Senin, 31 Agustus 2009

RENUNGAN EPISTEL MINGGU XIII SETELAH TRINITATIS, 6 SEPTEMBER 2009


Kesatuan Jemaat
Roma 15: 5-9
By. Pdt.Eben Ezer Munthe, S.Th

a) Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka terhadap kunjungan Paulus kepada mereka. Menurut rencana, Paulus akan bekerja sementara waktu di antara orang-orang Kristen di sana, kemudian dengan bantuan mereka, ia ingin pergi ke Spanyol. Paulus menulis surat ini untuk menjelaskan pengertiannya tentang agama Kristen dan tuntutan-tuntutannya yang praktis untuk kehidupan orang-orang Kristen.Setelah menyampaikan salamnya kepada orang-orang dalam jemaat di Roma, dan memberitahukan kepada mereka tentang doanya bagi mereka, Paulus mengemukakan amanat suratnya ini: "Dengan Injil Tuhan menunjukkan bagaimana caranya hubungan manusia dengan Tuhan menjadi baik kembali; caranya ialah dengan percaya kepada Tuhan, dari mula sampai akhir" (1:17). Setelah itu Paulus menguraikan temanya itu. Semua orang -- baik Yahudi maupun bukan Yahudi -- perlu diperbaiki hubungannya dengan Tuhan, sebab semuanya sama-sama berada dalam kekuasaan dosa.
Hubungan manusia dengan Tuhan menjadi baik kembali kalau manusia percaya kepada Yesus Kristus. Kemudian Paulus menguraikan tentang hidup baru yang dialami oleh manusia kalau bersatu dengan Kristus. Hidup baru itu tumbuh karena adanya hubungan yang baru dengan Tuhan. Orang yang sudah percaya kepada Yesus, hidup damai dengan Tuhan, dan Roh Kudus membebaskannya dari kekuasaan dosa dan kematian. Dalam pasal 5-8 Paulus menjelaskan juga tujuan Hukum-hukum Tuhan dan kuasa Roh Tuhan di dalam kehidupan orang percaya. Kemudian Paulus menjelaskan bahwa orang Yahudi dan non-Yahudi termasuk dalam rencana Tuhan untuk umat manusia. Paulus menyimpulkan bahwa penolakan Yesus oleh orang Yahudi sudah termasuk dalam rencana Tuhan untuk menolong manusia berdasarkan rahmat-Nya melalui Yesus Kristus. Paulus yakin bahwa orang Yahudi tidak selalu akan menolak Yesus. Akhirnya Paulus menulis tentang bagaimana orang harus hidup sebagai orang Kristen, terutama sekali tentang caranya mempraktekkan kasih dalam hubungan dengan orang-orang lain. Untuk itu Paulus memilih pokok-pokok seperti berikut ini: melayani Tuhan, kewajiban orang Kristen terhadap negara dan sesama orang Kristen, dan berbagai-bagai persoalan yang menyangkut hati nurani.
b) Dalam hal apa seorang Kristen dapat menjadi batu sandungan bagi sesama? Pertama, mengkritik. Pada dasarnya, kritik bisa bersifat konstruktif/membangun), tetapi bisa pula bersifat destruktif/merusak (14:13). Setelah menasihati masyarakat Kristen di kota Roma agar tidak saling menghakimi, Paulus mengatakan bahwa kritik seharusnya diarahkan kepada diri sendiri. Rupanya masyarakat Kristen Roma biasa saling mengkritik atau menghakimi dalam hal masalah makan dan minum. Orang yang suka mengkritik biasanya mengganggap diri paling benar. Paulus mengingatkan mereka bahwa kritik dapat menjadi batu sandungan dan berpotensi untuk menghancurkan kesatuan jemaat. Kedua, menyebar gosip. Gosip adalah cerita negatif tentang pribadi seseorang. Gosip sering terjadi juga di lingkungan orang percaya. Ketika kita menyebar gosip, kita lupa bahwa gosip bisa menjadi batu sandungan bagi orang lain dan bisa mengakibatkan perpecahan. Setelah mengingatkan tentang potensi perpecahan, Paulus menganjurkan tentang kesatuan jemaat. Orang Kristen Roma yang terdiri dari orang Yahudi dan non-Yahudi harus saling menjaga kebebasan, saling menghargai keunikan, serta saling menerima satu dengan yang lain. Untuk menjaga kesatuan, yang kuat wajib membantu yang lemah. Yang kuat tidak boleh memegahkan diri. Selain itu, orang yang kuat harus menerima orang yang lemah tanpa mengkritik (14:1).
c) Kita seringkali takut menyerah kepada kehendak Allah, karena seringkali tanpa sadar kita telah mengukur Allah dengan ukuran kita sendiri. Kita kurang menyadari, bahwa Ia Mahabaik dan tak mungkin menghendaki yang jelek untuk kita. Ia lebih baik daripada bapak mana pun juga. Suatu hari saya melihat seorang anak kecil umur kira-kira 3 tahun, yang mengikuti bapaknya berenang di kolam yang dalam. Ia hanya berpegang pada leher bapaknya dan dengan tenang menoleh ke kanan dan ke kiri sambil tertawa, walaupun ia tahu bahwa ia dibawa ke tempat yang dalam. Tak pernah timbul dalam hatinya sejenak pun bahwa di tempat yang dalam itu ia nanti ditenggelamkan oleh bapaknya. Juga saya pernah melihat seorang anak kecil yang bermain-main dengan ayahnya. Oleh ayahnya ia dilemparkan ke udara lalu ditangkap lagi oleh tangan ayahnya yang kuat. Anak itu tertawa ria di udara, tanpa menangis ketakutan, tetapi tertawa senang,karena dalam benaknya tidak pernah timbul pikiran bahwa jangan-jangan nanti ayahnya melepaskan dia setelah dia di udara. Betapa lebihnya Allah Bapa kita, Ia akan selalu melindungi kita. Kita pasrah dan menyerahkan diri kepada-Nya, karena kita yakin bahwa Ia mengasihi kita dan tahu apa yang paling baik bagi kita dan bahwa Ia selalu mempunyai rencana yang indah bagi kita.
d) Bayangkan kita melihat parade pembukaan final liga sepakbola dalam negeri. Ada permainan bendera, tari-tarian, lagu-lagu serta permainan lampu sorot yang indah sekali. Semuanya terlihat sempurna dan tanpa cacat. Kita berpikir kalo semua orang yang terlibat di dalamnya adalah orang-orang yang sempurna. Tetapi ketika kita diberi kesempatan bergabung dalam parade, kita akan melihat karakter dari masing-masing pesertanya. Mungkin ada yang suka ngomong jorok, ada yang bau badan, ada yang cuma lulusan SD, atau sebagian kecil pemain parade adalah kaum difabel. Mereka tidak sempurna! Saudaraku, sama seperti ilustrasi di atas, dalam hidup ini ketika kita bergaul dengan orang lain dan mengenal mereka lebih dekat, kita akan melihat keadaan yang lebih jelas siapa dan bagaimana mereka. Kenyataan bahwa di dunia ini gak ada yang sempurna dan semua punya kelemahan. Tetapi jangan pernah kita menjadikan kelemahan atau ketidak-sempurnaan seseorang sebagai alasan bagi kita untuk membenci, menjauhi atau tidak mempedulikannya. Dalam bersahabat pun mesti demikian. Terimalah kelemahan sahabat kamu dan jangan hanya berbaik hati dengannya ketika kamu melihat bahwa ia bersikap tanpa cela. Ada kalanya kelemahannya muncul dan bikin kita jengkel. Saudaraku, persahabatan sejati bukan dilihat saat semuanya baik. Persahabatan sejati diuji ketika kita melihat kelemahan dari sahabat kita. Apakah kita masih tetap menerima dan menjadikan dia sahabat atau gak? Semua orang bisa menerima kelebihan orang lain dengan senang hati, tapi gak banyak orang yang mau menerima kelemahan orang lain dengan sikap yang sama. Miliki kualitas sahabat sejati yang mau menerima kelemahan orang.

e) Kristus merupakan teladan dalam bersikap terhadap orang lain. Bila kondisi jemaat tempat kita beribadah sama dengan kondisi jemaat Kristen di kota Roma, apa yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesatuan jemaat? Makna iman kepada Kristus justru menjadi manifestasi dari spiritualitas dari umat percaya yang ditandai oleh sikap pertobatan, yaitu kesediaan untuk membuang segala bentuk superioritas diri, kesombongan rohani dan segala hawa nafsu duniawi.Dalam realita hidup memang kita sadari bahwa spiritualitas yang dimaksud memang tidak mudah dimanifestasikan. Dengan sikap prihatin kita menyaksikan beberapa anggota jemaat atau kalangan orang Kristen tertentu yang bersikap arogan dan merasa diri superior kepada sesamanya. Kita juga melihat bagaimana umat dari berbagai kepercayaan dan agama-agama gemar membuat “klaim-klaim kebenaran” dengan menistakan agama lain. Dalam konteks ini hakikat kebenaran Kristus yang dinyatakan dalam iman Kristen tidak boleh menjadi sekedar “klaim kebenaran”. Hakikat kebenaran Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan tidak boleh menjadi propaganda agama. Kebenaran Kristus dan karya keselamatanNya hanya boleh dibuktikan dalam tindakan kasih kepada sesama. Sebagaimana karakter utama dari Kristus adalah roh hikmat dan pengertian, maka selaku umat Kristen kita harus selalu mengedepankan sikap arif dan pemahaman yang mendalam terhadap berbagai persoalan kehidupan ini. Juga sebagaimana karakter utama dari Kristus adalah sikap yang takut akan Allah dengan memberlakukan keadilan, maka kita selaku umatNya juga dipanggil untuk melawan setiap jenis dosa dan menjadi pembela bagi setiap orang yang tertindas. Di tengah-tengah dunia yang cenderung mengobarkan api kebencian dan permusuhan, maka kita dipanggil oleh Kristus untuk mengobarkan api cinta-kasih, pengampunan dan kemurahan hati. Sehingga seluruh hidup dan pelayanan kita pada hakikatnya bertujuan untuk menciptakan keadaan syalom yaitu keselamatan dan damai-sejahtera Allah. Sikap yang sama juga dinyatakan oleh rasul Paulus, yaitu: “Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus” (Rom. 15:5-6). Makna kerukunan yang dimaksud oleh rasul Paulus tersebut tentu bukan dimaksudkan suatu keadaan harmonis yang sifatnya internal dalam komunitas jemaat dan keluarga anggota jemaat. Tetapi makna kerukunan yang terjadi dari syalom Kristus pada prinsipnya sebagai bentuk spiritualitas yang mampu menerima keberadaan dari tiap-tiap sesamanya. Kita dipanggil untuk mampu menerima keberadaan sesama yang berbeda seperti suku, ras/etnis, agama, kebudayaan, tingkat pendidikan dan ekonomi didasari oleh kasih Kristus. Di Rom. 15:7 rasul Paulus berkata: “Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah”. Amin



