Jumat, 11 September 2009

RENUNGAN MINGGU XIV Setelah Trinitatis 13 SEPTEMBER 2009


Mengandalkan Tuhan
Kisah Para Rasul 28 : 1 – 10
By. Pdt. Eben Ezer Munthe, S.Th

1. Kata Apostolos secara harafiah berarti “orang yang diutus”. Sebagai contoh, seorang duta besar adalah apostolos atau rasul. Paulus adalah seorang Apostolos (rasul), dia adalah utusan Allah untuk memberitakan Injil. Dalam tugas penginjilannya Rasul Paulus banyak mengalami tantangan dan hambatan tetapi dia tetap tegar dan kuat untuk menjalankan misi penginjilannya termasuk mengarungi berbagai daerah.
2. Mungkin kita heran mengapa Rasul Paulus bisa sampai ke Pulau Malta. Rasul Paulus tiba pada akhir perjalannya. Ada dua hal yang telah membesarkan hatinya. Pertama: adalah kebaikan dari seorang yang asing, sebab selama pelayarannya, Yulius seorang perwira Roma, telah memperlakukan Paulus dengan baik, dan memberi perhatian yang lebih sekadar kesopanan. Paulus adalah seorang penumpang yang bepengalaman. Sebagaimana kapal itu adalah kapal pengangkut gandum. Suatu hal yang luar biasa, Paulus yang adalah tawanan diperbolehkan memberikan nasihat, sebab dialah yang lebih berani menghadapi badai dan arus yang disebut “Syrtis Sands” dimana tempat itu disebut “The Goodwin Sands of The Mediterranean”. Tanpa matahari dan Bintang, mereka tidak mengetahui dimana mereka berada, dan teror dari Syrtis Sands mencekam mereka sehingga mereka putus asa. Saat itu mereka tidak dapat lagi mengendalikan kapal. Kapal itu hanyut mengikuti aliran Laut Adriatik . Paulus kemudian bertindak sebagai komandan. Para awak kapal berencana melarikan diri dari kapal dengan sekoci. Sekoci tersebut tidak cukup memuat 276 penumpang. Akan tetapi, Paulus menggagalkan rencana mereka. Awak kapal harus berenang atau tenggelam bersama-sama. Kemudian datanglah nasihat yang sangat manusiawi. Paulus mengajak mereka makan. Paulus adalah orang yang memiliki penglihatan dari Allah, juga merupakan orang yang sangat praktis. Orang yang sangat berguna di dunia ini adalah orang yang dapat menenangkan orang lain, memberikan keyakinan bagi orang lain. Setiap pengikut Kristus harus tetap tabah ketika orang lain berada dalam kekacauan.

