RAPHON JESUS
DIPAHEHE
Dibangkitkan Bersama
Kristus
Kolose 3: 1 – 4
Kolose 3:1 Asa
molo naung rap hamu dipahehe dohot Kristus, jalahi hamu ma angka na di ginjang;
ai disi do Kristus, hundul di siamun ni Debata.
--------------------------------------------
Kolose 3:1 (TB) "Karena
itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di
atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah"
--------------------------------------------
Colossians 3:1 (NET)
"Therefore, if you have been raised with Christ, keep seeking the things
above, where Christ is, seated at the right hand of God”
------------------------------------
Saudara/i yg terkasih dalam Kristus
Surat Korintus ditulis oleh Rasul Paulus
± 55 M sebagai peringatan kepada muridnya yang bernama Timotius supaya
berhati-hati terhadap berita yang mengajarkan bahwa kebangkitan orang mati
sudah berlalu, berita semacam ini akan merusak iman sebagian orang dan menjalar
dengan cepat seperti penyakit kanker (2Tim. 2:16-18).
Tujuan Paulus menuliskan surat ini
adalah agar kita percaya akan kebangkitan Yesus. Tindak tanduk kita sehari-hari
merefleksikan/mencerminkan apa yang ada di dalam hati – yakin atau ragu-ragu –
yang tidak dapat ditutup-tutupi atau dikamuflase walaupun mulut kita mengatakan
‘amin’ dan ‘percaya’. Kepada jemaat di Roma, Rasul Paulus menasihati bahwa
barang siapa telah dibaptis, dia telah mati dan bangkit bersama Kristus untuk
mendapatkan hidup baru (Rm. 6:3-12).
Jika kita percaya bahwa kita akan
dibangkitkan bersama-sama dengan Kristus, maka kita akan mampu memikirkan
perkara yang di atas. Jujur, sangatlah sulit memikirkan "perkara-perkara
di atas" jika kita tidak mengetahui "apa yang ada di sana".
Untuk mengetahui perkara-perkara yang di atas, maka kita dituntut untuk selalu
setia membaca Kitab Suci. Sebab dengan memahami dengan baik Firman Tuhan maka
Tuhan akan membuka tingkap-tingkap rahasia Allah kepada kita. Memikirkan
perkara di atas bukan berarti kita mengabaikan perkara di dunia ini. Karena itu
masih tinggal dan hidup di dunia ini. Tetapi ketika kita percaya kepada
kebangkita Yesus maka hidup kita di dunia ini dijamin oleh Tuhan dan kehidupan
masa depan kita pun pasti dijamin TUHAN. Karena itu, pastikanlah iman kita bersama
dengan Yesus yang bangkit agar kita memeroleh kehidupan yang kekal.
Saudara/i yang terkasih
Perempuan, sejak dulu dikenal sebagai warga negara kelas dua. Tak
terkecuali di Palestina pada zaman Yesus hidup di dunia yakni pada abad pertama
Masehi. Keberadaan mereka di kehidupan sosial masyarakat saat itu kerap
disepelekan, dianggap remeh, bahkan cenderung tak diperhitungkan. Namun dalam
peristiwa Paskah, yang masih diperingati oleh seluruh umat Kristen seluruh
dunia setiap tahunnya sebagai hari kebangkitan Yesus, perempuan rupanya
memiliki peranan sangat penting.
Sejak peristiwa penyaliban Yesus hingga wafatNya di hari Jumat sebelumnya
(yang di kemudian hari dikenal sebagai Jumat Agung), perempuan-perempuan
pengikut Yesus telah menunjukkan kesetiaannya. Di saat mayoritas masyarakat
berteriak marah “Salibkan Dia!” dan
murid Yesus yang lain menyangkal mengenal gurunya sendiri, perempuan-perempuan
ini justru menangisi Yesus. Bahkan setelah Yesus mati dan mayatNya dibaringkan
dalam sebuah kubur batu, perempuan-perempuan ini pula yang menyiapkan
rempah-rempah dan minyak mur pewangi.
Hari Sabtu, yang dikenal sebagai hari Sabat dalam tradisi keagamaan Yahudi
membuat orang-orang tidak boleh beraktivitas apapun kecuali untuk beribadah. Di
kemudian hari, hari sabtu setelah Jumat Agung ini dikenal sebagai bagian dari
Tri Hari Suci Prapaskah (Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci/Sabtu Sepi).