RENUNGAN MINGGU XIII SETELAH TRINITATIS, 6 SEPTEMBER 2009


TUHAN YESUS MEMPERSATUKAN KITA
Yohanes 17: 14-23
By. Pdt. Eben Ezer Munthe, S.Th

a) Perikop ini adalah Doa Yesus perpisahan yang mengharukan dan sering disebut Doa Imam Besar (Ibr.5: 6, 7: 17-28). Mengapa Yesus berdoa, kita dapat lihat dalam pasal sebelumnya (16). Yesus berdoa karena penderitaan yang akan dipikulNya. Dia menasehatkan murid-muridNya agar kuat menghadapi segala tantangan yang akan mereka hadapi. Yesus juga meminta kepada murid-muridNya agar berdoa kepada Allah Bapa yang di Surga. Dikatakan; “ Dalam dunia kamu menderita penganiayaan (16:33). Oleh karena itu Yesus menasehatkan murid-muridNya serta didoakan. Dalam doaNya, Yesus meminta kepada Bapa supaya pada suatu ketika kelak Ia dapat disatukan dengan semua murid-muridNya dari segala abad dan segala bangsa dan meminta supaya mereka kelak memandang Kemuliaannya di Surga. Yesus berpaut kepada kasih Bapa terhadap Dia, kasih yang abadi. Karena kasih ini permintaanNya itu akan diluluskan Bapa. Jelaslah bahwa Yesus mengasihi murid-muridNya. Ada tiga bagian yang kita lihat dalam pasal 17 ini:
1. Ayat 1-5 Tuhan Yesus mendoakan diriNya dan pekerjaanNya.
2. Ayat 6-19 Tuhan Yesus Mendoakan para murid-muridNya.
3. Ayat 20-26 Tuhan Yesus mendoakan orang percaya disegala tempat dan waktu.

b) Yesus melihat murid-muridNya itu berdiri ditempat Ia dahulu berdiri yakni ditengah dunia. Disitu mereka akan dibenci oleh dunia. Dunia selalu memandang Yesus selaku orang yang tidak disukai. Dunia membenci Dia. Demikianlah juga para Rasul akan dibenci, oleh karena Firman Yesus yang dibenci itu ada pada mereka. Namun Yesus tidakmendoakan supaya Bapa mengambil mereka dari dunia. Mereka mempunyai tugas yang harus mereka jalankan. Mereka harus menyaksikan Nama Bapa dan Anak. Itulah sebabnya Yesus tidak mendoakan, supaya Bapa memanggil mereka dari dunia ini, tetapi agar supaya Bapa menjaga mereka ditengah-tengah dunia ini terhadap serangan--serangan, tipu-muslihat, siasat yang jahat (bnd.Ef.6). Rasul-rasul bukan dari dunia ini. Mereka bukan milik si jahat, tetapi milik Tuhan Yesus. Itulah sebabnya ada perselisihan lahir dan batin antara mereka dan dunia. Itulah sebabnya mereka adalah anggota-anggota darin gereja yang berjuang, yang berjuang untuk iman melawan si jahat didunia ini.
c) Yesus tidak hanya memohon penjagaan untuk para murid-muridNya. Tetapo Yesus juga mendoakan agar para muridNya itu tunduk kepada syarat-syarat Allah, agar mereka hidup didunia ini sebagai orang-orang uang disucikan bagi Allah dan yang menerima kehendak Allah jadi pedoman hidup mereka. Pengudusan adalah pekerjaan Allah, yang berlaku dalam diri kita dengan Firman dan Roh Allah. Dengan pekerjaan rasul-rasul itu, Firman Allah yang menguduskan dan membaharukan itu tetap bergema didunia yang buruk ini. Karena seperti Yesus adalah utusan Allah, demikianlah para Rasul itu menjadi utusan-utusan Yesus di dunia. Untuk menyampaikan FirmanNya sampai ke ujung bumi. Yang menjadi pertanyaan: bagaimanakah dapat terjadi, bahwa dari Firman Kebenaran itu ada keluar kedunia kekuatan yang menguduskan ? Hal ini disebabkan oleh korban Yesus Kristus. IA telah mengalahkan kekuasaan-kekuasaan yang tidak suci. Ia mengorbankan diri selaku anak-domba yang tiada bercela dan tidak bercacat.

d) Kesimpulan:
 Tujuan pekerjaan Allah dalam diri Yesus Kristus adalah kasih, dan melahirkannya dalam setiap insan yang percaya kepadaNya. Yesus menjamin bahwa Ia akan menanam dan memelihara hidup kasih-mengasihi didalam hati para murid. Jadi Imam Besar yang berdoa disini berhak meminta demikian kepada Bapa yang adil. Ia boleh menuntut dan mengharap, agar supaya hidup kasih-mengasihi ini kekal adanya. Bagi kita orang percaya: apakah tujuan pekerjaan kita ? yang jelas adalah bekerja dengan penuh cinta-kasih dari Kristus, sehingga apa yang kita kerjakan beroleh berkat dan memberkati orang-orang di sekitar kita.Kasih yang timbul dari hati yang suci (1 Tim 1: 5, bnd. 1Kor.13).
 Berdoa. Jikalau Kristus adalah ‘semua didalam semua’ ( 1 Kor. 15:28)-Jikalau IA adalah Juruselamat dan Tuhan serta Raja dari seluruh keadaan kita, maka sungguh-sungguh Dia-lah yang mendoakan doa-doa kita. Karena itu kita dapat berkata, bahwa Tuhan Yesus ‘hidup senantiasa untuk menjadi pengantara’ kita (Ibr.7:25). Tidak dapatkah kita berdoa demi berkat bagi orang lain ? Kegagalan dalam doa adalah kesalahan dalam hati. Hanya orang ‘yang suci hatinya’ dapat melihat Allah. Dan hanya orang yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni ( 2 Tim. 2:22) yang dapat dengan percaya minta jawaban atas doa-doa mereka. Alangkah besar pembangunan rohani yang akan timbul, alangkah besar berkat yang akan melimpah, seandainya setiap orang meminta kepenuhan Roh Kudus, sekarang juga !
 Ber-KOINONIA (bersekutu). Persekutuan akan sempurnah, maka kasih Allah Bapa dan Karunia AnakNya Tuhan Yesus Kristus dan persekutuan Roh Kudus akan meliputi semua, lalu Allah akan ada dalam semuanya. Kesatuan inilah yang kita kenal istilah Trinitatis: Bapalah yang dianggap pangkal penggerak segala kegiatan, sumber dan asal segala sesuatu; Anaklah yang dianggap mempunyai hikmat dan kebijaksanaan, dan pengaturan segala kegiatan; dan bahwa Roh Kudus dipandang sebagai sebab yang membuat kegiatan itu ampuh dan berhasil. Keabadian Bapa juga menjadi keabadian Anak dan keabadian Roh. Kesatuan itu diinginkan bagi setiap insan percaya, sehingga mampu lebih kuat melengkapi satu dengan yang lain. Untuk mewujudkan persekutuan hindarkanlah: kebencian, dendam, iri hati, akar-pahit, provokasi yang menyebabkan disintegrasi. Persekutuan orang percaya menimbulkan integrasi yang kuat dalam kasih persaudaraan atas kuasa kasih Yesus Kristus. Orang percaya yang bersekutu akan mampu menghalau ajaran yang menyesatkan sehingga akan menimbulkan satu rasa yakni sehati sependeritaan; susah dan senang dihadapi bersama. Susahku adalah susahmu, sukaku adalah sukamu jadi gak boleh suka-sukamu. Bersekutulah itulah yang diharapkan dan dinginkan Tuhan darimu.


Rabu, 26 Agustus 2009

CEGAH FLU BABI


Saat ini banyak sekali yg positif dan suspect Virus H1N1 , awamnya kena flue babi.

Pencegahan lebih baik dari pengobatan.
Sistem Imun yang baik akan mampu memusnahkan penyakit yang masuk dalam tubuh kita, Dalam keadaan tubuh terinfeksi oleh flu atau penyakit lain , cara memusnahkan penyakit dengan cara meningkatkan sistem imum.
Untuk anda yg masih sehat perlu menjaga diri dengan peningkatan sistem mun juga ,caranya dengan menerapkan terapi Nutrisi.

Terapi Nutrisi

Bila anda terinfeksi flu babi , satu-satunya obat mujarab adalah banyak tidur dan istirahat, disertai dengan sedikit makan dan banyak minum dalam bentuk air, teh herbal atau sup.Jus dan minuman manis tidak disukai oleh virus ini, lebih baik meminum jus buah yg banyak mengandung antioksidan.

Bahan meningkatkan sistem imun adalah Basil, cabai, bawang putih, bawang merah, cengkeh, rosemary, biji merica, thyeme, kayu manis dan jahe, blackbarry, bluebarry, lemon, yogurt segar, jus orange dan biji bijian ( whole grains). Makanlah banyak sayur dan buah segar( terutama yang berwarna hiijau dan kuning cerah ( misalnya jus wortel, jus orange, jus lemon).
Untuk mengurangi ingus pasien tidak dianjurkan meminum susu krn susu dapat meningkatkan produksi ingus.

Hindari makanan bersifat "asam ".
Apa saja makanan dan minuman pembentuk "asam"?? Antara lain: minuman keras, bir, kacang-kacangan, beras yg sudah diproses, jagung , ragi, kecap, daging unggas, daging merah dll. Yang paling dihindari adalah daging babi, karena daging babi mempunyai ph paling rendah (ph 2), jd sangat berpotensi membuat darah kita sangat asam.
Salah satu cara menghindari flu babi adalah menyantap makanan yg bersifat basa, misalnya makanan yang mengandung sodium, magnesium, potasium dan kalium karbonat .Semua itu terdapat dalam sayuran dan buiah-buahan segar yang berwarna.

Selasa, 25 Agustus 2009

RENUNGAN EPISTEL MINGGU XII SETELAH TRINITATIS, 30 AGUSTUS 2009


ANAK-ANAK MERDEKA
Galatia 4: 22-28
By: Pdt.Eben Ezer Munthe, S.Th

a) Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia adalah salah satu kitab dalam Alkitab. Orang-orang Galatia adalah sebuah suku bangsa Keltik yang masa itu tinggal di Asia Kecil. Setelah Injil tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Tuhan menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah daerah di Anatolia Pusat di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Tuhan, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi. Surat ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Tuhan, bukan dari manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali kepada orang bukan Yahudi (1-2). Setelah itu Paulus membentangkan pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Tuhan menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Tuhan (3-4). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (5-6), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen karena ia percaya kepada Kristus, akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan Kristen.

b) Yang menjadi permasalahan besar yang dibahas dalam surat Galatia adalah, di mana di daerah ini didapati satu kelompok Kristen Yahudi Palestina yang sangat kuat memegang Taurat. Mereka berusaha memaksakan pendapatnya, bahwa jika orang ingin masuk dalam jemaat yang diselamatkan pada akhir zaman, maka akan masih kurang jika ia belum disunat dan mentaati hukum Taurat Musa. Untuk menjadi orang Kristen, jalan yang paling awal adalah orang harus masuk dalam kelompok umat-umat Allah Israel. Kelompok yang memaksakan hukum Taurat kepada orang-orang Kristen non-Yahudi di Galatia ini adalah kelompok yang berpendapat di dalam Konsili Rasul-Rasul, bahwa orang menjadi Kristen juga harus mentaati hukum Taurat. Paulus menyebut kelompok ini dengan sebutan „saudara-saudara Palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, ...“ (Gal 2:4). Kelompok Yahudi Kristen Palestina yang sangat setia kepada Taurat ini mempunyai program, di mana mereka mengutus beberapa orang mengikuti jejak-jejak misi Paulus dan pada jemaat-jemaat yang didirikan Paulus ini mereka memberitakan „Injil palsu“-nya, supaya jemaat-jemaat non-Yahudi ini juga mentaati hukum Taurat. Agitasi anti-paulinis mereka terletak pada dua hal: (1) Injil paulinis, dan (2) Apostolat atau Kerasulan Paulus. Dalam kasus di Galatia, mungkin ada beberapa orang yang mengikuti ajaran dari kelompok Yahudi Kristen Palestina ini, di mana mereka menyunatkan diri (5:11st) dan mengikuti ajaran Taurat. Oleh karena itu Paulus meresponi situasi ini dengan „surat perang“-nya yang penuh dengan kritik yang sangat keras dari awal sampai pada akhir surat. Surat ini kemungkinan besar ditulis kira-kira pada awal tahun 56, yaitu pada tahun yang sama dengan ditulisnya surat Roma. Hal ini mempunyai bukti-bukti yang sangat kuat, bahwa terdapat hubungan teologis yang sangat kuat antara kedua surat ini.

