Rabu, 02 Juni 2010

Renungan Hari Minggu Trinitatis, 30 Mei 2010

Menyaksikan Kuasa Tritunggal Allah
Lukas 12 : 1-12
Dahulu 12 rasul itulah yang disebut murid-murid Yesus. Mereka ini juga sahabat-sahabatNya. Tapi sekarang ini, kita juga adalah murid-muridNya dan juga sahabat-sahabatNya. Jadi pengajaran itu juga ditujukan untuk kita. Kita harus mau menerima pengajaran tersebut. Di ayat ini Tuhan memperingatkan agar kita waspada terhadap kemunafikan. Jangan seperti orang-orang farisi, yang hanya bersih di bagian luar saja. Tetapi bagian dalamnya (bagian dalam itu adalah hati) kotor.
Peringatan ini dimaksudkan agar kita tidak hanya membereskan bagian luar dari hidup kita. Misalnya dari luar kita tampak alim tapi di hati kita penuh dengan kejahatan. Kejahatan di sini bukan hanya hal-hal yang besar seperti di TV, pembunuhan, perampokan, dsb. Kejahatan itu sebenarnya adalah suatu tindakan yang berfokus untuk kesenangan diri sendiri yang mengorbankan orang lain. Jadi hal kecil pun, bisa menjadi kejahatan. Misalnya, kalau yang lagi kuliah, titip absen. Titip absen itu jahat loh… Orang tua kita sudah membiayai kuliah kita yang tidak sedikit biayanya. Tapi demi menuruti kesenangan kita, kita bolos, titip absen. Ini kan tindakan yang berfokus untuk kesenangan diri sendiri, dengan mengorbankan sesuatu yang telah diberikan ortu.
Agar kita tidak hidup munafik, kita memerlukan suatu keterbukaan. Tapi keterbukaan ini juga harus PAKAI HIKMAT. Jadi tidak asal terbuka. Kalau asal-asalan terbuka, bukan malah jadi berkat, kita malah bisa kena batunya. Sebelum terbuka, juga sebaiknya kita doa dulu. Minta Tuhan jamah hati orang yang akan kita ajak bicara. Apabila ada konsekuensi yang harus kita tanggung, ya kita harus bertanggung jawab. Tuhan bisa mengampuni dosa-dosa kita, tetapi konsekuensi perbuatan kita itu, tetep harus kita tanggung. Jadi untuk kedepannya, berhati-hatilah sebelum menentukan keputusan. Kekuasaan terbesar yang Tuhan berikan kepada manusia adalah kekuasaan untuk menentukan pilihan, keputusan.

