Selasa, 28 Juli 2009

RENUNGAN MINGGU VIII DUNG TRINITATIS, 02 Agustus 2009

2 Agustus 2009,
1 Rajaraja 21: 1-16
Tegakkan Keadilan Tuhan
by. Pdt.Eben Ezer Munthe
Kristen "Ahab" berusaha dengan berbagai cara untuk memiliki kebun anggur sukacita. Anehnya, dia merencanakan kebun anggur itu untuk diubah menjadi kebun sayur penderitaan. Dalam kisah kebun anggur Nabot ini kita akan mempelajari dua tokoh yaitu Nabot dan Ahab, raja Samaria (ibu kota Israel). Namun sebelum membahas lebih jauh, kita akan lihat kosa kata "Sesudah itu ..." Kata "sesudah itu" berarti ada sesuatu yang terjadi sebelumnya. Untuk itu, kita perlu mundur pada episode kehidupan Ahab yang menggambarkan reaksinya ketika mendapat teguran. Reaksi raja Ahab tatkala ditegur oleh nabi karena kesalahannya adalah kesal dan gusar. Dari ayat ini yang mengisahkan Ahab menerima teguran dari nabi, dapat kita simpulkan bahwa Ahab adalah gambaran orang Kristen. Gambaran sebagai orang Kristen juga ditunjukkan dari jabatannya sebagai raja Israel, sebab umat Israel adalah umat pilihan Allah. Namun Ahab adalah orang Kristen yang cenderung sulit menerima teguran. Dibuktikan dengan sikap Ahab yang menjadi marah ketika ditegur oleh Firman Tuhan melalui Nabi-Nya. Yizreel adalah tempat yang termasuk di dalam kerajaan Israel, berarti orang Yizreel adalah anak Tuhan atau orang Kristen. Nabot mewakili tipe orang Kristen yang kedua. Yang menabur di kebun anggur Nabot adalah Tuhan sendiri, sebab Yizreel memiliki arti "Tuhan menabur".

Mazmur 104 : 15 Dan anggur yang menyukakan hati manusia, yang membuat muka berseri karena minyak, dan makanan yang menyegarkan hati manusia.
Arti kebun anggur adalah sukacita yang ada di dalam hati manusia atau kehidupan kita. Kalau kita mau ditaburi oleh Tuhan, maka hasilnya adalah kebun anggur sukacita (Terjemahan New King James Version dari ayat ini: "And wine that makes glad the heart …"). Hal ini adalah salah satu tujuan kita menjadi anak-anak Tuhan, yaitu memiliki sukacita. Hati kita ini adalah Yizreel, tempat Tuhan menabur. Tapi jika hati kita berbatu seperti Ahab, maka kita akan menjadi orang Kristen yang mudah marah, mudah tersinggung. Padahal teguran merupakan salah satu cara yang baik bagi kita untuk dapat maju di dalam Tuhan. Kalau kita tidak mau ditegur, akibatnya adalah kematian. Memang Ahab di dalam 1 Raja-Raja pasal 20 telah dinubuatkan akan mati karena kekerasan hatinya sendiri yang tidak mau menerima teguran.
1 Rajaraja 21 : 2
Berkatalah Ahab kepada Nabot: "Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur, sebab letaknya dekat rumahku. Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur yang lebih baik dari pada itu sebagai gantinya, atau jikalau engkau lebih suka, aku akan membayar harganya kepadamu dengan uang." Tipe orang Kristen yang rohaninya belum terbagun atau yang masih hidup dalam kedagingan adalah orang tersebut tidak akan memiliki kebun anggur (sukacita dalam hatinya). Yang ada hanyalah iri hati. Akibat iri hati ini sungguh fatal. Jika kita pelajari lebih lanjut, Ahab tega mengorbankan banyak nyawa demi memuaskan iri hatinya. Ahab meminta kepada Nabot supaya kebun anggur Nabot diberikan kepadanya, dengan alasan letak kebun anggurnya dekat (bersebelahan) dengan istana Ahab. Ini berarti, bahwa orang yang iri terhadap anak TUHAN yang memiliki sukacita bukanlah orang yang jauh, tetapi justru orang yang dekat dengan kita (saudara seiman kita/sama-sama orang Kristen). Orang Kristen seperti Ahab yang masih suka ngambek dan tidak mau menerima teguran Firman Tuhan, pasti tidak akan memiliki sukacita. Sehingga ketika melihat anak Tuhan yang taat memiliki sukacita, maka orang itu akan menjadi iri hati.