c) I S M A E L = KELEDAI LIAR - Kejadian 16:12. Dalam kitab Kejadian 16, ada sebuah kisah tentang Abraham dan Sara. Sara, di dalam penantiannya yang cukup panjang untuk mendapatkan seorang anak berkata kepada Abraham, suaminya agar suaminya menghampiri Hagar, yang adalah pembantunya. Sebab pikir Sara melalui Hagar dia akan mempunyai keturunan. Dan Abraham pun mendengar apa yang disarankan oleh Sara, istrinya itu. Kemudian Abraham menghampiri Hagar dan mengandunglah ia. Sejak saat itu, terjadilah konflik antara Sara dan Hagar, sehingga Hagar pergi meninggalkannya. Dalam pelarian itulah, Malaikat TUHAN datang menghampiri Hagar dan berkata : 1. Supaya Hagar kembali kepada Sara. 2. TUHAN berjanji akan memberikan keturunan yang banyak, sampai tidak bisa dihitung. 3. Melahirkan seorang anak laki-laki - ISMAEL, namanya => artinya, TUHAN telah mendengar. Dikatakan lebih lanjut dalam Kejadian 16:12, bahwa keturunan ISMAEL, lakunya seperti \KELEDAI LIAR\" dan juga mempunyai sifat selalu ada perlawanan. Suka berkelahi ! Di tempat kediamannya pun ia akan menentang saudaranya. Begitulah yang terjadi pada keturunan Ismael yang bayak jumlahnya itu namun t i d a k ada damai, suka berkelahi meskipun terhadap sesamanya sendiri, bagaikan KELEDAI yang benar-benar LIAR. Saudara mengerti bukan siapakah yang dimaksud itu......? ISMAEL dan keturunannya !! ISHAK = ANAK PERJANJIAN - Kejadian 21:1. Kalau Hagar telah mempunyai anak Ismael, maka istri pertama Abraham, Sara, juga ingin mempunyai anak. ALLAH pernah berjanji kepada pasangan suami istri ini, Abraham dan Sara, bahwa keturunan mereka akan mempunyai/menjadi bangsa yang besar - Kejadian 12:2. Artinya bahwa Sara harus mempunyai anak, bukan ? Tapi, kenyataan pada saat itu bahwa sampai usia mereka berdua sudah tua, baru mereka mempunyai anak. Dikatakan dalam Roma 4:18-21 bahwa Abraham telah berusia seratus tahun dan Sara berusia sembilan puluh tahun. Secara biologis, tidak mungkin Sara bisa melahirkan anak ! T e t a p i saudara percaya, bahwa bagi ALLAH tidak ada yang mustahil. Allah sanggup mengadakan mujizatNya di tengah-tengah hal yang tidak mungkin terjadi. Halleluyah. Akhirnya Sara melahirkan seorang anak laki-laki dan dinamainya: ISHAK, yang merupakan hasil mujizat dari ALLAH kepada pasangan ini; yaitu sesuatu yang pernah dijanjikan oleh ALLAH, ANAK PERJANJIAN. Namun, sebelum Ishak lahir, maka Ismael lahir lebih dahulu. Ismael yang bagaikan \"keledai liar\", yang selalu melawan sana, melawan situ, perang disana perang disitu. Tidak ada kedamaian diantara sesama keturunan tersebut. PENGANIAYAAN TERHADAP ISHAK - Galatia 4:29. Tiba waktunya bagi Ishak untuk disapih dan Abraham mengadakan perjamuan untuk Ishak - Kejadian 21:8. Pada saat itu Sara melihat bahwa Ismael sedang bermain dengan anaknya, Ishak. Namanya anak, apalagi mereka berdua sama-sama lelaki; berantem itu biasa. Ingat sifat Ismael yang juga suka berkelahi ! Tapi, Alkitab bahasa Inggris ditulis dengan \"mocking\" - to mock = mengejek, mengolok. Jadi rupanya mereka bukan hanya bermain, melainkan sudah saling mengejek, Akibatnya saudara tentu tahu; dari sejak anak-anak mereka berdua sudah berantem melulu s a m p a i dengan saat ini keturunan Ismael berkelahi terus (layaknya \"KELEDAI LIAR\"). Jadi, Ismael yang diperanakkan menurut daging, \"menganiaya\" yang diperanakkan menurut Roh. Tadi kita membaca dalam kitab Kejadian 21:9 - ( DULU ) Ismael sedang \"main\" (=mengejek, mengolok) dengan Ishak, tetapi SEKARANG (sesudah 4000 tahun), keturunan dari Ismael (daging) \"menganiaya\" keturunan dari Ishak (rohani). Saya tidak mau banyak komentar, apa yang terjadi sekarang ini saudara tahu ! Ingat saudara dalam Firman Allah sudah dikatakan lebih dahulu. Sehingga, jangan kaget, karena inilah Firman Allah. Apa yang terjadi dahulu, merupakan gambaran tentang apa yang terjadi sekarang ini. HAGAR dan SARA = KELAHIRAN BARU - Gal 4:21. DASAR dari kelahiran kedua anak Abraham ini b e r b e d a. Ismael, lahir menurut \"daging\", sebab di lahirkan oleh Hagar yang bukan istrinya, melainkan hamba mereka. Sedangkan Ishak, di lahirkan dari perempuan yang merdeka, Sara karena \"j a n j i\".
d) Selanjutnya dikatakan dalam Galatia 4:24 - bahwa hal kelahiran kedua anak Abraham itu tadi adalah merupakan \"kiasan\". Saudara tahu bahwa Alkitab selalu memberikan dua sisi arti - Jasmani dan Rohani. Apabila kita belajar tentang Firman Tuhan, maka kita harus tahu artinya. Kalau Alkitab katakan AIR, atau SUMUR dan sebagainya, maka AIR disini bisa berarti benar-benar air yang kita minum sehari-hari, tapi bisa juga berarti AIR yang berarti ROHULKUDUS. Demikian juga dengan \"jasmani\" dan \"Janji-Rohani\". HAGAR, berasal dari gunung Sinai di tanah Arab = Yerusalem yang ada di dunia saat ini (menurut bahasa rohani nya) - Galatia 4:24. Sedangkan Taurat = daging - Galatia 4:26. SARA, berasal dari Yerusalem sorgawi, yang sekaligus menjadi \"ibu\" rohani kita. Oleh sebab itu, sebagaimana Ishak dilahirkan oleh Sara dari Yerusalem Surgawi, maka kita pun seharusnya dilahirkan kembali, demikian menurut Yohanes 3:3-5. Kalau kita tidak dilahirkan kembali maka kita tidak dapat melihat kerajaan Allah. Kita ini merupakan anak-anak Perjanjian Allah seperti \"Ishak\" - Galatia 4:28. Kita dilahirkan kembali oleh \"ibu\" Yerusalem sorgawi, b u k a n oleh ibu secara manusia. Demikian juga halnya apabila kita meninggal nanti, maka tubuh ini akan kembali kepada tanah, tetapi roh kita akan pulang kembali ke surga. Sebab itu kita sebagai manusia daging, kita adalah Warga Negara Indonesia ; tapi secara \"rohani\" kita adalah Warga Negara Surga. Halleluyah. TANGISAN ISMAEL DIDENGAR ALLAH. Kej 21: 8-9 => Kedua anak, Ismael dan Ishak bermain, bahkan saling mengejek. Kalau sudah demikian, anak-anak itu akan mengadu ke orang-tuanya masing-masing sehingga membuat kedua wanita ini bersengketa. Akibatnya Abraham yang pusing. Siapa suruh punya d u a istri ! Apa yang dibuat oleh Abraham - Hagar dan Ismael di USIR - Kejadian 21:14. Dengan berbekal ROTI dan sekirbat AIR, pergilah Hagar dan anaknya ke padang gurun Bersyeba. Nah.., saya katakan tadi bahwa segala sesuatu dalam Alkitab bisa mempunyai dua sisi arti. ROTI = Firman Allah - Matius 4:4; AIR = Roh Kudus - Yohanes 4:14b. Kedua hal ini diberikan Abraham kepada Hagar dan Ismael. Namun dalam perjalanan, habislah persediaan air, sehingga Ismael dibuang oleh Hagar ke bawah semak-semak sambil dilihatnya dari jauh karena Hagar tidak sampai hati untuk melihat anaknya itu mati karena kelaparan. Begitu sedihnya, maka menangislah Hagar dengan suara nyaring. Dan Allah mendengar suara anak itu lalu malaikat Allah berkata: \"Jangan sedih, sebab Ismael akan menjadi bangsa yang besar, Saudara dan saya harus bergirang sebab melihat anak (Ismael) yang hampir mati, tiba-tiba TUHAN berkata tidak mati, dia (Ismael) bahkan menjadi bangsa yang besar. Dan sekarang, keturunan dari Ismael ini benar-benar merupakan bangsa yang besar. Saudara bisa hitung, berapa banyak keturunan Ismael sekarang ini...? Dari hampir mati, Allah selamatkan, karena Allah mendengar jeritan dan seruan dari Ismael dan Hagar. Mereka rindu akan AIR, rindu akan ROTI sebagai makanannya supaya kuat kembali. TUHAN mendengar !! A I R ( SUMUR ) = KEBANGUNAN ROHANI - Kejadian 21:19-21. Akhirnya ISMAEL selamat !! Dan kini tinggalnya di Padang gurun. Saudara bisa interpretasikan sendiri dengan keberadaan dari keturunan Ismael saat ini. Kebanyakan dari mereka hidup didaerah-daerah Padang Pasir. Jelas ya saudara, tanpa saya uraikan, saya harap saudara mengerti. Alkitab sudah katakan hal itu. Tetapi apa yang terjadi ? ada SUMUR yang tersedia, yang tadinya mata Hagar tidak melihat. Sumur itu sudah ada, bukannya secara tiba-tiba Allah berkata: adalah sumur, lalu sumur itu ada, tidak! Tapi mata Hagar tidak melihat, sebab Hagar sedang dalam keadaan susah sebab anaknya mau mati; sehingga sumur didekatnya pun tidak nampak olehnya. Begitu keadaan seseorang yang lagi susah, semuanya serba gelap. Seperti tidak ada pertolongan lagi, jalan buntu ! Namun, tiba-tiba Allah membuka mata Hagar secara rohani dan nampaklah sumur, lalu diberikannya kepada Ismael, anaknya yang nyaris mati tersebut sehingga anak itu selamat bahkan bertumbuh besar dan sehat. Yang sudah nyaris mati h i d u p lagi karena adanya AIR (Sumur), Arti rohani dari kisah ini menunjukkan kepada kita bahwa akan ada kebangunan rohani. Sumur = kegerakan, kebangunan rohani, dimana ada AIR, maka orang dapat minum. Yohaanes 4:14 - Percakapan Yesus dengan perempuan Samaria. Bangsa-bangsa akan datang berduyun-duyun kepada terangMu dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu. Saudara percaya hal ini akan terjadi....? - Yesaya 60:3. Saudara percaya juga, Ismael-Ismael akan datang. Saudara percaya....? Mereka ini akan datang !! Kedatangan bangsa-bangsa secara luar biasa ini masih akan terjadi - Yesaya 60:6-7: Kalau sekarang kita mulai melihat sedikit demi sedikit. Tapi ayat tersebut mengatakan bahwa mereka akan datang berduyun-duyun. Siapakah yang dimaksud dengan kambing domba \"KEDAR\" dan domba-domba jantan \"NEBAYOT?\" KEDAR dan NEBAYOT adalah anak-anak, keturunan dari ISMAEL. Saudara mengerti.......? Yang bertelinga hendaklah mendengar. Saudara mengerti siapa mereka ini yang akan datang ? Mereka akan datang dengan membawa semua yang akan dikorbankan diatas mezbahNYA Tuhan. Dengan lain kata, mereka akan datang dan menyembah kepada TUHAN. Saudara mau melihat....?!? Itu sebabnya saudara, kepergian kita ke gereja haruslah mempunyai TUJUAN. Ada sesuatu yang kita nantikan. Sebab kalau tidak, kita akan merasa bosan dengan rutinitas dan liturgi yang ada di gereja. Datang, menyanyi dengan lagu yang itu-itu saja lalu berdoa dan pulang. Apa artinya.....? Rutinitas yang membosankan, k a l a u kita ke gerja TANPA tujuan akan bosan.
e) SEKARANG, kalau kita diejek, diolok, meskipun dianiaya, JANGAN kita benci !! Jangan kita menjadi marah, jangan kita balas - tapi biarlah kita tetap cinta kepada mereka, doakan mereka. Satu waktu TUHAN akan dengar dan TUHAN akan tunjukkan inilah sumurnya, minum sekenyang-kenyangnya dari AIR KEHIDUPAN yaitu ROHULKUDUS daripada ALLAH. Merekapun akan menjadi manusia baru seperti saudara dan saya yang sudah menjadi manusia baru karena kemurahan daripada Tuhan. Saudara mau berdoa untuk hal itu ? Saudara mau berdoa agar bisa melihat \"mereka\" bertobat dan datang kepada Tuhan?. Sekarang, susah sekali untuk menangkan satu jiwa saja. Mungkin ada diantara saudara saat ini yang istri ke gereja, suami dirumah, tidak mau ikut ke gereja; atau suami ke gereja, istri tinggal di rumah memasak tidak mau ikut. Tapi ada saatnya TUHAN ijinkan mereka akan datang berduyun-berduyun dan menyembah kepada TUHAN. LUAR BIASA . Dulu.., Petrus sekali berkhotbah 3000 jiwa bertobat. Kalau sekarang saya sekali berkhotbah, 3000 jiwa bertobat - ini gereja bisa roboh barangkali. Tapi percayalah, SATU saat akan terjadi (saya harap, saya masih hidup saat itu, sehingga bisa menyaksikan banyak orang berduyun-duyun datang menyembah kepada Tuhan. T a p i, jangan lupa mesti ada yang berteriak dulu, ada yang mesti ber DOA dulu; \"Tuhan berikan kepada kami \"A I R\", sebab Air kami barangkali sudah habis. Roh Kudus jangan sampai hilang daripada kita. Dan Tuhan berikan sesuatu yang baru setiap hari sampai Tuhan Yesus datang, kita akan memuliakan Nama Tuhan. Saudara mau berdoa....? Barangkali saudara hanya berdoa buat diri saudara sendiri, boleh ! Atau saudara mau berdoa buat keluarga saudara sendiri, boleh! Tapi, mari saya himbau saudara untuk juga berdoa bagi orang lain yang belum kenal Tuhan. Sebab Yesus katakan, Injil Kerajaan ini akan di beritakan di seluruh dunia, baru datanglah hari Kiamat. Kalau Injil ini belum di beritakan di seluruh dunia, saya tahu dari Alkitab, hari Kiamat belum datang. J a d i, kalau ada yang berkata hari Kiamat akan datang pada tanggal: 10 Nopember 2003, pantas saja...bukan hari kiamat yang datang, dia nya yang kiamat, masuk ke dalam penjara, karena bohong sih. Masih banyak yang harus terjadi dulu, baru Yesus datang. Sehingga kalau ada yang bilang bahwa Yesus akan datang malam ini, JANGAN PERCAYA !!, jangan percaya!!, sekali lagi saya katakan, jangan percaya!! Masih banyak yang harus terjadi, diantaranya yaitu: d a t a n g nya \"saudara-saudara\" kita dari keturunan.......( siapa tadi...... ? ) mereka akan datang berduyun-duyun datang kepada Tuhan. Saudara mau berdoa buat mereka?, saudara mau jadi rumah doa dari Tuhan?.


