Jumat, 01 April 2011

Renungan Hari Rabu, 2 Pebruari 2011


Pertobatan Sejati
Yehezkiel 33 : 11
Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel
Selama 6000 tahun Tuhan telah memohon kepada setiap orang. "Demi aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan Allah, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya Ia hidup" Yehezkiel 33:11 33:11. Salib menyatakan betapa besar Allah ingin menyelamatkan mereka dari kejatuhan dosa. Pada saat Yesus menangis di salib, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dia menanggung beban hati yang sangat berat (Lukas 23:34). Segera setelah itu nyawa Yesus terputus, dan beberapa orang percaya bahwa Ia mati karena kepedihan hatiNya (Yohanes 19:30, 34). Tetapi walaupun dengan pernyataan kasih yang tak terkira ini, sebagian orang tetap tidak mau berpaling kembali kepada Yesus. Dan selama dosa menguasai dunia, hal itu akan terus menambah kesengsaraan manusia. Maka, dosa harus dimusnahkan. Bagaimana Allah akan mengakhiri dosa? "Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap" 2 Petrus 3:10. Tuhan pada akhirnya harus membersihkan dunia ini dari kejahatan dan mengakhiri dosa. Barangsiapa bertahan dalam dosa pada akhirnya akan dibinasakan oleh api yang telah disiapkan untuk menghanguskan Setan, para malaikatnya, dan orang-orang jahat dari dunia. Betapa sedih hati Yesus saat Ia melihat api menghanguskan orang-orang yang bagi mereka Ia telah menyerahkan diriNya.
Pasti berkali-kali kita mendengar firman Tuhan yang menasihati kita supaya menjauhi kejahatan dan segala perbuatan yang membawa kepada dosa. Namun, berapa banyak dari kita yang tetap mengeraskan hati dan memilih untuk membenarkan pikiran kita sendiri? Banyak, bukan? Inti dari pertobatan bukanlah menerima pengampunan dari Tuhan saja. Akan tetapi inti dari pertobatan sejati adalah menghancurkan segala pembenaran diri sendiri dan berani mengakui akan segala tingkah laku kita yang jahat. Jika kita belum berani untuk menghancurkan benteng-benteng pembenaran diri yang selama ini sudah kita bangun. Sesungguhnya kita belum sungguh-sungguh menyadari dan mengalami arti dari sebuah pertobatan yang sejati. 

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...