Senin, 14 Februari 2011

Renungan Hari Rabu, 29 Desember 2010


Tak Bercacat
1 Tessalonika 5 : 23
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita
Sebagai orang percaya kita harus berjaga-jaga sambil tetap melaksanakan semua tanggung jawab kita. Terhadap para pemimpin rohani, kita harus menghormati dan menaati (5:12-13). Terhadap saudara seiman, kita harus menegur mereka yang hidup tidak tertib, menghibur yang tawar hati, membela yang lemah, dan sabar terhadap semua orang (5:14). Terhadap semua orang, kita harus mengusahakan hal-hal yang baik dan tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan (5:15). Kedua, berjaga-jaga berarti bahwa kita tetap harus menjalankan ibadah secara wajar. Mengingat bahwa menguji nubuat (5:20-21) dan “cium kudus” (5:26) hanya dilakukan saat ibadah umum, dan semua kata kerja dalam 5:16-22 (dalam bahasa asli Perjanjian Baru) berbentuk jamak, maka jelas bahwa bersukacita senantiasa (5:16), tetap berdoa (5:17), dan mengucap syukur dalam segala hal juga berkaitan dengan ibadah.
Banyaknya bencana alam, berkembangnya berbagai ajaran sesat, dan kemerosotan moral yang luar biasa pada zaman ini telah mengingatkan orang-orang Kristen bahwa Tuhan Yesus akan segera datang kembali. Oleh karena ini, tidak mengherankan bila khotbah tentang akhir zaman merupakan salah satu topik yang paling diminati saat ini. Mengingat bahwa ajaran tentang akhir zaman sering menyesatkan, kita perlu selalu mengingat patokan bahwa penantian kedatangan Tuhan Yesus tidak boleh membuat kita melalaikan tanggung jawab atau melalaikan ibadah!
Kristus sudah menjadi Imam Besar dan Korban Penebusan Dosa bagi kita. Apa yang Ia perbuat sudah cukup bagi keselamatan kita yang percaya kepada-Nya. Namun, kita harus menyadari bahwa kita sekarang adalah "imamat yang rajani" (1 Petrus 2:9) yang mendapat hak istimewa untuk menghampiri takhta kasih karunia Allah, baik melalui doa maupun dengan memberikan persembahan. Seberapa dalamkah kita menghargai hak istimewa itu sebagai penghormatan kita terhadap kekudusan Tuhan? Ingatlah bahwa kesempurnaan yang dituntut Allah bukanlah kesempurnaan fisik, melainkan kesempurnaan moralitas dan sikap hati kepada Tuhan. Moralitas dan sikap hati kita kepada Tuhan menentukan penilaian Tuhan atas pelayanan dan persembahan kita. Melalui pembacaan kitab Imamat ini, marilah kita bercermin kepada kekudusan Tuhan yang tidak bisa kita sepelekan.


Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...