JAMITA MINGGU XII DUNG TRINITATIS, 30 Agustus 2009


GABE PARHITEAN NI DEBATA
Ev.: 1 Musa 17: 15-27
By: Pdt.Eben Ezer Munthe, S.Th
I. Patujolo
Parsunaton ima sada hasomalan na masa tu halak Jahudi. Nunga mansai leleng on dipamasa ditongatonga bangso Israel. (2 Musa 4:24-26; Jos.5:2-8); alai di tingki jala dung habuangan Israel tu Babel, gabe sada tanda ma parsunaton i tu angka halak Jahudi, na gabe partinandaan di keanggotaan di Bangso Israel. Angka malim Israel di hatiha i (tingki dohot dung habuangan) naeng manotophon dohot pahothon aturan-parsunaton gabe sada patik ni Debata na nilehonNa tu si Abraham, ama nasida. Bindu 17 on nisagi gabe opat bagian:
1. Kewajiban ni Debata di bagasan ni padan i (ay.1-8)- pajongjonghon (pahothon) dohot patauhon padan i.
2. Kewajiban ni si Abraham dibagasan ni Padan i (ay.9-14) – Manotophon parsunaton.
3. Padan i ma pamiliton (ishak) sian Debata mangalusi Abraham na so porsea (ay.3-22).
4. Pangoloion ni si Abraham marhite na mangulahon parsunaton.


II. Hatorangan
a. Sara sian mulana digoari do Sarai (שָׂרַי / שָׂרָי "Putriku", hata heber standar Saray, hata heber Tiberias Śāray / Śārāy) na rap nasida dohot baoana na di tingki i margoar Abram (אברם) di kota Haran. Ditingki diparenta Debata Abram laho manadinghon tano hatubuanna tuat tu sada huta na so binotona ( dungkon naparpudi di sulingkiti angka parteologi i ma tano Kanaan), dohot ma jolmana si Sarai. Sarai, jolma ni si Abraham, manjalo goar na imbaru: songon na pinamasa ni Debata tu si Abram gabe Abraham , laos songon i do si Sarai gabe jolma na imbaru ndang holan di goar na maruba gabe si sara. Songon si Abraham na masuk tu Padan ni Debata gabe jolma na imbaru, laos songon i ma si Sara ingkon gabe jolma na imbaru, andorang tubuanna sada anak na gabe ahli-waris padan ni Debata, andorang so gabe ina ni nasa bangso haluaon i (Joh.3: 6 “Daging do na tubu sian daging, tondi do na tubu sian Tondi”). Sara gabe ina ni nasa bangso gabe parhitean ni Debata tu angka pinomparna muse na gabe tubuan angka na berwatak raja dohot uluan. Pasupasu ni Debata tu si Abraham gabe ama ni nasa bangso sahat taruli pasupasu nang tu si Sara gabe sahalak ina nasa bangso. Pasupasu ni Debata tu si Abraham dohot si Sara mabaor sahat tu angka pinomparna siala padan na pinasahat na i.
b. Padan na pinasahat ni Debata ingkon saut do. Alai mengkel do si Abraham di na marningot umur nunga godang na so mungkin be masa tubuan anak ditonga jabu nasida. Si Abraham ndang marnida hagogoon dohot haboion ni Debata alai marnida hahuranganna dohot kelemahanna sandiri do si Abraham dohot si Sara disi: mati haid (mandul)- mati pucuk (Heb.11:11-12). Si Abraham marumur saratus taon, jala si Sara marumur siapulu taon sian godang ni umur i do na sai mengkel si Abraham dibagasan rohana. Ishak do goaron anak di si Abraham dohot si Sara, na mamboan jaminan ( 1Musa 21:1-7), ia Debata mengkel di parngoluan ni si Abraham; Ishak ima na mamboan engkel tu natorasna na mamboan las ni roha tu humaliangna. ( 1 Musa 17:17 dohot 18:12,15; 21:6). Si Abraham ndang porsea dibagabaga ni Debata siala mamangke hadirionna do si Abraham dohot si Sara laho manjalo padan ni Debata. Ndang loason ni Debata sangkap ni si Abraham laho pasauthon anak na si Ismael gabe hasahatan padanNai alai ingkon saut do sian natinubuhon ni na tarpillit i ma sian si Sara na ingkon goaran anakna i si Ishak. Pangidoan dohot tangiang ni si Abraham asa si Ismael ma na manean padan ni Debata ala ndang pos rohana di anak na sinangkapan ni Debata (Ishak). Alai ndang loason ni Debata na pinangido ni si Abraham. Jolma na tinubuhon sian daging ima daging; ndang tarbahen sibuk dohot mudar manean harajaon ni Debata (1 Kor.15:50). Holan na tubu sian tondi do tondi (Joh.3:6), ai na manabur tu dagingna, manggotil do sian dagingna hamagoan; alai na manabur tu tondi, manggotil do sian tondi i hangoluan salelenglelengna (Gal.6:8). Angka nasida do na ginoaran anak ni Debata, ima angka na so tubu sian mudar, manang sian sangkap ni daging, manang sian sangkap ni baoa, tung sian Debata do (Joh.1:13). Ai ndang sangkap ni si Abraham na gabe saut dalan ni padan ni Debata, alai bagabaga na sian Padan natinontuhon ni Debata sambing do: Ishak do na gabe manean dohot na maniop padan ni Debata.
c. Ismael na marlapatan: Ibana tumangihon, Debata na tumangihon ( 1 Musa 16:11; 21:17). Nang pe sangkap ni si Abraham asa gabe ama ni saluhut bangso marhite si Ismael ndang ditolopi, alai sai tongtong do ditangihon Debata pangidoan ni si Abraham saleleng sangkap ni Debata sandiri ndang targanggu. Nang pe dos dohot na naeng sipasahatonNa tu si Ishak alai ndang pangkeon ni Debata pinompar ni Ismael gabe hasahatan pasupasu tu bangso na humaliang. Holan marhite sian pinompar ni si Ishak do pasauthon ni Debata hasahatan dohot habaoran pasupasu tu angka bangso. Nunga ditotophon Debata hatutubu ni si Ishak jala na manean padan ni Debata. Nang pe secara kedagingan ingkon si Ismael do na jumolo na berhak manean songon buhabaju ni si Abraham. Hape ingkon pilliton ni Debata do siampudan ni si Abraham .
d. Dung salpu Debata sian adopanna, dipatuduhon si Abraham do haunduhonna dipadan ni Debata marhite pangungkapon (theophani) dina laho patupahon parsunaton tu ibana sandiir dohot Ismael dohot tu sude na tinuhor ni hepengna nang sude baoa pangisi jabu ni si Abraham. Parsunaton songon tanda sumpah-setia yang kekal (pengikatan diri yang kekal). Manean padan ni Debata i ma sada haputusan na marlangku tu dirina sandiri. Sunat menjadi tanda dari karya kasih karunia dimana Allah memilih dan menandai orang-orang milikNya. Parsunaton na pinamasa si Abraham gabe hasomalan ni halak Jahudi do sahat tu partingkian on. Alai andul do lapatan ni parsunaton Israel sian angka bangso na asing na dihumaliangna na holan patuduhon ‘berjenjang dewasa’ dan hanya bersifat sosial. Parsunaton di Israel ima na patuduhon hadirionna diadopan ni Debata, jala asi ni rohaNa na manjoloani ulaon ni jolma (Jer.4:4; Rm.2:25-29; bnd. Ul.Ap.15:5; Gal.5:3). Parsunaton patuduhon haunduhon ni si Abraham tu Debata.
III. Hahonaan tu Jamita
 Ai ndang adong na so tarpatupa diadopan ni Debata (Luk.1:37), Ngolu ni halak na porsea ndang na mangasahon gogo dohot pingkiranna, alai pangasahaononna do asi ni roha ni Debata.
 Sasahalak na sorang di sada negara ndang boi manguba kewarganegaraanna marhite lomona sandiri alai ingkon hot do. Laos songon i do na tubu sian padan ni Debata na so boi sumurut sian i. Padan ni Debata sahat tu angka na porsea marhite panghophopon ni AnakNa Jesus Kristus (Joh.3: 16), Angka jolma na manjalo Padan ni Debata dibagasan Jesus Kristus tarida ma sian dua sakramen marhite Pandidion Nabadia dohot Ulaon Nabadia (Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus), tanda na nunga disahaphon hita gabe anak ni Debata.
 Padan na sahat tu hita natinotophon marhite mudar ni Kristus laho manobus hita jolma ingkon taargahon ma i marhite pambahenanta; ndang marhite parsunaton be ( manang holan tanda-tanda lahiriah) (Rom.2:25-29; 1 Kor.7:18-19; Gal.6:15). Ndang sae holan na mangauhon di roha alai tarida ma pangoloion di hata ni Debata marhite pambahenanta, adong komitment tu padan ni Debata di parulaon siganup ari.
 Angka na manean haluaon na sian Jesus Kristus ima angka na mangulahon parsuruonNa dibagasan pos ni roha dohot serep ni roha asa gabe parhitean haluaon dohot pasupasu tu humaliang.Asa na mangulahonsa nunga malua sian parhatobanan ni si bolis dohot haportibion, asa na mandapot haluaon tubu dibagasan ngolu na imbaru dipaimbaru Debata jala marpahean na imbaru jala tumundalhon na robi. (Jer.4:4; Gal.4:7,22-28,30; Rom. 4:11-12; Jak.2:5) Amen.

