Minggu, 27 September 2009

RENUNGAN HARI SENIN, 28 SEPTEMBER 2009

MEMPERHATIKAN ORANG LEMAH
Mazmur 41: 2 - 3a
"Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN akan meluputkan dia pada waktu celaka. TUHAN akan melindungi dia dan memelihara nyawanya."
Setelah selama 4 tahun berjuang menuntut keadilan, Yunisara Sulaiman, seorang mantan pembantu rumah tangga berusia 26 tahun, memenangkan gugatannya dalam sebuah kasus.
Dalam kasus kesalahan pemenjaraan yang dikenakan atas dirinya, warga desa Setapuk Besar, kota Singkawang Kalimantan Barat, memenangkan gugatannya senilai 100.000 ringgit Malaysia, di pengadilan banding di Kuching, Sarawak, Malaysia Timur. Gugatan itu ditujukan kepada kepala kepolisian, direktur penjara dan pemerintah Malaysia karena memenjarakan dirinya selama satu tahun (1998-1999) tanpa proses hukum. Yunisara Sulaiman sebenarnya saksi untuk majikannya yang terlibat penggunaan obat terlarang, tetapi justru dia yang dipenjarakan. Berita kemenangan gugatan Yunisara Sulaiman ini menjadi sorotan luas di Malaysia, sebab untuk pertama kalinya pembantu rumah tangga dan warga negera asing memenangkan perkara di pengadilan Malaysia. Tetapi itulah kenyataannya, orang lemah mendapat pembelaan yang semestinya.

Memang seharusnya orang lemah mendapat pembelaan yang sesungguhnya, dan itu adalah tanggung jawab semua orang, terutama orang percaya. Salomo berkata, "Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru". (Amsal 21:13). Perhatikan bahwa Tuhan memberi balasan kepada mereka yang tidak mau memperhatikan orang lemah. Salomo memahami sekali arti tanggung jawab ini. Pengalamannya bersama Tuhan sepanjang hidupnya membuat dia sadar akan tanggung jawab ini. Bahkan kesadaran ini diungkapkannya dalam sebuah puisi pengharapan untuk "seorang raja". "Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang miskin. Ia akan menebus nyawa mereka dari penindasan dan kekerasan, darah mereka mahal di matanya." (Mazmur 72:12-14).
Melakukan sesuatu untuk menolong orang lemah bukanlah perkara mudah. Kesulitan itu sebenarnya tidak terletak pada kemampuan jasmani, apalagi untuk orang yang mempunyai banyak harta benda. Kesulitan itu terletak pada motivasi untuk menolong, sebab menolong orang lemah, kecil kemungkinan untuk mendapatkan balas jasa darinya. Dan inilah yang menggoda seseorang untuk terus mengabaikan orang lemah. Tetapi ingatlah, Allah yang empunya mereka adalah Allah yang sama yang mengijinkan kita memiliki harta benda. Jika kita tidak mempertahikan orang lemah, suatu kali keika kita mengalami kelemahan, Allah tidak menolong kita. Oleh sebab itu, sekalipun motivasi kita bukan untuk mendapat "upah" dari Allah, memperhatikan orang lemah merupakan tanggung jawab kita sebagai orang percaya, yang sudah lebih dulu ditolong oleh Allah. Lakukanlah ! Kesadaran akan pertolongan Allah membuat kita mau menolong mereka yang lemah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...