Jumat, 14 Agustus 2009

RENUNGAN EPISTEL MINGGU X SETELAH TRINITATIS X 16 AGUSTUS 2009


APAKAH KAMU SUDAH MERDEKA ?
GALATIA 5: 13-15

1. Pendahuluan
Surat Galatia ditulis bagi orang-orang yang bertobat karena pekerjaan Paulus, tapi sekarang mereka dalam bahaya besar karena ada orang memutarbalikkan kebenaran Injil tentang kemerdekaan kristen, bertentangan dengan ajaran Paulus,dengan peraturan-peraturan yang telah disahkan orang Yahudi. Diantara peraturan ini, sunat menduduki tempat terpenting; dalam peraturan itu juga termasuk perhatian akan pengalaman Yahudi (Gal.4:10) dan ketentuan makanan yang diperbolehkan . Jemaat-jemaat Galatia ternyata telah dikunjungi orang-orang Yahudi yang berusaha membuat anggota-nanggota jemaat itu meragukan status kerasulan Paulus. Mereka mengajarkan bahwa untuk mencapai keselamatan, maka iman kepada Kristus seperti diajarkan Paulus, memerlukan keharusan sunat dan menyesuaikan diri kepada peraturan-peraturan Yahudi lainnya. Begitu berita ini tiba pada Paulus, segera ia menulis surat ini karena teramat penting menyatakan, bahwa ajaran yang mencampuradukkan anugerah dengan hukum Taurat adalah salah-ajaran atau injil yang daripada Injil yang ia beritakan kepada mereka dalam Nama Kristus; Injil yang lain demikian sama sekali bukanlah Injil-dan Paulus menghimbau para pembacanya untuk berdiri dalam kemerdekaan yang baru diperoleh itu, dan jangan menaruh tengkuk mereka kembali di bawah hukum perhambaan (hukum taurat).