Selasa, 18 Agustus 2009

RENUNGAN EPISTEL MINGGU XI SETELAH TRINITATIS 23 Agustus 2009


Murah Hati
Lukas 10:25-37
By. Pdt. Eben Ezer Munthe, S.Th
I. Pendahuluan
Secara etnis, orang Samaria adalah penduduk Samaria setelah awal pembuangan orang Israel di Israel (2 Raja-raja 17 dan Yosefus [Ant 9.277–91]). Ketika Asyur mengalahkan Kerajaan Utara (Israel) pada 722 SM, sebagian penduduknya dideportasi, dan orang-orang lain dari Kekaisaran Asyur ditempatkan di Israel. Sargon mengklaim dalam catatan-catatan sejarah Asyur bahwa ia mengangkut 27.290 penduduk dari Samaria, ibukota Israel Utara. Para penduduk yang baru menyembah dewa-dewa mereka sendiri, tetapi ketika di wilayah yang mulanya jarang penduduknya itu merajalela binatang-binatang buas yang berbahaya, mereka meminta kepada raja Asyur untuk mengirimkan para imam Israel untuk mengajar mereka tentang bagaimana menyembah "dewa wilayah itu." Hasilnya adalah sebuah agama sinkretistik – kelompok-kelompok nasional menyembah Tuhan, tetapi mereka juga melayani dewa-dewa mereka sendiri sesuai dengan kebiasaan bangsa-bangsa asal-usul mereka. Sebagian orang Samaria mengklaim sebagai keturunan orang Israel dari Kerajaan Utara yang lolos dari deportasi dan pembuangan. Sebuah studi genetik menyimpulkan dari analisis kromosom-Y bahwa orang Samaria adalah keturunan dari orang Israel (termasuk Kohen, atau para imam), dan analisis DNA mitokondrial menunjukkan bahwa mereka adalah keturunan dari perempuan-perempuan Asyur dan asing lainnya, hingga praktis menegaskan bahwa orang-orang Samaria adalah keturunan masyarakat lokal maupun asing. (Shen et al, 2004). Agama Samaria adalah agama yang berkaitan dengan Yudaisme dalam segala aspeknya. Agama ini menerima Torah sebagai kitab sucinya, meskipun tidak banyak dari teologi Yahudi yang belakangan. Bait suci mereka terletak di Bukit Gerizim, bukan Yerusalem, dan dihancurkan oleh Yohanes Hirkanus dari kelompok Makabe (Hasmoni) belakangan pada abad ke-2 SM, meskipun keturunan mereka masih beribadah di antara reruntuhan-reruntuhannya. Antagonisme antara orang Samaria dengan orang Yahudi penting untuk memahami cerita-cerita Perjanjian Baru tentang "Orang Samaria yang Baik Hati" dan Perempuan Samaria.


II. Penjelasan
a) Yesus mengisahkan cerita ini kepada seorang ahli Taurat yang menanyakan kepadanya, apa yang harus diperbuatnya untuk mendapatkan hidup kekal. Maka ujar Yesus sambil kata-Nya, "Bahwa adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; maka jatuhlah ia ke tangan penyamun, yang merampas pakaiannya serta memukul dia, lalu pergi meninggalkan dia hampir mati. Kebetulan turunlah dengan jalan itu juga seorang imam; apabila dilihatnya dia, maka menyimpanglah ia melintas dia. Sedemikianpun seorang suku bangsa Lewi, apabila sampai ke tempat itu serta terpandang akan dia, maka menyimpanglah ia melintas dia. Tetapi seorang Samaria, yang sedang berjalan datang ke tempat ia terhantar; apabila terpandang akan dia, maka jatuhlah kasihannya, lalu ia menghampiri dia serta membebatkan lukanya, sambil menuang minyak dan air anggur ke atasnya; setelah itu ia pun menaikkan dia ke atas keledainya sendiri, lalu membawa dia ke rumah tumpangan, serta membela dia. Pada keesokan harinya dikeluarkannya dua dinar, diberikannya kepada tuan rumah tumpangan itu sambil katanya: Belakanlah dia, dan barang apa yang engkau belanjakan lebih daripada itu aku ganti, apabila aku datang kembali."
b) Orang Samaria adalah orang yang dimusuhi dan dibenci oleh orang Yahudi. Karena itu, si korban dalam kisah Yesus ini sama sekali tidak mengharapkan pertolongannya, namun dari ketiga orang yang melihatnya, justru orang inilah yang turun tangan dan bersedia menolongnya. Frase "orang Samaria yang murah hati" menjadi ungkapan sehari-hari bagi seseorang yang bersedia menolong orang lain - bahkan yang tidak dikenal sekalipun tanpa pamrih.
c) Yesus mengakhiri cerita ini dengan bertanya, "Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Ahli Taurat itu harus mengatakan, "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Dengan kata lain, orang Samaria itu terbukti menjadi seorang saudara bagi orang yang terluka. Dengan nasihat, "Pergilah, dan perbuatlah demikian!" Yesus membiarkan ahli Taurat itu pergi. Di dalam perumpamaan ini, digambarkan ada lima orang (para perampok tidak termasuk di dalamnya). Berturut-turut mereka adalah: orang yang dirampok dan terluka; imam; orang Lewi; orang Samaria; dan pemilik penginapan. Fokus dari cerita ini bukan pada orang yang dirampok dan ditinggalkan setengah mati di pinggir jalan, meskipun dia menjadi objek perhatian. Sesudah peristiwa perampokan, pada mulanya dia diabaikan tetapi sesudah itu ia dilimpahi dengan kebaikan. Demikian juga, subjek dari cerita ini sebenarnya bukanlah imam, orang Lewi, atau pemilik penginapan. Tetapi fokus dari cerita ini adalah orang Samaria. Dia adalah pelaku, agen, karakter utama. Karena itu perumpamaan ini disebut perumpamaan tentang orang Samaria yang murah hati dan bukan perumpamaan tentang orang yang dirampok dan terluka. Orang yang terluka adalah figur yang tidak diperlihatkan wajahnya, tidak ada keterangan tentang pekerjaannya, kebangsaannya, agamanya, atau sukunya. Mungkin orang ini tidak dapat diidentifikasikan oleh imam, orang Lewi, dan orang Samaria tanpa pakaiannya. Singkatnya, identitas orang tersebut tidak berarti. Dia telah memainkan peranan sebagai sesama dengan baik dan itu cukup seorang yang rendah hati. Perampok-perampok datang dan pergi. Mereka melakukan kejahatan dan pergi. Karena itu tidak aga gunanya berspekulasi apakah mereka dari anggota sayap kiri Zelot, ataukah mereka menaruh dendam kepada orang itu - bagaimana pun juga, imam, orang Lewi, dan orang Samaria tidak diserang - atau apakah mereka penduduk setempat yang penghidupannya adalah dari merampok musafir-musafir yang malang. Agaknya imam dan orang Lewi sedang dalam perjalanan pulang dari pelayanan Bait Suci di Yerusalem. Menurut Hukum Taurat, mereka tidak diperbolehkan menyentuh mayat. Bila mereka melanggar perintah tersebut, mereka akan menyusahkan diri mereka secara sosial (tidak tahir), secara finansial (membayar biaya penguburan), dan secara profesional (tidak bisa mengikuti pelayanan keimaman dan imamat). Tentu saja, orang yang dirampok dan terluka itu tidak mati. Tetapi akankah seorang imam atau seorang Lewi turun dari keledainya, mengambil tongkat, menyodok korban untuk melihat apakah dia masih hidup, dan kemudian melakukan pertolongan pertama? Tidak. Tetapi di dalam kisah ini orang tersebut masih hidup dan karena itu anggota-anggota imam tidak dapat mencari alasan. Kita tidak pernah tahu apakah mereka takut diserang, atau mereka mengeraskan hati, atau percaya bahwa mereka akan mencampuri penghakiman Allah yang telah menimpa seorang berdosa yang tidak patuh, atau sebagai pemimpin-pemimpin agama mereka terlalu sombong untuk membungkuk dan membantu korban yang malang itu. Kenyataannya adalah baik imam maupun orang Lewi tidak menunjukkan belas kasihan. Orang Samaria seperti yang telah digambarkan menemukan tempat yang hangat di hati setiap orang. Dia menjadi orang yang paling disukai di dalam kisah ini. Dia tahu apa yang dia lakukan dan dia melakukannya dengan baik. Perbedaan-perbedaan suku, agama, dan derajat tidak penting baginya. Dia melihat sesamanya yang membutuhkan pertolongan dan dia membantunya. Sebenarnya, orang-orang Samaria bukanlah orang yang paling penuh kasih. Kebencian mereka terhadap orang-orang Yahudi telah meletus dalam banyak cara. Misalnya, kira-kira antara tahun 9 dan 6 SM mereka menajiskan wilayah Bait Allah untuk mencegah orang-orang Yahudi merayakan Paskah. Mereka melakukan ini dengan menyebarkan tulang-tulang manusia di halaman Bait Allah. Di mata orang Yahudi, orang Samaria adalah orang peranakan. Mereka telah menempati tanah Israel selama orang¬orang Yahudi dibuang dan Alkitab mereka hanya terdiri dari lima kitab Musa. Mereka membangun Bait Suci sendiri di atas Gunung Gerizim (Yah 4:20); orang-orang Yahudi menghancurkannya tahun 128 SM. Karena kebencian yang dalam, orang-orang Yahudi tidak berhubungan dengan orang-orang Samaria . Tetapi musafir ini, yang dikenal melalui pakaian, perkataan, dan sikapnya sebagai seorang Samaria, menghentikan keledainya, membungkuk dengan ramah, dan membantu sesamanya. Dia tidak bertanya apakah korban yang terluka itu orang Yahudi, Romawi, Yunani, atau Siria. Baginya, orang yang telanjang, terluka, dan setengah mati itu adalah saudara yang membutuhkan pertolongan. Dia siap membayar uang yang diperlukan oleh pemilik penginapan untuk merawat orang tersebut di penginapan selama beberapa hari. Orang Samaria ini pasti memberi pakaian juga. Orang Samaria tersebut tidak melakukan perbuatan kasih dan kemurahan atas dasar timbal balik. Dia dapat saja meminta pasien ini membayar kembali jumlah uang yang telah dia keluarkan untuknya setelah dia sembuh. Dia bahkan tidak tahu apakah pasien ini akan mengungkapkan terima kasihnya sesudah dia melihat siapa yang merawat dia. Perbuatan orang Samaria ini menggambarkan pengorbanan yang tulus dalam hal uang, harta milik, resiko kesehatan dan keamanan, dan banyak waktu untuk menunjukkan kasih dan perhatian yang sungguh-sungguh. Dia memenuhi Hukum Emas. Orang terakhir yang disebutkan di dalam perumpamaan ini adalah pemilik penginapan, yang mendapatkan sedikit perhatian. Pemilik penginapan pasti mengenal orang Samaria itu karena sering berkunjung. Hubungan yang dilandasi rasa percaya dan keyakinan timbal balik telah berkembang di antara mereka, yang merupakan kesaksian yang mengesankan dari tindakan moral orang Samaria tersebut. Dia adalah orang yang dapat diandalkan oleh pemilik penginapan. "Rawatlah dia," kata orang Samaria itu, "Dan jika kau belanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali." Perkataannya sebaik emas.
III. Renungan
Selama pelayanan-Nya di dunia, Yesus mengajarkan tuntutan yang melampaui Hukum Taurat, "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Dalam Khotbah di Bukit, perintah ini tidak berhenti sampai pada kata sesamamu manusia tetapi memasukkan juga kata musuh, "Kasihilah musuhmu" (Matius 5:44; Lukas 6:27). Dalam hal imam dan orang Lewi yang dilukiskan di dalam perumpamaan ini, kata sesama menunjuk kepada seorang Yahudi yang dapat dikenali dengan jelas. Tetapi orang yang tidak dapat dikenali, dirampok, dipukul, telanjang, dan setengah mati, secara sederhana tidak memenuhi syarat sebagai orang Yahudi.

