember 2010


Malua Do Na Marhaposan Tu Jahowa
Sepania 3 : 9 – 13
I.                    Patujolo
Namangula do panurirang Sepanya di tingki ni Raja Josia (639-609 SM) sahalak raja na daulat na patupahon pembaharuan/reformasi di ngolu parugamoon bangso Jehuda naung sega ala ni dosa ni bangso i na marbalik sian Debata marhite mamele debata sileban (Milkom). Di jolo ni turpuk on, dipaandar panurirang i do angka dosa na jorbut na niulahon ni bangso Juda dohot pangisi ni Jerusalem i ma pemeleon tu Baal, pangarundingon, marsomba tu angka parangan ni langit, halak na marmangmang tu Jahowa alai laos huhut marmangmang nang tu Milkom (sinkritisme; Milkom adalah nama dewa utama sembahan bangsa Amon, artinya: "Raja". 1 Raja-raja 11:5, 1 Raja-raja 11:33, 2 Raja-raja 23:13), halak naung marbalik sian Jahowa, na so mangalului Debata Jahowa na so marpanungkun be tu Jahowa. Angka dosa on ma na mansai dihasogirhon roha ni Debata Jahowa niulahon ni bangso i na manghorhon uhumon ni Debata ma nasida. Luluhon ni Debata ma nasida jala paiasonNa bangso i asa gabe marhabadiaon di adopanNa. Dipaingot jala dilumbahon Debata do tu bangso i marhite panurirang Sepanya asa mulak bangso i manadingkon angka dosa hajahatonnasida i alai ndang ditangihon nasida, ndang ditangihon bangso i soara dipaingot, pangajaran ni Jahowa jala ndang marhaposan jala ndang jumonok be nasida tu Debata (ida 1 : 4-13; 3 :1-7). Uhumon ni Debata do bangsoNa i na digombarhon dibagasan pandohan “Ari Ni Tuhan” manang “Ari nasasadai” ima tingki panguhumon ni Debata di dosa ni bangso i alai angka na satia jala tongtong marhaporseaon tu Jahowa i ma angka pasipasi angka na serep marroha (3 : 9-13); ima ebaeba manang pasipasi ni Israel angka halak na so mangulahon hageduhon, na so manghatahon gabus, na so jumpang sipaotooto di pangannasida.

