Senin, 14 Februari 2011

Renungan Hari Selasa, 21 Desember 2010


Beribadah Kepada Tuhan
Yosua 24 : 14
Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN
Ibadah kepada TUHAN mengungkapkan penghormatan, kasih, dan ketundukan kepada TUHAN karena ibadah yang sejati timbul dari hati dan dinyatakan dalam perbuatan. Hal-hal lahiriah dari ibadah tidak berarti jika bukan merupakan ekspresi batiniah. Bila ibadah adalah ekspresi batiniah, tak akan timbul pertentangan antara ibadah dan perbuatan sehari-hari. Yang terpenting dalam ibadah bukan korban, melainkan orang. Orang yang beribadah menentukan korban yang dipersembahkan, namun korban tidak menggambarkan orang yang beribadah.
Takut akan Tuhan berarti mempersembahkan semuanya kepada Tuhan. Lebih-lebih pada orangtua atau pendidik/guru atau pemimpin dalam tingkatan apapun saya ajak untuk mawas diri dalam hal ini: tidak perlu takut dengan orang lain, guru tidak perlu takut terhadap kepada sekolah, kakancam, kandep, kakanwil bahkan mendiknas, tetapi takutlah jika anak-anak yang dibina dan dididik tidak 'menjadi orang' alias tidak menjadi dewasa serta berfungsi bagi lingkungan hidup dan sesamanya di kemudian hari ketika ia sudah bekerja dan berkeluarga. Sebagai ketua lurah/pemimpin masyarakat tidak perlu takut kepada camat atau bupati bahkan presiden, tetapi takutlah jika warga atau rakyat tidak sejahtera dan damai. Tuhan hidup dan berkarya dalam diri anak-anak atau rakyat banyak.
 Beribadah dengan tulus dan setia berarti sebagai orang beriman atau beragama kita tidak boleh melupakan hidup doa. Beribadah atau berdoa dengan tulus berarti dengan jujur apa adanya, terbuka menyampaikan permohonan, harapan, syukur, pujian, terima kasih kepada Tuhan, antara lain dengan kata-kata sendiri, yang keluar dari lubuk hati. Jika kita belum mampu merumuskan kata-kata sendiri dalam berdoa atau beribadah, marilah kita manfaatkan buku-buku doa yang tersedia, serta aneka jenis buku doa lainnya. Hidup beriman dan beragama tanpa doa akan menjadi hambar, bagaikan makanan yang kurang memadai bumbunya.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...