Kamis, 17 September 2009

RENUNGAN MINGGU MINGGU XV SETELAH TRINITATIS 20 SEPTEMBER 2009


Berani Mengandalkan Tuhan
2 Korintus 11: 7-16

a) Musuh Paulus berkata, “Ia tidak menerima sumbangan dari orang-orang yang diajarinya sebab ia bukan rasul.” Pada masa itu sudah lazim apabila guru-guru yang mengajarkan suatu ilmu atau filsafat meminta sumbangan dari orang-orang yang diajarnya. Jika seseorang tidak meminta sumbangan atas apa yang diajarnya, orang-orang yang diajarnya itu menganggap orang itu bukan guru yang sah dan ajarannya tidak berharga. Musuh Paulus menggunakan kesempatan itu untuk memfitnah Paulus. Paulus telah mengajarkan kepada mereka pada suratnya yang pertama bahwa orang yang memberitakan Injil, harus hidup dari sumbangan mereka yang mendengarkan Injil itu ( 1 Korintus 9: 3-18). Namun Paulus merendahkan dirinya karena ia tidak mau menerima sumbangan dari orang-orang dalam jemaat Korintus. Oleh karena itu Paulus dianggap hina oleh banyak orang. Ia berbuat demikian supaya tidak ada seorang-pun yang dapat berkata bahwa ia memberitakan Injil hanya untuk uang. Paulus merasa dirinya berhutang kepada semua orang dan ia berkata, “celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil” (1 Kor.9:16). Paulus telah merendakan dirinya supaya orang-orang Korintus ditinggikan. Injil itu telah menyelamatkan mereka dari dosa, kematian, dan kecemaran. Bagaimana mungkin Paulus berdosa sebab ia memberitakan Injil ? Bagaimana mungkin mereka ragu-ragu untuk mengakui Paulus sebagai seorang rasul yang sah ? Boleh dikatakan, fakta bahwa Paulus sebagai seorang rasul yang sah, sudah tertanam benar dalam hati nurani mereka sekalian ( 2 Kor.4:2). Paulus bermaksud menekankan bahwa ia telah menerima dari jemaat-jemaat lain tunjangan-tunjangan yang sepatutnya diberikan oleh orang-orang Korintus. Sebenarnya jemaat di Korintus berhutang budi kepada jemaat-jemaat lain dalam hal itu.