Bagi ahli Taurat yang mengajukan pertanyaan pada Yesus, ini adalah masalah tentang mengetahui di mana harus menarik garis. Dia ingin mengetahui batasan-batasan kasih. Dia ingin menilai dirinya sendiri dan memastikan apakah dia telah memenuhi tuntutan Hukum Taurat. Jika Hukum Taurat dapat digunakan sebagai pagar perlindungan, seseorang dapat hidup dengan damai di dalamnya, di mana segala sesuatu telah dinyatakan dan sudah dikenal dengan baik. Tetapi ketika Hukum Taurat tidak memberikan batasan yang jelas, yaitu "kasihilah sesamamu manusia" yang meliputi juga "kasihilah musuhmu" -, maka suatu wawasan baru muncul berkaitan dengan tuntutan Hukum tersebut. Yesus tidak mengajarkan kisah tentang seorang Yahudi yang menemukan seorang Samaria yang terluka di jalan dan menolongnya dengan membawa dia ke penginapan yang terdekat. Cerita yang demikian dapat menimbulkan reaksi keras, karena orang Yahudi tersebut akan dianggap sebagai seorang pengkhianat terhadap keyahudiannya. Demikian juga, jika Yesus menggunakan tiga serangkai yaitu imam, orang Lewi, dan orang Israel, maka efeknya akan sangat berbeda. Akibatnya akan menciptakan kekontrasan antara imam dengan kaum awam dengan prasangka yang jelas anti imam. Tetapi dengan memperkenalkan seorang Samaria pada persimpangan jalan yang tepat, pendengar akan terkejut dan tidak dapat mengajukan keberatan-keberatan. Orang Samaria itu menunjukkan bagaimana seseorang harus mengasihi sesamanya dan menjadi saudara baginya. Jika ahli Taurat itu memiliki keberatan-keberatan teologis, keberatan-keberatan itu akan gugur ketika cerita itu berkembang. Yesus dapat menunjuk pada orang asing yang hidup di tengah-tengah orang Yahudi dan yang diperlakukan sebagai orang pribumi. Dan Dia dapat menyebutkan orang-orang Yahudi yang bertobat dan orang-orang yang disebut takut akan Allah yang secara teratur hadir dalam pelayanan ibadah di sinagoga. Tetapi orang-orang ini dapat membayar kembali kebaikan yang diberikan kepada mereka. Lagi pula, mereka dianggap sebagai teman dan dalam beberapa hal menjadi anggota dari iman bangsa Yahudi. Tetapi Yesus tidak menaruh perhatian pada kata sesama "Siapakah sesamaku?" - tetapi pada orang yang menunjukkan kasih dan kemurahan. Yang dianggap sebagai sesama ini bukanlah pribadi yang menarik. Di dalam perumpamaan ini dia ditunjukkan sebagai orang yang penuh dengan darah, telanjang, dan setengah mati. Dia tidak dapat mengembalikan usaha kasih, uang dan pakaian. Dia memerlukan pertolongan dan tidak dapat membayar kembali. Menghindari sesama ini berarti mendatangkan murka ilahi, karena perbuatan tersebut bukan hanya merupakan pelanggaran Hukum utama yang kedua tetapi juga merupakan pelanggaran terhadap Hukum yang pertama. Perumpamaan tentang orang Samaria ini bersifat abadi. Penggantian pekerjaan, kebangsaan, dan suku untuk menyamakan dengan zaman modern, dan tidak ada yang berubah sejak zaman Yesus mengajarkan perumpamaan ini. Karena itu, perumpamaan ini bukan merupakan cerita dari seseorang yang melakukan perbuatan baik seolah-olah dia adalah anggota Pramuka. Perumpamaan ini merupakan tuduhan melawan mereka yang menanam rintangan-rintangan yang tersembunyi supaya dapat hidup dalam kenyamanan. Perintah "kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" adalah sebuah perintah yang menjangkau keluar melampaui lingkaran teman-teman dan sesama orang Kristen yang sering kita temui. Perintah ini merupakan panggilan untuk menunjukkan belas kasihan kepada semua orang yang tidak beruntung yang terbaring di jalan ke Yerikho dalam kehidupan manusia. Dan perintah ini merupakan tangisan untuk bangsa-bangsa yang makmur untuk meringankan penderitaan dan kemiskinan yang dialami oleh banyak orang di negara-negara yang sedang berkembang. Para penafsir sejak zaman bapa-bapa gereja mula-mula sampai sekarang ini telah berusaha menafsirkan perumpamaan ini secara simbolis. Variasinya sangat banyak dan kadang-kadang lucu. Penafsiran Augustine yang klasik adalah: orang yang dirampok dan dipukul itu adalah Adam, perampok-perampoknya adalah setan dan malaikat-malaikatnya, imam dan orang Lewi adalah imam dan pelayan dari Perjanjian Lama, orang Samaria adalah Yesus, minyak melambangkan penghiburan dan anggur melambangkan dorongan untuk bekerja, penginapan adalah gereja, dua dinar merupakan perintah untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama, sedangkan pemilik penginapan adalah Rasul Paulus. Adalah lazim melihat Yesus sebagai orang Samaria yang murah hati yang merupakan teman dan saudara dari semua orang dari berbagai tingkatan hidup, dari semua bangsa, dan dari semua suku bangsa. Meskipun Lukas sendiri mungkin berpikir demikian ketika dia mencatat perumpamaan ini, dia tidak memberi kita petunjuk sedikitpun bahwa Yesus bermaksud untuk menyampaikan pesan tersebut. Konteks dan teksnya tidak mendukung penafsiran itu. Pesan yang diajarkan Yesus melalui perumpamaan ini diringkas dengan kata yang singkat dan tajam, yang ditujukan kepada ahli Taurat yang menyebabkan timbulnya cerita ini: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!" Dalam bahasa yang digunakan oleh Yakobus, "Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri" (Yakobus 1:22).

RENUNGAN MINGGU XI SETELAH TRINITATIS 23 Agustus 2009


Persaudaraan Yang Rukun
Mazmur 133: 1-3
By. Pdt. Eben Ezer Munthe, S.Th

I. Pendahuluan
Kerukunan dalam keluarga dipuji dengan latar belakang cara hidup soal tanah dan ternak tidak dibagi-bagikan antara ahli waris melainkan dikerjakan bersama-sama. Jika terjadi perselisiihan antara kaka-beradik dan ternyata mereka harus berpisah, peristiwa itu patut disesalkan. Dapat kita bandingkan dengan Abraham dan Lot, tanah itu tidak cukup luas untuk tinggal bersama-sama. Kemudian kita mengingat tentang Yakub dan Esau (Kej.13:6) yang tidak dapat diam bersama-sama karena banyaknya ternak mereka (Kej.36:7). Menurut Ulangan 25:5, apabila laki-laki yang bersaudara tinggal bersama-sama dan seorang diantara mereka mati dengan tidak meninggalkan anak laki-laki, maka jandanya harus diambil sebagai istri oleh seorang iparnya dan anak yang akan dilahirkan dipandang secara hukum sebagai anak saudara yang sudah mati itu. Keharmonisan keluarga besar amat penting.
Biar bagaimanapun hubunagn yang baik pasti menyegarkan: di Timur Tengah kuno minyak yang dicampuri rempah-rempah dan wangi dipakai untuk menguatkan dan melicinkan rambut dan memelihara kulit; seorang tamu biasanya disambut dengan dituangkan minyak di atas kepalanya atau diminyaki kakinya (bnd. Mzm.23:5 dan 45:8, adat itupun dikenakna pada Yesus, Mat.26:7; Mrk.14:4; Yoh.12:3). Tentang Harun yang berjanggut panjang (Im.21:5) mencerminkan pengertian ke arah imamat. Jelas bahwa disitu minyak adalah penobatan, tetapi hubungan dengan persaudaraan tidak lagi jelas.