Kemudian alasan Ahab yang berikutnya adalah ia ingin menukarkan kebun anggur Nabot dengan kebun anggur yang lebih baik yang dimiliki oleh Ahab. Alasan Ahab yang kedua ini jelas-jelas tidak masuk akal. Mengapa? Karena kalau dia benar-benar memiliki kebun anggur yang lebih baik, mana mungkin mau ditukarkan dengan kebun anggur yang tidak baik. Ini berarti alasan Ahab hanya akal-akalan saja. Dengan demikian terbuktilah kualitas kerohanian Ahab, yang lebih mengedepankan kedagingannya. Bahkan, bukan hanya kebun anggur yang lebih baik yang Ahab tawarkan. Ia juga menawarkan sejumlah uang sebagai ganti kebun anggur Nabot jika diberikan kepadanya. Ini menunjukkan bahwa orang Kristen yang kedagingan akan lebih mengandalkan uang ataupun kekayaannya dibandingkan mengandalkan Tuhan. Sehingga ketika melihat orang lain diberkati, ia mulai protes kepada Tuhan dan meminta supaya dia berada pada posisi orang yang diberkati itu. Padahal jika dia benar-benar ditempatkan pada posisi orang yang di-iri-kannya itu, maka dia akan menjadi lebih susah. Jadi akar permasalahannya bukan pada posisi dimana kita berada sekarang, melainkan apakah hati ini mau ditaburi oleh Firman Tuhan atau tidak. Jika kita mau ditaburi Firman, maka kita akan memiliki kebun anggur yang terbaik. Kita tahu bahwa Ahab menginginkan kebun anggur Nabot bukan karena pandangan rohaninya, melainkan ada rencana lain yang ada dalam benak Ahab, yaitu ingin mengubah kebun anggur menjadi kebun sayur. Orang yang tidak rohani, walaupun kebun anggur tersebut diberikan kepadanya, maka kebun itu tidak akan tetap menjadi kebun anggur melainkan akan menjadi kebun sayur.
Ulangan 11 : 10 Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur. Ternyata kebun sayur berbicara tentang kesusahan, karena yang menaburkan benihnya adalah manusia yang dengan susah payah mengerjakannya seperti saat mereka masih di Mesir. Sedangkan kebun anggur Nabot, yang menaburkan benihnya adalah Tuhan sendiri. Jadi, orang yang tidak rohani, pikirannya hanya tertuju kepada perkara materi saja, sehingga ia tidak mengerti tanah Kanaan yang dijanjikan Tuhan. Padahal tanah Kanaan tidak diperoleh dengan cara mengambil milik orang lain, melainkan dengan cara Tuhan sendiri yang menabur bagi kita. Pada saat ditaburi, jangan pernah kita mengeraskan hati dan jangan marah-marah seperti Ahab. Tetapi sebaliknya, kita harus bersyukur dan memiliki pemahaman bahwa kalau Tuhan menegur, berarti Dia sedang membajak hati kita agar menjadi tanah yang subur, siap ditanami dan menjadi kebun anggur yang menghasilkan banyak buah, yakni buah sukacita.
Banyak akal licik yang dilancarkan oleh Kristen "Ahab" untuk memiliki kebun anggur sukacita, antara lain berusaha merampasnya dengan menyebarkan isu atau dengan cara-cara kotor lainnya. Namun yang pasti, trik-trik itu tidak akan berhasil. Andaikata bisa merampas kebun anggur itu, bukan kesukaan yang didapatkan, tapi justru akan menjadi penderitaan bagi orang itu karena harus menyirami kebun yang telah berubah menjadi kebun sayur itu. Jadi intinya, kebun anggur yang dimiliki anak Tuhan tidak akan dapat dirampas oleh orang lain.
Sebagai raja yang kaya, Ahab tentunya memiliki kebun anggur, bahkan mungkin memiliki banyak kebun anggur. Tetapi kebun anggur raja Ahab ini berbeda dengan kebun anggur kepunyaan Nabot.
Efesus 5 : 18
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh. Jagalah kebun anggur kita di Yizreel, yang benihnya ditaburkan oleh Tuhan sendiri, agar jangan sampai ditukar dengan kebun anggur yang lain, yakni kebun anggur hawa nafsu. Karena hawa nafsu, Ahab menjadi orang yang tidak mau ditegur. Jangan sampai kesukaan Sorga yang Tuhan berikan bagi kita, ditukarkan dengan kesukaan dunia ini.