Keesokan harinya, pagi-pagi benar di hari minggu, adalah Maria dari Magdala
yang dikenal pula sebagai Maria Magdalena, Yohana, Maria ibu Yakobus serta
sejumlah perempuan lainnya kembali mengunjungi kubur Yesus sambil membawa
rempah-rempah. Namun mereka mendapati batu besar sebagai penutup kubur itu
telah kosong dan mayat Yesus telah lenyap.
Di tengah kebingungan, dua malaikat tiba-tiba muncul dan berkata pada
mereka, “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak
ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu,
ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan
orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga.”
(Lukas 24:5-7).
Mereka akhirnya teringat, bahwa Yesus memang benar telah memberitahukan hal
ini sebelumnya. Dan begitulah berita dan sukacita Paskah akhirnya tersebar.
Mula-mula para perempuan itu memberi tahu para Rasul. Meski awalnya perkataan
mereka tidak dipercaya, namun ketika Yesus sendiri menampakkan diri kepada
murid-muridNya, semua keraguan itu akhirnya lenyap tak berbekas. Hingga saat
kenaikan Yesus ke surga, para perempuan itu pun masih teguh dengan
kesetiaannya.
Kisah para perempuan ini tertulis abadi, bahkan akan terus dibicarakan
setiap kali paskah diperingati dan dirayakan. Kisah para perempuan ini sungguh
menguatkan. Bagaimana mereka yang dianggap remeh oleh lingkungan dan kehidupan,
pada akhirnya memegang peranan sedemikian penting. Tanpa para perempuan ini,
murid-murid Yesus lain hanya akan berkubang dalam kesedihan. Tanpa para
perempuan ini, orang-orang akan terus lupa bahwa Yesus yang harus mati disalib
itu akan bangkit di hari ke-tiga. Dan itu berarti tidak ada berita paskah yang
tersebar ke seluruh dunia.
Mungkin saat ini, kita juga dalam posisi seperti perempuan-perempuan itu.
Disepelekan oleh sekitar, dan merasa apa yang kita kerjakan tidak punya arti.
Namun yakinlah, Tuhan pasti punya panggung tersendiri untuk masing-masing dari
kita. Hanya tinggal lakukan yang terbaik, dan tunggu waktu terindah dari Tuhan
berbicara.
Peranan kaum perempuan di tengah
dunia, bangsa, masyarakat, keluarga dan gereja perlu mendapatkan perhatian.
Tentu saja yang lebih perlu memperhatikannya adalah kaum perempuan itu sendiri.
Laki-laki memang harus memperhatikan hal ini dan memberi ruang bagi sesamanya,
perempuan. Tetapi kesadaran kaum perempuan tentang pentingnya peranan perempuan
serta kemauan untuk menjalankan peranan itu jauh lebih penting.
Hari Kartini yang dirayakan bulan (21)
April, senantiasa tidak jauh dari perayaan peristiwa Kebangkitan Kristus yang
biasanya jatuh pada bulan April juga. Peristiwa kebangkitan Kristus itu
ternyata memperlihatkan pula kepada kita tentang pentingnya peranan perempuan.
Dipahehe raphon Kristus; lapatanna mamingkirhon angka na di ginjang
(banuaginjang=Sorgawi). Jolma na imbaru i sai na holan mangalului jala
mamingkirhon angka na di ginjang ndada holan ala nasida mate raphon Kristus,
alai ala mangolu raphon dohot Kristus. Ala ni i, angka jolma na imbaru sai na
dohot doi ihut tu haheheonNa. Asa ingkon marasing situtu ma nian maruba secara
radikal sian hasomalan najolo.
Molo
najolo inanton dipunguan i sai ibana do HEHE mangatur punguan on, hira siotooto
ina na asing. Hape dung sadar kemampuan jala sumber daya parompuan na asing,
dipahehe ma angka potensina. Ima goarna rap hehe dohot Kristus hehe ma sude
parompuan jala sude parompuan berperanann aktif manghehei ama, dolidoli nang
dakdanak mananda Kristus i.Amen.