Menurut Kel. 6:16-20 dan I Taw.6:1-3, Harun adalah keturunan ketiga dari Lewi. Harun diperkenalkan sebagai orang yang fasih berbicara (Kel.4:14). Maka Harun bertugas sebafai ‘nabi’ atau jurubicara dan melalui dia Musa akan berbicara kepada Firaun (Kel.7:1). Watak Harun tidak setegar watak Musa. Ketika Musa berada di atas gunung, Harun menyerah-walaupun mungkin dengan hati yang luluh-lalu memenuhi desakan bangsa itu untuk membuat ilah bagi mereka. Harun bukanlah tipe pemimpin yang tegas namun dia adalah orang yang lemah dan mudah menurut. Namun Harun dipakai Allah sebagai imam besar. Harun sendiri diurapi dengan minyak untuk menguduskannya bagi jabatan yang suci itu. Jadi Harun menjadi pemimpin rohani bangsa. Harunlahnimam besar yang sah, hal ini dinyatakan karena ternyata di antara tongkat-tongkat para putra keturunan bani Israel, tongkat Harun sajalah yang bertunas (Bil.17:8). Harun meninggal di puncak Gunung Hor pada umur 123 tahun (Bil.20:28; 33:38-39; Ul.10:6).
Embun yang jatuh di Hermon tidak dapat dirasakan di Yerusalem, atau “embun Hermon” merupakan kiasan untuk embun yang berlimpah di musim panas, atau Gunung Sion baru masuk kemudian. Embun di musim kemarau memungkinkan ladang dan pohon berbuah baik. Ia dapat disamakan dengan hidup, bahkan dengan Tuhan sendiri (Hos. 14:6), dari padaNya datang berkat (bnd.Mzm.134) yang menjamin hidup selamanya.
II. Penjelasan.
Kata kerukunan sering sekali dikumandangkan kala ada suatu pertentangan dan persoalan dalam suatu komunitas atau kelompok. Memang kerukunan sangat dibutuhkan dalam usaha mempersatukan beberapa ide maupun pendapat yang berbeda. Setiap orang pasti menginginkan kerukunan. Karena dengan tercapainya suatu kerukunan akan menciptakan suasana kebersamaan baik ditengah keluarga, lembaga-lembaga gereja, lembaga swasta, pemerintahan masyarakat dan bangsa serta negara-negara di dunia. Kerukunan menjadi semangat yang mempersatukan dan menyelaraskan kehidupan setiap insan yang tak sepaham. Yang perlu kita waspadai adalah pihak-pihak yang tidak mencintai persaudaraan, malah permusuhan. Si Iblis sangat senang dengan permusuhan dan membenci persaudaraan dan persatuan. Untuk itu ada beberapa hal orang percaya perhatikan dalam persaudaraan:
1) Menyingkirkan sifat egoisme. Kita seharusnya memikirkan ulang tentang sikap dan sifat kita selama ini dan apa yang kita pikirkan. Karena hal yang selalu membuat kita jatuh adalah ketika kita hanya memikirkan diri kita sendiri, sehingga kita kurang memperhatikan dan memikirkan keadaa orang-orang di sekitar kita.
2) Menjauhi sikap Dendam. Sikap yang menendam adalah sikap yang membuat seseorang menjadi benci akan hal kerukunan dan persaudaraan. Memelihara sikap dendam mempersulit seseorang untuk dapat rukun terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
3) Nepotisme. Ada sebahagian orang menolong karena ikatan darah atau marga, bukan motivasi dorongan kasih namun karena merasa segolongan dalam kedagingan. Kita perlu banyak belajar dari orang samaria yang baik hati, tanpa melihat pebedaan suku dan latar belakang, dia rela untuk menolong.
4) Belajar dari Binatang. Karena manusia sebelum jatuh ke dalam dosa adalah hak dan mandatnya untuk menguasai segala ciptaan, namun oleh karena kejatuhan manusia ke dalam dosa, membuat manusia harus rela belajar dari binatang (mis. Semut), tanam-tanaman. Setelah jatuh dalam dosa,manusia tidak lagi memiliki rasa persaudaraan yang rukun, yang terjadi adalah perselisihan dan pertengkaran (kita ingat Kain dan Habel, Yakub dan Esau).
5) Lebih baik memberi daripada menerima. Banyak orang zaman sekarang memberi dengan motivasi agar diberi. Dengan memberi tanpa mengharapkan balasan adalah suatu buah dari kasih yang tulus sebagai bagian dari rasa persaudaraan yang rukun..
6) Bersahabat. Lebih baik banyak sahabat dari pada banyak musuh. Dengan jalan mencintai persahabatan kita sudah masuk pada rasa persaudaraan yang rukun. Kita bisa berbeda kedudukan derajat dan sifat namun dapat duduk bersama-sama.
7) Saling Mengasihi. Orang Kristen dalam mewujudkan persaudaraan yang rukun haruslah memiliki rasa saling mengasihi. Kita perlu mewaspadai pemahaman kasih yang selalu terjebak pada pemahaman kita sendiri (1 Kor.13:4), terkadang kita memahami kasih dengan cara pandang kita sendiri, sehingga kita hanya memperhitungkan untung rugi, dan kita akan selalu mendapat kekecewaan ketika kita menghadapinya dan menjalaninya sendiri. Kita selalu memperhitungkan kasih dengan cara dan pikiran kita sendiri akibatnya kita mengalami depresi, sakit hati, dendam dan akar pahit. Namun Orang Kristen haruslah mempergunakan kasih yang dari Tuhan, sebagaimana Yesus sendiri tidak memperhitungkan keselamatan diriNya dan kepentinganNya sendiri, serta resiko apa yang akan ditanggungNya tidak dipikirkanNya, tapi oleh karena kasihNya yang abadi mengasihi manusia (1 Ptr.1:22), Dia pertaruhkan nyawaNya bagi kita agar kita beroleh selamat.
8) Siapakah yang mau mengasihi ? perintah Yesus adalah agar kita saling mengasihi (Yoh.13:34-35), dengan mau mengasihi dia juga mampu untuk mengampuni, sebagaimana Yesus katakan tentang hal mengampuni tujuh uluh kali tujuh kali, yang dalam arti terus menerus tanpa henti untuk mengampuni, sebab Matius 6:14 mengatakan “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang. Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga”. Amin.




Jumat, 14 Agustus 2009

RENUNGAN EPISTEL MINGGU X SETELAH TRINITATIS X 16 AGUSTUS 2009


APAKAH KAMU SUDAH MERDEKA ?
GALATIA 5: 13-15

1. Pendahuluan
Surat Galatia ditulis bagi orang-orang yang bertobat karena pekerjaan Paulus, tapi sekarang mereka dalam bahaya besar karena ada orang memutarbalikkan kebenaran Injil tentang kemerdekaan kristen, bertentangan dengan ajaran Paulus,dengan peraturan-peraturan yang telah disahkan orang Yahudi. Diantara peraturan ini, sunat menduduki tempat terpenting; dalam peraturan itu juga termasuk perhatian akan pengalaman Yahudi (Gal.4:10) dan ketentuan makanan yang diperbolehkan . Jemaat-jemaat Galatia ternyata telah dikunjungi orang-orang Yahudi yang berusaha membuat anggota-nanggota jemaat itu meragukan status kerasulan Paulus. Mereka mengajarkan bahwa untuk mencapai keselamatan, maka iman kepada Kristus seperti diajarkan Paulus, memerlukan keharusan sunat dan menyesuaikan diri kepada peraturan-peraturan Yahudi lainnya. Begitu berita ini tiba pada Paulus, segera ia menulis surat ini karena teramat penting menyatakan, bahwa ajaran yang mencampuradukkan anugerah dengan hukum Taurat adalah salah-ajaran atau injil yang daripada Injil yang ia beritakan kepada mereka dalam Nama Kristus; Injil yang lain demikian sama sekali bukanlah Injil-dan Paulus menghimbau para pembacanya untuk berdiri dalam kemerdekaan yang baru diperoleh itu, dan jangan menaruh tengkuk mereka kembali di bawah hukum perhambaan (hukum taurat).


