Karunia Roh
1 Korintus 12:7
1 Korintus 12:7
Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
Herb Vander Lugt berkata, “Dari kesaksian- kesaksian masa kini, masalah "Bahasa Lidah" sungguh membingungkan sehingga sulit untuk membuktikan ataupun menyangkal bahwa hal tersebut sungguh-sungguh suatu keajaiban bahasa di antara orang Kristen atau hanya sekedar gejala kejiwaan, hasil bawah sadar seseorang!” Suatu gejala lain yang menunjukkan bahwa "Bahasa Lidah" kini berbeda dengan yang di dalam Alkitab adalah bahwa "Bahasa Lidah" masa kini dapat diajarkan atau dipelajari, oleh orang yang menganggap diri "mahir" dalam hal tersebut! Sedangkan apabila kita meneliti Alkitab, tidak tercatat satu kalipun pernah terjadi bahwa orang yang berbahasa lidah itu belajar atau diajari, kalau demikian berarti bukan lagi karunia, melainkan hanya sekedar seperti pelajaran bahasa lain saja!
A.F. Ballenger berkata: “Barangsiapa yang mencari pernyataan Karunia Roh sebelum pernyataan buah Roh, menunjukkan bahwa ia dalam kondisi yang belum siap untuk dipercayakan Karunia tersebut. Orang yang mencari Karunia Mujijat sebelum kelemah lembutan, tidak akan diberikan karunia tersebut.
Bagi yang mengejar Karunia Bahasa Lidah, tetapi tidak dapat menahan diri, adalah tidak tepat diberikan karunia tersebut sebab satu lidah saja belum digunakannya dengan tepat. Orang yang menuntut Karunia Kesembuhan namun tidak memiliki kasih, sesungguhnya ia sendiri perlu disembuhkan terlebih dahulu." Bagaimanakah pandangan atau sikap kita seharusnya.? Sikap sebaiknya adalah "Seek not, forbid not" artinya "Jangan dicari, jangan dilarang". Bila tidak mendapat karunia bahasa Roh tidak perlu menuntut agar dapat karunia tersebut. Bila seseorang sungguh memperolehnya gunakan untuk membangun jemaat. Namun perlu disadari bahwa bahasa lidah diberikan pada orang tertentu oleh Roh Kudus sesuai kehendakNya (I Korintus 12:11) sehingga tidak semua orang dapat mengklaim dirinya memiliki karunia berbahasa lidah.
Yang terpenting bagaimana karunia-karunia yang kita peroleh dari Tuhan dipergunakan untuk kepentingan bersama dalam arti kita dimampukan menjadi berkat buat orang-orang disekitar kita. Amin.
Herb Vander Lugt berkata, “Dari kesaksian- kesaksian masa kini, masalah "Bahasa Lidah" sungguh membingungkan sehingga sulit untuk membuktikan ataupun menyangkal bahwa hal tersebut sungguh-sungguh suatu keajaiban bahasa di antara orang Kristen atau hanya sekedar gejala kejiwaan, hasil bawah sadar seseorang!” Suatu gejala lain yang menunjukkan bahwa "Bahasa Lidah" kini berbeda dengan yang di dalam Alkitab adalah bahwa "Bahasa Lidah" masa kini dapat diajarkan atau dipelajari, oleh orang yang menganggap diri "mahir" dalam hal tersebut! Sedangkan apabila kita meneliti Alkitab, tidak tercatat satu kalipun pernah terjadi bahwa orang yang berbahasa lidah itu belajar atau diajari, kalau demikian berarti bukan lagi karunia, melainkan hanya sekedar seperti pelajaran bahasa lain saja!
A.F. Ballenger berkata: “Barangsiapa yang mencari pernyataan Karunia Roh sebelum pernyataan buah Roh, menunjukkan bahwa ia dalam kondisi yang belum siap untuk dipercayakan Karunia tersebut. Orang yang mencari Karunia Mujijat sebelum kelemah lembutan, tidak akan diberikan karunia tersebut.
Bagi yang mengejar Karunia Bahasa Lidah, tetapi tidak dapat menahan diri, adalah tidak tepat diberikan karunia tersebut sebab satu lidah saja belum digunakannya dengan tepat. Orang yang menuntut Karunia Kesembuhan namun tidak memiliki kasih, sesungguhnya ia sendiri perlu disembuhkan terlebih dahulu." Bagaimanakah pandangan atau sikap kita seharusnya.? Sikap sebaiknya adalah "Seek not, forbid not" artinya "Jangan dicari, jangan dilarang". Bila tidak mendapat karunia bahasa Roh tidak perlu menuntut agar dapat karunia tersebut. Bila seseorang sungguh memperolehnya gunakan untuk membangun jemaat. Namun perlu disadari bahwa bahasa lidah diberikan pada orang tertentu oleh Roh Kudus sesuai kehendakNya (I Korintus 12:11) sehingga tidak semua orang dapat mengklaim dirinya memiliki karunia berbahasa lidah.
Yang terpenting bagaimana karunia-karunia yang kita peroleh dari Tuhan dipergunakan untuk kepentingan bersama dalam arti kita dimampukan menjadi berkat buat orang-orang disekitar kita. Amin.