II.                  Hatorangan
Bagabaga taringot tu hamubaon na sian Jahowa. Sian turpuk on tangkas dipatuduhon masa eskatologis; haradeonni bangso na naeng manjalo bagabaga ni Debata marhite hamubaon nanaeng patuduhonon ni bangso i dibagasan parngoluonna, i ma :
a.      Dila na pita  (ay.9); sada tanda na parjolo dipatuduhon angka jolma na rade manjalo bagabaga ni Debata i ma parhataan na polin jala sintong diadopan ni Debata. Didok di Yesaya 6:5Dung i hudok ma: Marjea ma ahu! Nunga mago ahu, ai jolma parbibir na ramun do ahu, jala di tongatonga ni bangso parbibir na ramun ahu maringan, ai nunga diida angka matangku Raja Jahowa Zebaot” (Poda 18 : 21). Jolma na manjou Goar ni Jahowa dijaga do dilana asa unang ramun. Marjea ma jolma na so mangorom bibirna dohot dilana laho manghatai; hape ndang marimpola jala holan laho pasombu tagasna do. Halak Batak mandok: Jumolo nidilat bibir asa manghatai. Na marlapatan unang ma asal manghatai hita, apalagi manghatai na so binoto tangkas hasintongan nang hasalaanna. Asa unang madabu hita songon pangalaho ni bangso Israel, ingkon jumolo piningkiran aha nanaeng sidohonon dohot sihatahon asa unang asal manghatai. Di dok do di Matius 15:18-20 "Alai angka na ruar sian pamangan, sian roha do i hehe, laos i do mangaramuni jolma i. Ai sian roha do hehe angka pingkiran na jahat, pamunuon, pangalangkupon, harorangon, panangkoon, hata gapgap dohot panginsahion. Angka i do na mangaramuni jolma; alai ndada ramun jolma, anggo mangan so marburi.” Ditompa Debata pamatangta on pasidohot dila nang bibirta laho pangkeon pasangaphon Debata do, i ma marhitehite na mamuji Debata na marboni sian roha na ias.  Mat. 12: 36-37 “Alai hudok ma tu hamuna: Ingkon maralus do jolma sogot di ari uhum i taringot tu nasa hata na so gabeak na hinatahonna i. Ai marguru tu angka hatami do ho pintoranna manang uhumonna sogot.”
b.      Marpungu pasadahon roha mamuji Debata (ay.10). Sian ayat 10 on tangkas do panghorhon hasangapon nang habadiaon ni Debata tu Bangsona na marserak i. Ndada holan na marharoroan sian habuangan alai pola do ro sian bariba ni angka batang aek Kus (bhs. Indonesia: Etiopia). Dipaima Debata do hamumulak ni angka parjahat (pardosa) i asa tumadingkon dalanna, mulak tu dalan hatigoran dohot hasintongan ni Debata. Ingkon sude do tumangihon HataNa nang baritaNa asa porsea saluhut nasida jala mardame dibagasan hasadaon na rap marsomba tu adopan ni Debata (Plippi 2:10 asa somba tu Goar ni Jesus nasa ulu ni tot, na di banua ginjang i dohot na di tano, nang na ditoru ni tano)
c.       Marserep ni roha (ay.11-12).Godang do angka na tarbuang i gabe madabu tu hapogoson, alai angka na mora i sai mian dope di habuangan i. Jadi angka na pogos i mangalualu ma tu Debata jala porsea asa Ibana na manogunogu nasida tu haluaon. (Mat.11:28). Jolma na marserep ni roha ido na gabe inganan parmianan ni Debata na patauhon hamuliaonNa. Jala Debata namangusehon pasupasuNa tu nasida. Angka na marserep ni roha; dihangoluhon do dibagasan dirina ulaon asi ni roha jala gabe ulaula ni Debata; haunduhon na martoruk ni roha. Patuduhonon na porsea i do haunduhonna tu Debata marhite pangalahona na tama; ndang adong ginjang ni roha manang patimbo diri didolok habadiaon ni Debata. Di partingkian nuaeng; bagas joro ni Debata (gareja) do inganan habadiaon ni Debata asing ni pamatang ni jolma i ( 1 Korint 6:19 “Ndang diboto hamu: Dagingmuna do joro ni Tondi Parbadia, na di bagasan hamu, naung jinalomuna sian Debata; ndada hamu nampuna dirimuna”). Ai ndang marlapatan ginjang ni roha i dohot na patimbohon diri ditonga  huria  ni Debata, ai na mangaleai Debata do ibana disi. Holan Debata do sipatimboonta ndada dirinta.(Mat. 23: 12; Luk. 14 : 11; 2 Kor. 12: 7)
d.      Diparmahani Debata. Ebaeba ni Israel dungkon habuangan i, di parbadiai do muse. Ndang  be marsomba nasida tu angka debata sileban (ptds. Mi. 4 : 7; Jes. 48: 17; Pslm. 81: 14-15). Heber 13 : 5b "Sandok na so tadingkononku do ho; sandok na so pasombuonku do ho!". Marhasonangan do angka jolma na marhaposan tu Jahowa; dipatuduhon angka na marhaposan tu Jahowa do pangalaho na magigi mida dosa. Diparmahani Debata do nasida asa marhasonangan jala marpangulonan dang adong ganggu jala biar ni roha. Dalan ni Debata ima dalan hangoluan dohot dalan hasonangan asal ma pos rohanta. II Timotius  1:7 Ai dilehon Debata do tu hita tondi hagogoon, tondi haholongon, tondi pangarajaion diri, ndada tondi hatahuton.

III.                Sipahusorhusoron
1.       Sian turpuk diigil do sian hita hamubaon ni roha. Ai nunga tarbuang hita binahen ni dosa dohot pangalaosionta, gabe dao do tahilalhon Debata sian tongatonga ni ngolunta. Hape molo tarimangrimangi dibagasan pos ni roha jala marhaporseaon tu Debata, ndada dao Ibana alai jonok do. Ala ni i rohanta i do na ingkon muba sian na robi tu haimbaruon ni roha, asa timbul ma pangalaho na tangkas maringan dibagasan Kristus Jesus Tuhanta Sipalua i. Unang ma tapajogal rohanta molo nunga ro Hasintongan i dibagasan ngolunta marhite Barita nauli i.
2.       Pambahenan na sintong. Dungkon marhusori haporseaon na tutu jala polin di adopan ni Debata, dihirim do angka pambahenan na tama. Ndang sae holan na manghaporseai alai huhut do diulahon asa tangkas panindangion haporseaon di Debata ditongatonga ni parngoluon siganup ari. Marhite i ma marbungaran angka na denggan di parngoluanta dipartingkian nuaeng na lam mansai jorbut pangalaho ni jolma i.
3.       Topik di Minggu Advent IV; Malua do na marhaposan tu Jahowa. Asa dipanagamanta di Minggu Advent na parpudi on laho paposhon rohanta di gogo dohot basabasa ni Debata. Palua ma dirim sian roha na jungkat, roha na ganggu, sian hageduhon, asa tau hamu manjalo tumpal hangoluan i sian Debata marhite hamonangan dibagasan Jesus Kristus. Angka na tarjou do hita asa marhamongan laos mangihut ma hasonangan na manontong. Ala nii malua do angka jolma na marhaposan tu Debata Jahowa sian gomgoman ni sibolis tu gomgoman huaso ni Debata. Amen.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...