3. Para prajurit bermaksud membunuh para tahanan agar jangan ada yang melarikan diri. Hukum Romawi menyatakan, jika seorang tahanan melarikan diri, maka penjaganya harus menjalani hukuman yang sama dengan tahanan yang melarikan diri itu. Namun, kepala pasukan turun tangan dan menyelamatkan hidup Paulus dan tahanan-tahanan lainnya. Para awak kapal selamat dan mereka hidup karena Paulus. Ternyata Paulus dan para ABK terdampar di Pulau Malta. Penduduk Malta dalam terjemahan Bahasa Inggris disebut Barbarous people. Dalam Bahasa Yuani disebut barbaroi yang artinya orang yang berbicara dalam bahasa asing. Paulus tidak dapat berdiam diri tanpa melakukan sesuatu. Untuk menjaga agar api unggun tetap menyala, ia mengumpulkan ranting-ranting. Dari kesaksian ini kita bisa melihat bahwa Paulus tidak segan-segan untuk melakukan hal-hal yang kecil dan memang berguna bagi orang banyak. Lebih jauh kita melihat Paulus sebagai seorang yang dingin serta tenang. Dalam salah satu berkas ranting ada seekor ular beludak yang terbangun karena hawa panas dan menggigit tangannya. Paulus bersifat tenang untuk menghadapi segala sesuatu termasuk ular yang menggigitnya walaupun dalam pandangan suku di Pulau Malta sangat mengerikan dan keajaiban Paulus dapat mengebaskan ular tersebut. Publius adalah seorang bangsawan perwakilan pemerintahan Romawi yang memimpin Pulau Malta. Paulus dapat melaksanakan karunia penyembuhan, tetapi ia sendiri harus menanggung penderitaan seperti “duri dalam daging”. Banyak orang yang mendapat karunia untuk orang lain, tetapi tidak dapat dinikmati olehnya sendiri.
4. Dengan mengandalkan sesuatu yang bukan Tuhan, itu artinya kita menduakan Tuhan, dan tidak ada tempat bagi orang yang menomor duakan Tuhan, yang telah menciptakan kita seturut rupaNya dan yang memiliki rencana luar biasa bagi hidup kita. Tidak main-main, Tuhan mengutuk orang-orang yang seperti ini. "Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk." (Yeremia 5-6). Sebaliknya, Tuhan memberkati orang-orang yang berpengharapan kepadaNya. "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah." (ay 7-8). Seperti pohon yang tumbuh di tepi air, pohon yang akan terus mendapatkan cukup air, tidak akan pernah kekeringan dan layu, malah akan terus berbuah. Ini janji Tuhan yang luar biasa bagi orang-orang yang terus mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan senantiasa ke dalam keputusanNya. Kita mengalami sendiri apa yang mungkin terjadi ketika mengandalkan Tuhan di atas segalanya. Berbagai mukjizat, perlindungan, kedamaian penuh sukacita, penyertaanNya, sungguh membuat hidup ini bisa terasa jauh lebih indah. Mungkin pekerjaan Tuhan tidak instan, namun pertolonganNya akan selalu hadir tepat waktu. Semua itu, baik cepat atau lambat, jika kita serahkan sesuai kehendakNya bertujuan untuk kebaikan kita. Dia tahu apa yang terbaik bagi kita, lebih dari apa yang terbaik menurut kita. Kita harus mengakui bahwa kita tidaklah mampu untuk menentukan jalan kita sendiri. Kita butuh penyertaan Tuhan, karena hari-hari yang kita lalui tidaklah mudah. Yeremia menyadari itu "Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya." (Yeremia 10:23). Tuhan lebih mengenal kita lebih dari siapapun. Tuhan selalu siap melindungi orang-orang yang setia kepadaNya. "Langkah kaki orang-orang yang dikasihi-Nya dilindungi-Nya, tetapi orang-orang fasik akan mati binasa dalam kegelapan, sebab bukan oleh karena kekuatannya sendiri seseorang berkuasa." (1 Samuel 2:9). Maka sudah selayaknya kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan yang paling mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Hiduplah dengan tuntunan Roh Kudus, berpeganglah selalu dengan erat.
5. “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!” (Yeremia 17:7) Saudara yang terkasih, Blaise Pascal, Intelektual brilian di abad ke 17 memberikan kontribusi yang sangat berguna dalam Ilmu Pengetahuan dan matematika. Sebagai orang muda, Pascal memiliki pengalaman indah bersama Yesus. Pengalaman yang mengubahkan hidupnya ini memotivasi Pascal untuk mengalihkan focus pembelajarannya dari Ilmu pengetahuan dan matematika ke ilmu teologi. Pascal menulis sebuah doa yang luar biasa yang dapat membantu setiap kita dalam menghadapi bebagai tugas dalam hidup. Ia berdoa “Tuhan, tolong saya untuk melakukan hal-hal besar seakan-akan itu semua adalah hal-hal kecil, karena saya melakukannya dengan kuasa-Mu, juga untuk melakukan hal-hal kecil dengan menganggapnya sebagai hal-hal besar karena saya melakukannya dalam namaMu.”
6. Dalam kehidupannya, Pascal selalu belajar mengandalkan Tuhan. Apa yang ia lakukan ternyata juga dilakukan oleh Ibu Theresa. Dalam pelayanannya, mother Theresa pernah berkata “Satu hal yang Yesus minta dariku adalah supaya aku menyandarkan diri padaNya, supaya aku percaya sepenuhnya hanya kepada-Nya. Bahkan, sekalipun merasa seperti sebuah biduk tanpa kompas di tengah badai, kita harus tetap menggantungkan diri sepenuhnya pada-Nya tanpa mencoba mengendalikan tindakanNya.”Saudara yang terkasih, hidup tanpa bantuan dan penyertaan Tuhan tidak akan membuat kita menjadi siapa-siapa. Oleh karena kekuatan dan kemurahan-Nya saja sehingga kita mampu untuk mencapai setiap impian kita. Pascal dan Mother Theresa selalu mengikutsertakan Tuhan di sepanjang pelayanan dan pekerjaan mereka. Bagaimana dengan kita?

5. Kita diutus Tuhan dalam setiap kerja sebagai buah pelayanan kita dengan mengandalkan Tuhan. Ketika kita menjadi orang-orang setia yang selalu mengandalkan Tuhan dan bukan manusia atau kekuatan diri sendiri, Tuhan tidak akan sabar untuk mencurahkan kasih dan pertolonganNya kepada orang-orang yang selalu rindu padaNya. "Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!" (Yesaya 30-18). Lihatlah, Tuhan menanti-nantikan untuk menunjukkan betapa Dia mengasihi kita. Ketika hal ini berlaku, Dia akan mendengar dan menjawab segala teriakan dan tangisan kita. (ay 19). Apakah saat ini ada di antara teman-teman yang sedang dalam bergumul dengan masalah? Apapun itu, andalkanlah Tuhan. Dia sanggup mengangkat anda keluar dari masalah itu. Hubungan kita dengan Tuhan telah dipulihkan oleh penyelamatan Kristus. Datanglah pada Tuhan, hampirilah tahtaNya, dan berserulah. Pada waktunya, Tuhan akan mengangkat anda. "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." (Ibrani 4:16). Tuhan tengah menanti-nanti kedatangan orang-orang yang percaya dan menggantungkan harapannya tanpa putus kepadaNya. Andalkanlah Tuhan, bukan yang lain. Tuhan pasti menjawab dan memberikan jalan keluar terbaik. Tuhan rindu untuk mencurahkan kasih dan pertolonganNya kepada orang yang selalu haus akan Tuhan. Amin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...