b) Paulus dalam keadaan kekurangan ketika ia berada di Korintus, tetapi ia tidak mau menerima bantuan dari mereka sebab para rasul palsu itu sudah membebani jemaat seperti lintah darat, dan ia tidak mau disamakan dengan mereka. Pada waktu itu Tuhan sudah menggerakkan hati saudara-saudara dari Makedonia untuk memberikan bantuan kepada Paulus.Para jemaat di Filipi dan di Tesalonika juga sudah memberikan bantuan kepada Paulus dalam jumlah yang lebih banyak. Paulus memiliki kebenaran Kristus pada waktu ia berkata bahwa kemegahan itu tidak dapat ditahan daripadanya oleh siapapun di daerah-daerah Akhaya. Paulus bermegah karena ia telah menerima Injil Kristus dengan Cuma-Cuma.dan ia merasa berhutang, itulah sebabnya ia memberitakan Injil karena tidak menerima bantuan dari orang-orang di Korintus, maka musuh-musuhnya berkata, “ Ia tidak mengasihi mereka.” Lalu Paulus bertanya, “Apakah karena aku tidak mengasihi kamu?” Selanjutnya ia menjawab, “Allah mengetahuinya.” Itulah pernyataan yang keluar dari hati nurani yang tulus.
c) Musuh paulus di Korintus berusaha mencari kesempatan supaya Paulus menerima bantuan sehingga ia menjadi serupa dengan mereka. Dengan demikian perbuatan mereka lebih mudah dimaafkan . Paulus tidak dapat ditipu oleh muslihat mereka, sebab itu ia berusaha supaya perbuatannya tidak sama dengan perbuatan mereka. Ini berarti bahwa jika mereka hendak memegahkan diri, mereka harus sama dengan Paulus, dan bukan Paulus yang harus sama dengan mereka. Tidaklah mengherankan kalau mereka menuntut sumbangan dan kemegahan yang tidak pernah dituntut oleh Paulus. Rasul Paulus berkata secara terus terang bahwa mereka adalah rasul palsu. Mereka menyamar sebagai rasul-rasul Kristus, padahal maksud mereka bukanlah untuk memajukan Kerajaan Kristus, padahal maksud mereka bukanlah untuk memajukan Kerajaan Kristus, melainkan untuk menipu anggota-anggota jemaat dan mencari keuntungan bagi diri mereka sendiri. Mereka mengaku bahwa mereka lebih dekat kepada Kristus daripada kepada Rasul Paulus. Sebenarnya pengakuan itu hanya kedok saja. Saudara-saudara yang dikasihi Yesus Kristus, oleh karena Iblis menyamar dan menyamakan dirinya sebagai malaikat terang, kita tidak perlu heran jika para pengikutnya juga menyamar dan menyamakan diri mereka sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Iblis adalah pendusta dan bapa segala dusta (Yoh.8:44). Kerajaan Iblis adalah kerajaan kegelapan (Ef.6:12), dan jika ia hendak menyamakan dirinya sebagai malaikat terang, maka ia harus berbohong, dan harus menyamar. Iblis tidak pernah datang kepada kita dalam keadaannya yang sesungguhnya. Ia selalu berusaha menghadapkan dosa kepada koita seperti hal yang baik, misalnya berupa ajaran yang tampaknya baik. Itulah yang telah dilakukan oleh Iblis kepada Hawa di Taman Eden, dan ia tetap berbuat demikian sampai sekarang. Para rasul palsu menyamakan diri mereka sebagai pelayan-pelayan kebenaran, padahal mereka hendak menyesatkan jemaat di Korintus. Mereka adalah “Seteru salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan” (Fpl.3: 18-19). Ingatlah baik-baik, Tuhan tidak menghukum alat menyamar itu, melainkan Ia menghukum orang yang menggunakan alat menyamar itu. Tuhan menghukum kita bukan berdasarkan pengakuan kita, melainkan berdasarkan perbuatan kita. Dan Ia juga akan berbuat demikian terhadap semua guru palsu.
d) Anggota jemaat di Korintus telah membiarkan rasul palsu itu memegahkan diri. Paulus juga meminta agar ia dibiarkan bermegah sedikit. Paulus mengaku bahwa hal memegahkan diri adalah bodoh, tetapi ia harus berbuat demikian supaya Injil Kristus tetap terpelihara dalamjemaat Korintus, dan supaya mereka menolak ajaran rasul palsu itu. Jemaat itu telah mendengar perkataan Rasul Paulus, sebab itu ia meminta izin kepada jemaat untuk menyatakan tentang penderitaannya keran Kristus. Sifat memegah diri bukanlah berasal dari Kristus karena hal itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Sifat itu berasal dari kehendak duniawi dan kehendak daging. Sifat memegahkan diri tidak sesuai dengan teladan Kristus yang telah merendahkan diri-Nya (Flp.2:5-8). Dan bagi Paulus hal itu juga tidaklah biasa karena ia telah disalibkan bagi dunia (Gal.6:14). TuhanYesus tidak memegahkan diri-Nya, dan Roh-Nya pun tidak pernah memimpin orang-orang untuk memegahkan diri sendiri.
e) Seperti anak kecil yang tak berani berbuat apa-apa kalau bukan dorongan dan bimbingan orang tuanya, demikianlah halnya kita juga masih memerlukan bimbingan Tuhan agar kita dikuatkan dan diberi hikmat, agar setiap langkah kita berani menapaki jejak-jejak Kristus. Bila Rasul Paulus berani, bagaimanakah dengan kita ? apakah kita ampu seperti Rasul Paulus ? Tentu kita semua bisa asal kita mau dibimbing dan dibina oleh Roh Tuhan. Untuk memberitakan sukacita dari Injil. Kita tidak dapat berjalan sendiri dan hanya mengandalkan pikiran kita akan tetapi kita dapat melangkah atas bimbingan Tuhan yang sungguh luar biasa. Bila zaman kecanggihan sekarang mengandalkan tehknologi dan kemajuan penemuan –penemuan moderen. Sekarang mari kita gali lagi hal-hal baru dari Firman Tuhan yang mencerahkan kehidupan kita sehingga kita bersukacita. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...