II. Penjelasan
Kita akan memperingati Hari Kemerdekaan negara kita Republik Indonesia yang ke 64. Tentu disetiap upacara yang diadakan dinegara kita dalam mengenang jasa para pahlawan selalu dilaksanakan dalam suasana hening cipta; tujuannya adalah untuk mengenang jasa para pahlawan kita yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan negara kita. Para pahlawan yang berjasa memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara kita serta jasa merekalah yang kita hargai. Sebagaimana suatu petikan perkataan orang bijak mengatakan: Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Namun saudaraku kenyatan dinegara kita kurang menghargai jasa para pahlawan, bahkan yang telah mengharumkan nama bangsa dan negara kita di tingkat internasional maupun dunia, misalnya para olah ragawan dan para anak bangsa yang berkompetisi baik dalam seni dan pendidikan. Tentunya jasa mereka perlu dihargai yang telah mengharumkan nama dan bangsa kita, sehinga menunjukkan integritas bangsa kita yang tetap membahana dan tersiar dibeberapa bagian bangsa dan negara. Bila kita tidak bisa menghargai jasa para pahlawan kita tentunya kita tidak bisa menghargai kemerdekaan itu serta mengerti akan makna kemerdekaan yang sesungguhnya.
Saudara-saudara yang terkasih dalam nama Yesus Kristus, bila kita memahami kemerdekaan dipandang dari segi Iman percaya kita. Tentunya kemerdekaan yang diraih oleh bangsa dan negara kita bukanlah hanya semata perjuangan bangsa kita namun merupakan anugerah kemerdekaan yang datangnya dari Allah melalui AnakNya Tuhan Yesus Kristus. Kemerdekaan kita adalah kemerdekaan yang membebaskan kita dari kuasa-kuasa kelaliman, kuasa dosa dan maut. Oleh karena kemerdekaan telah diberikan dan dinanugerahkan kepada kita maka kita harus menghargainya. Umat percaya yang memperoleh anugerah kemerdekaan tentu akan mempergunakan kemerdekaan itu untuk:
a) Menegakkan Kebenaran: Penegakan kemerdekaan adalah hal yang sangat penting dalam hidup kita, sebab orang yang telah mendapatkan kemerdekaan akan mencintai dan hatinya menyukakan kemedekaan itu terjadi dalam hidupnya. Bila suatu bangsa telah mengecap dan mendapatkan kemerdekaan tentunya akan menujukkan integritas bangsanya dengan adanya; seorang pemimpin, daerah teritorial atau kawasan batas negaranya, memiliki Hukum untuk mengatur dan menata kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya serta agama negaranya. Demikian halnya negara kita Indonesia merdeka dengan adanya seorang pemimpin, adanya hukum agar setiap orang atau warga negaranya tidak emmpergunakan kemerdekaan itu dengan sebebas-bebasnya atau sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, namun ada aturan dan hukum yang mengaturnya. Dengan adanya hukum diharapka tatanan masyarakatdan pranata sosial dalam suatu negara dapat berlangsung dengan tertib dan teratur tanpa merugikan beberapa pihak. Dengan adanya hukum dalam suatu negara yang merdeka hal itu sudah menujukkan kedaulatan suatu negara dan memiliki kekuatan hukum. Maka suatu negara yang memiliki hukum akan disegani oleh nagar lain dan dihargai sebagai negara yang berdaulat. Kedaulatan Negara Indonesia adalah Pancasila dan juga sebagai azas Undang-undang atau hukum negara Republik Indonesia. Walaupun kenyataannya negara kita kurang mencintai Pancasila sebagai azas negara. Bahkan sudah bergeser.
Demikian halnya saudaraku bagaimana kita memahami kemerdekaan yang disuarakan oleh Rasul Paulus janganlah salah dimengerti sebagai pemahaman untuk berlaku bebas dan semau gue. Namun kemerdekan yang sejati yang disampaikan oleh Rasul Paulus adalah hanya didalam Yesus Kristus yang memenangkan kuasa maut. Kemerdekaan kita adalah kemerdekaan yang bukan diperhamba oleh berbagai macam peraturan atau hukum taurat yang terjadi pada umat Yahudi namun yang bebas melakukan perintah Allah dalam hidupnya. Kalau kita sudah dimerdekakan oleh Kristus tentunya kita memiliki hukum keteraturan agar kita tetap berada dalam koridor kesetiaan pada Tuhan yang empunya kemerdekaan itu yaitu Firman Tuhan sebagai pengatur dan menata iman percaya kita agar semakin disempurnahkan oleh Dia. Kita harus menegakkan kebenaran sebagai bagain dari kemerdekaan kita. Menegakkan kebenaran Firman Tuhan adalah tugas kita bersama sebagai umat yang merdeka.
b) Menjaga Kekudusan. Berbicara tentang kekudusan adalah hal yang wajib dalam iman percaya kita. Kata kudus dalam bahasa Ibrani disebut qadosy atau qodesy dan dalam bahasa Yunani disebut hagios kadang juga disebut suci. Qadosy dapat berarti ‘terpisah’ (dikhususkan) atau ‘terpotong dari’, digunakan terhadap keadaan terlepasnya seseorang atau suatu benda. Kita juga diinginkan Tuhan menjaga kekudusan sebab kekudusan Allah dikaruniakan kepada jiwa manusia, pada saat ia dilahirkan kembali, dan itulah yang menjadi sumber dan landasan bagi tabiat yang suci. Kristus dalam hidup dan sifat-sifatNya adalah teladan tertinggi kekudusan Allah. Kekudusan adalah panggilan tertinggi orang Kristen dan tujuan daripada hidupnya. Pada Hari Kiamat,menurut kitab Suci, ada dua kategori manusia yaitu benar dan jahat. Tuhan menginginkan kita melakukan kebenaran dan menjauhi dosa. Demikian halnya bagi setiap orang yang dipanggil untuk merdeka agar jangan mempergunakan kemerdekaan sebagai kesempatan untuk hidup dalam dosa tapi hidup dalam kebaikan, kebenaran bahkan dalam kekudusan. Roma 12: 2 mengatakan: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini......” Umat yang merdeka adalah yang tidak mau diperhamba dosa, kelaliman dan kuasa iblis, tapi dia merdeka dengan menjaga keberadaan dirinya dan kekudusannya, sehingga disitulah letak integritasnya dengan menjaga kekudusannya.
Kristus telah menguduskan diriNya sendiri bagi karya pengorbanan-Nya, Sang Bapak menguduskan Dia, dan Ia meminta pengikut-Nya ‘menguduskan” Sang Bapak. Kristus oleh pengorbananNya menguduskan saudara-saudaraNya tidak hanya dalam arti menyendirikan mereka, tapi juga dalam arti memperlengkapi mereka bagi ibadah dan pelayanan kepada Tuhan. Ia melakukan hal ini dengan mendamaikan dosa-dosa mereka (Ibr.2:17).
c) Mengasihi sesama. Mengasihi Allah dengan totalitas diri manusia (Ul.6:5) adalah tuntutan Allah. Ini harus diartikan bukan hanya taat melaksanakan hukum Allah yang tidak bersifat pribadi, tapi lebih dari pada itu, yakni membangun hubungan yang sifatnya pemujaan pribadi terhadap Allah, yang diciptakan dan didukung oleh karya Allah dalam hati manusia (Ul.30:6). Kasih itu berupa pengalaman penuh kegembiraan dalam persekutuan dengan Allah (Yer.2:2; Mzm.18:1; 116:1), terungkap dalam ketaatan sehari-hari melakukan perintah-perintah-Nya. Ketaatan ini lebih berdasarkan hakikat kasih kepada Allah ketimbang perasan. Allah sendirilah yang akan menjadi Hakim untuk menilai kesungguhan kasih itu (Ul.13:3).
Kasih ditetapkan oleh Allah untuk jalinan hubungan yang normal dan ideal antar manusia, justru mengasihi dituntut oleh hukum Allah (Im.19:18). Larangan yang jiwanya senada, yaitu jangan membenci seseorang,berkaitan dengan hati manusia (Im.19:17) Kasih merupakan Golden Rule dari seluruh firman yang diberitakan. Dengan kemerdekaan yang diberikan oleh Allah melalui pengorbanan AnakNya Yesus Kristus adalah wujud kasih Allah pada seluruh ciptaanNya. Orang Kristen mengasihi saudaranya karena: 1. Meneladani kasih Allah (Mat.5:43,45; Ef.5:2; 1 Yoh.4:11), 2. Bagi dia, saudara itu adalah orang yang untuknya Kristus telah mati (Rm.14:15; 1 Kor.8:11), 3. Ia melihat dalam diri saudara itu Kristus sendiri ( Mat.25:40). Perilaku saling mengasihi ini, yang terwujud dalam persekutuan umat Kristen (ef.4:2).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jamita Minggu Kantate (Endehon hamu ma di Jahowa ende na imbaru) – 28 April 2024

Ingkon Mamujimuji Jahowa do Angka na Usouso Di Ibana  ( Orang Yang Mencari Tuhan Akan Memuji NamaNya) Psalmen 22: 26 – 32     a)  ...