Penghalang keterbukaan ini biasanya adalah TAKUT AKAN MANUSIA. Lalu apa yang Tuhan ajarkan kepada sahabat-sahabatNya tentang takut akan manusia? (ayat 4). Apakah jalan keluar bagi orang yang takut akan manusia? (ayat 5). Tentang takut akan manusia, Tuhan mengajarkan agar kita jangan takut akan manusia. Manusia dapat membunuh kita, tapi setelah itu, tidak dapat melakukan apa-apa lagi. Manusia bisa menghakimi kita di dunia ini, tetapi tidak setelah kita meninggal nanti. Jalan keluar untuk mengatasi halangan keterbukaan ini adalah dengan takut akan Tuhan. Tuhan punya kuasa untuk mengambil nyawa kita, dan mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka.
Murtad berarti menyangkal Yesus Kristus setelah mengecap karunia Sorgawi. Tidak mungkin orang yang didalam hatinya berdiam Roh Kudus, mengutuki Allah, tetapi setelah Roh Kudus pergi meninggal-kan dia! Jadi orang yang yang berdosa kepada Roh Kudus adalah orang yang pernah memiliki Roh Kudus di dalam hatinya, kemudian murtad, sehingga Roh Kudus pergi meninggalkan dia. I Korintus 12:3 Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.
Kenapa tidak bisa diampuni? Dimana letak masalahnya? Apakah Allah yang tidak mau mengampuni? Ibrani 6:4-6 Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum. Jadi menurut Alkitab, bukan karena Allah tidak mau mengampuni, tetapi karena TIDAK BISA atau TIDAK MUNGKIN DIBAHARUI LAGI !
Dosa kepada Roh Kudus bukanlah dosa yang tiba-tiba dapat dilakukan, tetapi merupakan dosa yang berlangsung secara bertahap dan melalui proses yang cukup lama. Orang itu berkali-kali mendukakan Roh Kudus, tidak mau mendengarkan suara Roh Kudus, tetap berbuat dosa sehingga hati nuraninya menjadi tumpul, hingga akhirnya murtad. Pada saat ini lah Roh Kudus meninggalkan dia !!
Roh Kudus itu sangat lemah lembut, Allah Roh Kudus itu tidak bisa marah. Yesus Kristus bisa marah, Allah Bapa bisa marah, tapi Roh Kudus tidak pernah marah, karena Dia sangat lemah lembut! Bila kita berbuat dosa, Roh Kudus tidak akan marah, tetapi Dia akan berduka cita !! Apa bukti Roh Kudus sedang berduka, yaitu bila kita kehilangan suka cita. Bila Roh Kudus berduka karena kita berbuat dosa, maka roh kita juga tidak bisa bersuka cita.
Efesus 4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
Karena Roh Kudus sangat lemah lembut, maka bila ada orang yang berdosa sampai menghujat Roh Kudus sehingga murtad, maka Dia adalah orang benar-benar sangat berdosa. Dosa menghujat Roh Kudus tidak terhapuskan, karena Roh Kudus yang ada dalam hati manusia adalah kasih karunia terbesar Allah Tritunggal kepada manusia, tidak ada yang lebih besar dari pada itu ! Nah bila ada yang menghujat Roh Kudus tidak ada lagi kasih karunia yang mampu memperbaharui orang itu !!
Biarlah kita senantiasa mau mendengar suara Roh Kudus yang ada di dalam hati kita masing-masing. Jangan ada seorangpun diantara kita yang melakukan dosa yang demikian. Allah itu tidak jauh saudara-saudara, Allah ada di dalam hati kita, Allah Roh Kudus ada dalam hati kita !!
Pada masa kini kiranya jarang terjadi umat beriman mati karena imannya. Sebagaimana umat beriman kita mimiliki tugas menghayati jiwa kemartiran, maka marilah kita mawas diri sejauh mana kita setia pada panggilan untuk menjadi ‘martir’ masa kini. Kesetiaan pada iman, yang berarti hidup baik dan berbudi pekerti luhur, merupakan panggilan hidup kita masa kini. Marilah dalam cara hidup dan cara bertindak kita berpedoman pada motto ini: “jiwa lebih penting daripada tubuh, tubuh lebih penting daripada makanan dan pakaian, tubuh kita alias manusia lebih penting daripada binatang maupun tumbuh-tumbuhan serta barang atau harta benda”. Kami juga berharap kepada kita semua untuk tidak malu dan tidak takut mengakui dan menghayati jati diri yang benar, misalnya sebagai umat beragama berani mengakui agamanya serta menghayati ajaran utama dari agamanya dengan setia. Jiwa kemartiran masa kini juga dapat dihayati dengan setia pada panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing: suami-isteri setia saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit sampai mati, yang terpanggil menjadi imam, bruder atau suster setia menghayati panggilannya sampai mati. Hidup jujur dan tidak korupsi pada masa kini hemat saya juga merupakan bentuk penghayatan jiwa kemartiran, maka kami berharap para pegawai, pejabat, pemimpin dst, untuk hidup jujur dan tidak melakukan korupsi dalam bentuk apapun.
Maka hanya dengan ketulusan hati kita perlu membuka diri dan memurnikan hati, agar kita bisa melihat penyertaan Tuhan dalam hal yang sesederhana mungkin bahkan sering kitapun tidak menyadarinya. Seperti dalam perikop dikatakan bahwa rambut dikepala kitapun terhitung jumlahnya, tak ada satupun gugur tanpa sepengetahuanNya. Alangkah indahnya dicinta, alangkah nikmatnya berharga dimata Tuhan. Saat kita diserang rasa takut dan ragu, sebenarnya kita membutuhkan kasih dan perlindungan lebih dari biasanya. Semua yang kita takutkan, yang kita ragukan tidak ada artinya dibandingkan cinta Tuhan yang total pada kita. Alangkah indahnya dicinta, tidak ada lagi yang ditakutkan karena kita tidak sendiri.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...