II. Penjelasan
Kita akan memperingati Hari Kemerdekaan negara kita Republik Indonesia yang ke 64. Tentu disetiap upacara yang diadakan dinegara kita dalam mengenang jasa para pahlawan selalu dilaksanakan dalam suasana hening cipta; tujuannya adalah untuk mengenang jasa para pahlawan kita yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan negara kita. Para pahlawan yang berjasa memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara kita serta jasa merekalah yang kita hargai. Sebagaimana suatu petikan perkataan orang bijak mengatakan: Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Namun saudaraku kenyatan dinegara kita kurang menghargai jasa para pahlawan, bahkan yang telah mengharumkan nama bangsa dan negara kita di tingkat internasional maupun dunia, misalnya para olah ragawan dan para anak bangsa yang berkompetisi baik dalam seni dan pendidikan. Tentunya jasa mereka perlu dihargai yang telah mengharumkan nama dan bangsa kita, sehinga menunjukkan integritas bangsa kita yang tetap membahana dan tersiar dibeberapa bagian bangsa dan negara. Bila kita tidak bisa menghargai jasa para pahlawan kita tentunya kita tidak bisa menghargai kemerdekaan itu serta mengerti akan makna kemerdekaan yang sesungguhnya.
Saudara-saudara yang terkasih dalam nama Yesus Kristus, bila kita memahami kemerdekaan dipandang dari segi Iman percaya kita. Tentunya kemerdekaan yang diraih oleh bangsa dan negara kita bukanlah hanya semata perjuangan bangsa kita namun merupakan anugerah kemerdekaan yang datangnya dari Allah melalui AnakNya Tuhan Yesus Kristus. Kemerdekaan kita adalah kemerdekaan yang membebaskan kita dari kuasa-kuasa kelaliman, kuasa dosa dan maut. Oleh karena kemerdekaan telah diberikan dan dinanugerahkan kepada kita maka kita harus menghargainya. Umat percaya yang memperoleh anugerah kemerdekaan tentu akan mempergunakan kemerdekaan itu untuk:
a) Menegakkan Kebenaran: Penegakan kemerdekaan adalah hal yang sangat penting dalam hidup kita, sebab orang yang telah mendapatkan kemerdekaan akan mencintai dan hatinya menyukakan kemedekaan itu terjadi dalam hidupnya. Bila suatu bangsa telah mengecap dan mendapatkan kemerdekaan tentunya akan menujukkan integritas bangsanya dengan adanya; seorang pemimpin, daerah teritorial atau kawasan batas negaranya, memiliki Hukum untuk mengatur dan menata kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya serta agama negaranya. Demikian halnya negara kita Indonesia merdeka dengan adanya seorang pemimpin, adanya hukum agar setiap orang atau warga negaranya tidak emmpergunakan kemerdekaan itu dengan sebebas-bebasnya atau sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, namun ada aturan dan hukum yang mengaturnya. Dengan adanya hukum diharapka tatanan masyarakatdan pranata sosial dalam suatu negara dapat berlangsung dengan tertib dan teratur tanpa merugikan beberapa pihak. Dengan adanya hukum dalam suatu negara yang merdeka hal itu sudah menujukkan kedaulatan suatu negara dan memiliki kekuatan hukum. Maka suatu negara yang memiliki hukum akan disegani oleh nagar lain dan dihargai sebagai negara yang berdaulat. Kedaulatan Negara Indonesia adalah Pancasila dan juga sebagai azas Undang-undang atau hukum negara Republik Indonesia. Walaupun kenyataannya negara kita kurang mencintai Pancasila sebagai azas negara. Bahkan sudah bergeser.
Demikian halnya saudaraku bagaimana kita memahami kemerdekaan yang disuarakan oleh Rasul Paulus janganlah salah dimengerti sebagai pemahaman untuk berlaku bebas dan semau gue. Namun kemerdekan yang sejati yang disampaikan oleh Rasul Paulus adalah hanya didalam Yesus Kristus yang memenangkan kuasa maut. Kemerdekaan kita adalah kemerdekaan yang bukan diperhamba oleh berbagai macam peraturan atau hukum taurat yang terjadi pada umat Yahudi namun yang bebas melakukan perintah Allah dalam hidupnya. Kalau kita sudah dimerdekakan oleh Kristus tentunya kita memiliki hukum keteraturan agar kita tetap berada dalam koridor kesetiaan pada Tuhan yang empunya kemerdekaan itu yaitu Firman Tuhan sebagai pengatur dan menata iman percaya kita agar semakin disempurnahkan oleh Dia. Kita harus menegakkan kebenaran sebagai bagain dari kemerdekaan kita. Menegakkan kebenaran Firman Tuhan adalah tugas kita bersama sebagai umat yang merdeka.
b) Menjaga Kekudusan. Berbicara tentang kekudusan adalah hal yang wajib dalam iman percaya kita. Kata kudus dalam bahasa Ibrani disebut qadosy atau qodesy dan dalam bahasa Yunani disebut hagios kadang juga disebut suci. Qadosy dapat berarti ‘terpisah’ (dikhususkan) atau ‘terpotong dari’, digunakan terhadap keadaan terlepasnya seseorang atau suatu benda. Kita juga diinginkan Tuhan menjaga kekudusan sebab kekudusan Allah dikaruniakan kepada jiwa manusia, pada saat ia dilahirkan kembali, dan itulah yang menjadi sumber dan landasan bagi tabiat yang suci. Kristus dalam hidup dan sifat-sifatNya adalah teladan tertinggi kekudusan Allah. Kekudusan adalah panggilan tertinggi orang Kristen dan tujuan daripada hidupnya. Pada Hari Kiamat,menurut kitab Suci, ada dua kategori manusia yaitu benar dan jahat. Tuhan menginginkan kita melakukan kebenaran dan menjauhi dosa. Demikian halnya bagi setiap orang yang dipanggil untuk merdeka agar jangan mempergunakan kemerdekaan sebagai kesempatan untuk hidup dalam dosa tapi hidup dalam kebaikan, kebenaran bahkan dalam kekudusan. Roma 12: 2 mengatakan: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini......” Umat yang merdeka adalah yang tidak mau diperhamba dosa, kelaliman dan kuasa iblis, tapi dia merdeka dengan menjaga keberadaan dirinya dan kekudusannya, sehingga disitulah letak integritasnya dengan menjaga kekudusannya.
Kristus telah menguduskan diriNya sendiri bagi karya pengorbanan-Nya, Sang Bapak menguduskan Dia, dan Ia meminta pengikut-Nya ‘menguduskan” Sang Bapak. Kristus oleh pengorbananNya menguduskan saudara-saudaraNya tidak hanya dalam arti menyendirikan mereka, tapi juga dalam arti memperlengkapi mereka bagi ibadah dan pelayanan kepada Tuhan. Ia melakukan hal ini dengan mendamaikan dosa-dosa mereka (Ibr.2:17).
c) Mengasihi sesama. Mengasihi Allah dengan totalitas diri manusia (Ul.6:5) adalah tuntutan Allah. Ini harus diartikan bukan hanya taat melaksanakan hukum Allah yang tidak bersifat pribadi, tapi lebih dari pada itu, yakni membangun hubungan yang sifatnya pemujaan pribadi terhadap Allah, yang diciptakan dan didukung oleh karya Allah dalam hati manusia (Ul.30:6). Kasih itu berupa pengalaman penuh kegembiraan dalam persekutuan dengan Allah (Yer.2:2; Mzm.18:1; 116:1), terungkap dalam ketaatan sehari-hari melakukan perintah-perintah-Nya. Ketaatan ini lebih berdasarkan hakikat kasih kepada Allah ketimbang perasan. Allah sendirilah yang akan menjadi Hakim untuk menilai kesungguhan kasih itu (Ul.13:3).
Kasih ditetapkan oleh Allah untuk jalinan hubungan yang normal dan ideal antar manusia, justru mengasihi dituntut oleh hukum Allah (Im.19:18). Larangan yang jiwanya senada, yaitu jangan membenci seseorang,berkaitan dengan hati manusia (Im.19:17) Kasih merupakan Golden Rule dari seluruh firman yang diberitakan. Dengan kemerdekaan yang diberikan oleh Allah melalui pengorbanan AnakNya Yesus Kristus adalah wujud kasih Allah pada seluruh ciptaanNya. Orang Kristen mengasihi saudaranya karena: 1. Meneladani kasih Allah (Mat.5:43,45; Ef.5:2; 1 Yoh.4:11), 2. Bagi dia, saudara itu adalah orang yang untuknya Kristus telah mati (Rm.14:15; 1 Kor.8:11), 3. Ia melihat dalam diri saudara itu Kristus sendiri ( Mat.25:40). Perilaku saling mengasihi ini, yang terwujud dalam persekutuan umat Kristen (ef.4:2).

Kamis, 13 Agustus 2009

JAMITA MINGGU X DUNG TRINITATIS, 16 Agustus 2009

Allah Mengaruniakan Kebebasan
2 Musa 13: 11-16
1. Pendahuluan
Ada empat tema yang menonjol dalam Kitab Keluaran, yakni:
a) Kebebasan
b) Hukum
c) Perjanjian
d) Kehadiran Allah
Paskah dan Hari Raya Roti Tidak Beragi dhubungkan erat dengan pelepasan Umat Israel dari perbudakan di Mesir. Pada zaman Musa, orang Israel harus dibebaskan dari perbudakan di Mesir, yaitio dari kerajaan yang memperlakukan mereka secara kejam. Tuhan Allah sudah memberikan kebebasan itu kepada mereka, tetapi selalu ada bahaya bahwa mereka jath lagi ke dalam bermacam-macam perbudakan. Ni negeri Kanaan , mereka memcoba menyesuaikan diri dengan agama serta kebudayaan setempat dan berusaha memperdaikan hati beberapa dewa yang kehendaknya bertentangan satu sama yang lain. Dengan demikian, mereka menjadi budak dewa-dewa itu. Selalu ada kemungkinan seorang tuan akan memaksa buruh-buruh bekerja terlalu keras dan tidak membiarkan mereka beristirahat. Itu berarti bahwa mereka menjadi budak ekonomi. Pada zaman pembuangan dan sesudahnya, mereka menaklukkan diri secara total kepada kehendak raja-raja asing (firaun-firaun baru) Dan mereka kehilangan identitas serta kebebasan mereka. Kebebasan sudah ada, tetapi harus dijaga.


2.Penjelasan
Orang-orang Israel menganggap peristiwa keluaran sebagai yang paling penting dalam sejarah mereka. Ungkapan seperti “Tuhan, Allah yang membawa kami keluar dari tanah Mesir”, terdapat berulang kali dalam kitab-kitab Perjanjian Lama. Peristiwa Keluaran menjadi dasar serta pusat iman mereka dan menunjuk kepada jalan kehidupan yang dituntutNya dari mereka. Mereka mengenal Allah dengan cara baru. Keluaran Israel merupakan permulaan suatu kehidupan baru (12:2) Hidup baru itu ditandai dengan permulaan suatu kalender baru. Sejak peristiwa itu mereka dianggap manusia baru; peristiwa itu ialah tanda dari kelahiran mereka sebagai satu bangsa. Keluaran Israel merupakan suatu permulaan suatu Kemerdekaan Baru. Sejak itu kata ‘Perbudakan’ yang kejam itu sennatiasa dihubungkan dengan Mesir dalam ingatan Israel. Mesir merupakan “Rumah Perbudakan”. Tapi dalam keluaran Israel meninggalkan perbudakan, dan pergi mendapatkan kemerdekaan.
Keluaran Israel merupakan permulaan suatu Persekutuan Baru. Lambang dari persekutuan baru ini ialah “Hari Raya Paskah”. Hari ini akan menjadi peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi Tuhan turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya (12:14).
Keluaran Israelmerupakan suatu tanda permulaan suatu kepastian baru. Tatkala Allah mengumumkan kehendak-Nya untuk mengeluarkan umat-Nya, Ia berfirman melalui Musa, demikian: “Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku menjadi Allahmu, supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah, Tuhan Allahmu, yang membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir. Dan Aku akan membawa kamu ke negeri yang dengan sumpah telah Ku-janjikan memberikannya kepada Abraham, Ishak dan Yakub, dan Aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi milikmu; Akulah Tuhan (6:6,7).
Perkara ini terkandung juga dalam Injil Kristus. Dalam Lukas 9: 31 dikatakan bahwa tatkala Musa dan Elia menampakkan dirinya beserta dengan Kristus di atas gunung pemuliaan, mereka berbicara tentang kepergian-Nya, dalam arti lurusnya; keluaranNya, yang akan digenapiNya di Yerusalem. Kristus menjadi pemimpin suatu ‘keluaran’ yang jauh lebih besar dari pada keluaran yang dipimpin oleh Musa . Kleuaran yang dipimpin oleh Musa sesungguhnya adalah lambang dari ‘keluaran’ yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus bagi kita; seperti yang dinyatakan dalam 1 Korintus 5:7-8 ‘Anak domba paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
Sebagaimana keluaran dibawah pimpinan Musa berarti satu kehidupan baru, suatu kepastian baru, suatu persekutuan baru, suatu kemerdekaan baru bagi Israel, demikian pula artinya Injil Kristus bagi orang-orang beriman.
3. Aplikasi
a) Mesir yang menjadi panggung Keluaran melambangkan dunia yang artinya tabiat jahat. Mesir merupakan dunia dalam:
 kekuasaan dan kekayaan harta bendawinya (Ibr.11:26)
 Pengetahuan manusiawi dan agamanya yang palsu (Kel.8:7; 1 Raja.4:30)
 Kelaliman raja (Firaun) yang menjadi lambang iblis
 Pemerintahan yang melulu berlandaskan kekerasan, kejayaan, dan kesenangan hidup.
 Pemburuannya terhadap umat Tuhan (Ul.4:20)
 Penggulingannya oleh penghukuman Tuhan (21:29; 15:4-7)
b) Peristiwa keluaran merupakan patokan bagi kuat kuasa Allah yang memberikan kelepasan bagi umatNya dalam kisah Perjanjian Lama.Namun Patokan yang ada dalam Perjanjian Baru adalah dalam Efesus 1: 18-21, “Agar kamu mengerti......betapa hebat kuasaNya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati.......jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaandan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang”. Jadi patokan dalam Perjanjian Lama itu diganti dengan patokan yang lebih besar, yaitu penyataan kuat kuasa Allah di dalam Kristus.
c) Kebangkitan Kristus menaklukkan Iblis dengan segala penguasa dan kekuatan kejahatan. Kristus merupakan anugerah yang menakjubkan, dimana orang beriman telah dimateraikan dengan darah, sehingga memperoleh kuat kuasa yang menakjubkan dalam pembangkitan Kristus dari antara orang mati dan peninggianNya menjadi Penghulu dan Juruselamat, jauh di atas segala penguasa di sorga dan di bumi dan di neraka. Umat percaya dapat bimbingan dan pemeliharaan oleh Roh Kudus sehingga tidak mempergunakan kebebasan mendapat berkat Tuhan untuk kepentingan dirinya sendiri melainkan bagi orang lain juga dengan demikianlah dia turut serta memuliakan Tuhan (Ef.1:3; Flp.4:19)

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...