Jumat, 01 April 2011

Renungan Hari Rabu, 9 Pebruari 2011


Doa Yang Benar
Yakobus 5 : 16b
Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
 Untuk berdoa tidak membutuhkan dana yang besar, untuk berdoa tidak membutuhkan kepintaran, untuk berdoa seorang yang paling kecilpun dapat melakukanya. Namun doa dari seorang yang paling kecil sekalipun asal didoakan sangat besar kuasanya, hal itu sangat memberi perubahan bagi yang didoakan. Sebab dengan doa dapat menyelamatkan mereka yang terjepit, dalam bahaya ataupun yang sudah dalam keadaan kritis.
Banyak orang berdoa dengan konsep meminta sesuatu kepada Tuhan dan mengharapkan Tuhan memberikannya. Tidak heran, banyak orang yang memegang konsep ini, sadar ataupun tidak, akan marah jika tidak dikabulkan, akan kecewa dan patah arang ketika Tuhan belum memberikan apa yang dimintanya. Tuhan atau Bapa itu sudah mengetahui bahkan sebelum kita meminta. Hal ini berarti doa bukan sekadar suatu permohonan kepada Tuhan, karena tanpa memohonpun Tuhan tahu dan Tuhan akan memberikan yang kita perlukan. Doa adalah sebuah relasi Bapa dan anak. Di dalam doa, anak datang kepada Bapanya yang maha tahu, maha baik, maha kasih, maha pemberi, sehingga harusnya yang menjadi permohonan sang anak bukanlah keinginanku, kehendakku, maksudku, agendaku, tetapi lebih mengharapkan kehendak Bapa, kerajaan Bapa, maksud Bapa, karena ia percaya bahwa apa yang dikehendaki Bapa adalah baik dan hal itulah yang ia maui (“jadilah kehendak-Mu”).
Jangan putus asa, bila doa kita belum terjawab oleh Tuhan. Tetaplah berdoa dengan motivasi yang benar dan tulus jujur di hadapan-Nya, karena doa orang benar itu didengar TUHAN dan doa orang yang jujur dikenan TUHAN (Ams. 15:29 dan 15:8). Kita percaya bahwa Tuhan mempunyai cara dan waktu yang berbeda dalam menjawab doa-doa kita. Tidak semua jawaban doa kita itu dipenuhi Tuhan secepat yang kita harapkan, seperti contoh doa George Muller untuk pertobatan 2 temannya, dibutuhkan 60 tahun lebih.
TUHAN akan menjawab semua doa-doa kita, jika kita hidup dalam kebenaran. Tapi jawaban Tuhan itu tidak pernah tergesa-gesa, kita harus sabar dan belajar menunggu jawaban Tuhan. Nah, yang Tuhan inginkan pada kita, agar sabar menunggu dan biar waktu menunggu jawaban Tuhan itu tidak melemahkan iman kita (Rom. 8:26-27). Ingat: penundaan dari Tuhan bukan berarti Tuhan menolak kita, teruslah berdoa!

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...