Yesaya 55 : 1 Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! Ahab ingin membayar kebun anggur Nabot dengan uang. Ini berarti orang dunia menganggap bahwa kebun anggur yang kita miliki dapat dibeli dengan uang. Anggur Sorgawi atau sukacita dari TUHAN tidak diperoleh karena membayar dengan sejumlah uang tertentu, melainkan dengan kerelaan hati kita untuk ditaburi oleh Firman TUHAN; itu adalah harga yang harus kita bayar.
Orang lain, sekaya apapun tidak akan dapat mengambil alih sukacita yang ada dalam hati kita, karena sukacita yang kita miliki bukan karena uang ataupun hal-hal yang ada di dalam dunia ini, melainkan karena kita telah dipindahkan TUHAN dari kematian kekal kepada kehidupan kekal. Dengan kata lain, sukacita yang kita terima itu diperoleh secara cuma-cuma dari TUHAN. Jadi kalau ada di antara kita ada yang tidak memiliki sukacita, jangan pernah mengandalkan uang ataupun kekayaan yang kita miliki untuk mendapatkannya. Uang tidak dapat membeli keselamatan. Juga jangan pernah meremehkan hamba TUHAN dan merasa dapat berbuat segalanya dengan uang. Justru pendeta adalah orang yang dipakai TUHAN untuk menaburkan benih sukacita dalam hati kita sehingga kita memiliki kebun anggur.
Kisah ini terjadi di sebuah kota kecil di Amerika Serikat. Pada suatu pagi seorang hamba TUHAN keluar dari gerejanya dan menemukan seekor keledai tergeletak mati di sana. Dia melaporkan melalui 911, "Pak Polisi saya seorang pendeta, dan tepat di depan gereja saya ada seekor keledai yang mati." Setelah polisi itu tahu bahwa yang menelpon adalah seorang pendeta, maka ia bermaksud untuk melecehkan si Pendeta tersebut. Kemudian dengan santainya polisi itu menjawab demikian: "Lho, bukankah gereja yang menangani bangkai-bangkai dan menguburkan orang-orang mati? Kenapa tidak dikubur saja?" Maka dengan hikmat pendeta ini menjawab: "Oh.. itu benar, dan memang adalah tugas saya untuk menguburkan mayat-mayat ataupun orang mati. Tapi tidaklah sopan jika saya langsung mengubur bangkai tersebut tanpa menghubungi 'saudaranya' terlebih dahulu." Pendeta itu menyamakan polisi yang melecehkannya itu sebagai "saudara" si keledai yang mati, berarti menganggapnya sama dengan keledai.
Dari ilustrasi ini dapat kita lihat bahwa orang Kristen yang kedagingan (Ahab) ia seperti keledai yang tidak mau menerima teguran. Akibatnya ia mati dan tidak mendapatkan kebun anggur yang diinginkannya.
Yohanes 15 : 5 AKUlah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam AKU dan AKU di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar AKU kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Jika kita ingin menghasilkan banyak buah, ingin memiliki sukacita Sorgawi, kita harus menempel kepada YESUS dengan keyakinan bahwa DIA sudah menebus dosa-dosa kita sehingga kita mampu menghasilkan buah yang berlimpah. Sukacita itu tidak dapat dipengaruhi oleh situasi ataupun kondisi yang sedang dihadapi. Bahkan sekalipun sedang dalam kondisi yang kurang baik, sukacita itu tetap ada dan tidak hilang. Tetapi pada saat mengalami kesusahan tersebut bukan berarti TUHAN tidak menolong kita, DIA akan menolong karena sukacita yang kita miliki berlandaskan kepada kematian dan kebangkitan TUHAN YESUS. Itulah yang menyebabkan sukacita kita tidak hilang. Sukacita itulah yang menyembuhkan segala sakit kita, juga yang memberikan kekuatan bagi kita ketika menghadapi segala tantangan. Menempellah pada pokok anggur YESUS KRISTUS, terimalah teguran dan hiduplah di dalam Firman-NYA, maka ada jaminan dari TUHAN bahwa sukacita kita akan penuh. Tetapi jika kita ingin merampas sukacita seperti Ahab, maka tidak akan ada hasil apapun yang kita peroleh. Sebab TUHAN YESUS mengatakan, "di luar AKU kamu tidak akan menghasilkan apa-apa."
