Ibadah Penuh Kepalsuan
Yesaya 29 : 13
Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan
Orang-orang Yerusalem beribadah kepada TUHAN tidak dengan segenap hati. Hal ini terlihat di dalam kehidupan sehari-hari mereka yang melakukan perkara-perkara yang tidak berkenan kepada Allah dengan berkata bahwa tidak ada yang melihat mereka. Oleh karena itu, Allah akan mendidik mereka melalui serangan bangsa asing. Sekalipun demikian, berita di sini tidak berakhir dengan berita celaka, melainkan dengan berita anugerah. TUHAN akan memulihkan kembali Yerusalem menjadi “kebun buah-buahan”, artinya Yerusalem diberkati oleh TUHAN. Kesengsaraan yang mereka lalui adalah seperti mimpi karena TUHAN akan melenyapkan musuh mereka. Hal ini tidak berarti bahwa mereka tidak akan mengalami penderitaan karena serangan musuh. Namun, kesukaan akan pemulihan dari Allah begitu besar sehingga penderitaan yang sudah lewat menjadi seperti mimpi bagi mereka. Pada waktu itu, Yerusalem akan menguduskan nama TUHAN.
Jika dalam keadaan dunia itu seolah wajar, bagi Tuhan itu adalah hal yang sangat tidak bisa diterima. Tuhan sangat tidak suka kepalsuan ketika kita datang menghadapNya. Tuhan selalu ingin kita tampil apa adanya, memancarkan apa yang ada di dalam diri kita. Ingin memuji? menangis? tertawa? menyanyi? mengeluh? meminta? bertanya? Apapun itu yang sedang ada di dalam hati kita, itulah yang diinginkan Tuhan untuk kita bawa ke hadapanNya. Kepalsuan agar terlihat rohani di mata orang, agar terlihat paling suci, paling baik dan paling-paling lainnya tidak akan pernah berharga di mata Tuhan. Inilah kebiasaan buruk yang dipertontonkan para orang Farisi dan ahli-ahli Taurat di jaman Yesus. Dan lihatlah bagaimana kerasnya Yesus mengecam mereka semua dalam berbagai kesempatan. Betapa ironis, ketika mereka seharusnya menjadi teladan terdepan, tapi kemunafikan mereka justru merajalela dimana-mana.
Pendidikan TUHAN bertujuan agar kehidupan umat TUHAN menjadi kehidupan yang berbuah memuliakan TUHAN. TUHAN mendidik melalui firman-Nya. TUHAN juga bisa memakai pengalaman kita untuk membersihkan diri kita agar kita bisa lebih banyak berbuah. Pembentukan TUHAN bisa berupa teguran, bahkan disiplin yang keras, ketika kita tidak hidup sesuai dengan ibadah yang kita lakukan.