1 Rajaraja 21 : 3 Jawab Nabot kepada Ahab: "Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!" Ketika Ahab berusaha dengan berbagai macam cara untuk mendapatkan kebun anggur Nabot, jawaban yang diberikan Nabot adalah suatu jawaban yang sangat tepat. Dia menolak segala tawaran Ahab. Hal ini yang perlu kita lakukan sebagai orang percaya: kita harus berani menolak segala tawaran hawa nafsu. Mengapa demikian? Karena dunia beserta kuasa setan yang ada dalam dunia ini selalu menawarkan segala sesuatu hanya untuk merampas sukacita Sorgawi yang diberikan TUHAN bagi anak-anak-NYA. Dalam menolak tawaran Ahab, Nabot menolaknya dengan cara yang sangat baik dan rohani dengan berkata "Kiranya TUHAN menghindarkan aku…" Orang yang memiliki sukacita Surga dalam menghadapi godaan dunia akan menolaknya bukan karena kekuatan ataupun kemampuan dirinya sendiri, melainkan karena kuasa TUHAN atau mengandalkan TUHAN. Kita perlu memohon kepada TUHAN supaya kita dihindarkan dari anggur dunia yang seringkali membuat mabuk dan membuat jalan kita terhuyung-huyung.
Galatia 3 : 3 Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? Kalau kita sudah memulai dengan Roh (tekun beribadah, rajin P.A.), maka kita sedang membangun atau mengerjakan kebun anggur yang ditabur oleh ALLAH. Karena itu jangan pernah kita menukarkan kebun anggur yang dari TUHAN itu dengan kebun anggur hawa nafsu milik Ahab. Paulus mengatakan dengan jelas bahwa dalam dunia ini penuh dengan tantangan yang menggoda, namun jika kita tetap mengandalkan TUHAN, maka kita tidak akan tergoda seperti Nabot yang menolak tawaran Ahab untuk menukar kebun anggur sukacita dengan kebun anggur hawa nafsu.
Kejadian 25 : 30 – 31, Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu."
Ini adalah contoh yang digambarkan dalam kehidupan Esau dan Yakub. Esau memandang hak kesulungan (hak untuk menjadi anak TUHAN) sebagai sesuatu yang tidak begitu berharga sehingga dia mau menukarkan hak kesulungannya dengan semangkuk bubur kacang merah yang dibuat oleh Yakub. Tindakan Esau tidak seperti Nabot yang menolak dengan tegas tawaran untuk menukar sukacita (kebun anggur) dengan kesenangan dunia ini. Akibatnya, sekalipun dengan mencucurkan air mata, hak kesulungan yang telah dijual itu tidak dapat dikembalikan, karena TUHAN yang menjadi saksi.
1 Rajaraja 21 : 4 Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati dan gusar karena perkataan yang dikatakan Nabot, orang Yizreel itu, kepadanya: "Tidak akan kuberikan kepadamu milik pusaka nenek moyangku." Maka berbaringlah ia di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya dan tidak mau makan. Dalam peristiwa ini Ahab menjadi kesal hati dan gusar, menelungkupkan mukanya dan tidak mau makan. Ini membuktikan bahwa sesungguhnya Ahab tidak memiliki kebun anggur (tidak memiliki sukacita). Jadi tidak ada kebun anggur yang nilainya lebih baik untuk ditukarkan. Kebun anggur yang lebih baik seperti janji Ahab kepada Nabot bersifat fiktif, sebab kebun anggur yang dimilikinya hanyalah kebun anggur hawa nafsu.
Selain itu, ketika Ahab ditegur Nabi TUHAN, dia menjadi gusar. Tetapi pada saat keinginannya tidak tercapai, iapun menjadi gusar. Ini juga merupakan salah satu ciri dari orang Kristen yang kedagingan, isi hatinya hanya terisi marah, gusar dan nafsunya saja yang ingin dituruti. Jadi jika kita sudah diambil dan dijadikan satu dengan pokok anggur, yaitu Tuhan Yesus Kristus, janganlah kita melepaskan diri dan menempelkan diri kita kepada kesia-siaan. Tetaplah pelihara kebun anggur yang ditaburi sendiri oleh TUHAN dengan benih sukacita sehingga kita akan tetap menikmati buahnya yang berkelimpahan. Amin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...