“BERNYANYILAH BAGI TUHAN”
& Ev. Keluaran 15:19-21 & Ep. Wahyu 4: 8-11
- “Mengapa orang Kristen
sering kali bernyanyi? Mereka bernyanyi di pernikahan, bahkan di
pemakaman. Saya tidak habis mengerti,” demikian pertanyaan seorang sahabat
yang memiliki keyakinan berbeda. Pertanyaan ini menunjukkan pengamatan
yang jeli. Bukankah nyanyian merupakan bagian tak terpisahkan dalam
kehidupan beriman kita?
- Bernyanyi memuji Tuhan telah
menjadi bahagian pengalaman hidup rohani orang Kristen, sebagaimana kita
menjumpai ada banyak nyanyian-nyanyian untuk memuji Tuhan dalam Alkitab.
Ada banyak nyanyian dalam Alkitab yang dinyanyikan oleh tokoh-tokoh dalam
Alkitab, bahkan Tuhan Yesus juga bernyanyi (Matius 26:30). Itu sebabnya
ibadah kita selalu ada nyanyian, karena kita tidak hanya sebatas mendengar
firman Tuhan, tetapi kita juga merespon firman Tuhan nyanyian syukur.
- Keluaran 15 : 19 – 21 ini merupakan ungkapan
syukur bangsa Israel ( Miryam bersama dengan perempuan yang lain
),bernyanyi dan menari karena mereka merasakan pertolongan Tuhan dalam
melepaskan mereka dari mesir. Bernyanyi
adalah merupakan suatu ungkapan isi hati yang paling dalam kepada siapa
lagu itu ditujukan. Kalau seseorang bernyanyi dengan sungguh sungguh
dan menghayati syair lagu yang kita nyanyikan bagi Tuhan.,itu merupakan
ungkapan isi hati kita yang paling dalam bagiNya,sehingga orang orang yang
mendengarkan lagu terseut turut bersuka cita dan bersyukur kepada Allah. Tuhan
melindungi bangsa Israel,dan pada waktu menyeberangi laut merah, Tuhan
memperlihatkan mujizat-Nya,dimana laut merah terbelah dua pada waktu
Israel menyeberang,dan Israel selamat. Begitu orang orang mesir
mengikutinya dari belakang maka bersatulah air itu kembali sehingga orang
orang mesir itu lenyap ditelan oleh air. Setelah Israel diselamatkan
Tuhan, maka orang Israel bernyanyi untuk mengungkapkan isi hati nya yang
sangat dalam kepada Tuhan,bagaimana kebesaran Tuhan,kasih Tuhan,Tuntunan
Tuhan yang Dia telah nyatakan menyelamatkan Israel. Bisa kita bayangkan
bagaimana peraraan orang Israel pada waktu itu yang sudah terlepas dari
belenggu kejahatan Firaun dan selamat menyeberangi laut merah,sangat
bersuka cita,bersyukur karena kebesaran Tuhan,mereka sudah diselamatkan.
Mereka memuliakan Tuhan karena mereka merasakan bahwa keselamat yang
mereka peroleh bukan karena kekuatan mereka,tetapi semata mata karena
kuasa Allah..
- Miryam dan perempuan
perempuan Israel betul betul merasakan semua itu adalah pemberian
Tuhan,kasih karuia Tuhan kepada mereka,tidak ada sedikitpun karena
kekuatan mereka,tapi karena Tuhan.. Oleh karena itu Myriam mengambil rebana
dan mengajak bangsa Israel bernyanyi sebagai tanda ucapan syukur kepada
Tuhan,karena Tuhan tidak pernah meninggalkan bangsaNya didalam
penderitaannya.
- Dalam pengalaman rohani
orang percaya, nyanyian untuk memuji Tuhan adalah “gema” dari perbuatan
Tuhan dalam kehidupan orang percaya. Jika seseorang bersuara yang keras
dari atas bukit atau dalam suatu ruangan yang besar, sesaat setelah dia
bersuara yang keras maka akan terdengar “gema” dari suaranya. Maka sama
seperti itu juga, nyanyian kita adalah “gema” dari perbuatan Tuhan dalam
hidup orang percaya.
- Dalam Mazmur 150:6
dikatakan: “Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN!” bahkan ketika
Tuhan Yesus dielu-elukan ketika memasuki Yerusalem dan orang-orang yang
mengiringi Dia memuji Tuhan, dan orang farisi menyuruh supaya Yesus
menegur mereka, Tuhan Yesus mengatakan “Jika mereka ini diam, maka batu
ini akan berteriak” (Lukas 19:40). Yang hendak kita lihat disitu bahwa
tidak ada alasan untuk kita tidak memuji Tuhan dalam hidup kita. Sesulit
apapun kehidupan yang kita jalani, bagaimanapun pergumulan hidup kita,
akan selalu ada alasan untuk kita memuji Tuhan. Seperti nyanyian Miryam
ini, sekalipun umat Israel dikejar dengan kereta berkuda, namun Tuhan
berkuasa untuk menyelamatkan umatNya.
- Kita juga melihat nas
epistel di Wahyu 4:8-11 bagaimana penglihatan Yohanes bahwa pengisi
sorga tidak henti-hentinya memuji Tuhan siang dan malam. Jika pengisi
sorga yang selalu memuji Tuhan tanpa henti, maka demikian juga dengan kita
yang telah hidup dalam kerajaan sorga, patutlah kita memuji Tuhan dalam
kehidupan kita.
- Minggu ini disebut minggu Katante artinya : Bernyanyilah, Pujilah Tuhan,karena Dia
telah menyelamatkan kita. Kita mengajak supaya semua jemaat bernyanyi
dengan sungguh sungguh,karena bernyanyi itu juga merupakan satu kesaksian
kita bagi Tuhan. Mengadakan paduan suara setiap minggu dikebaktian minggu
secara bergantian,baik itu kategorial maupun sektor sektor yang ada di
gereja kita. Kita bina agar sungguh sungguh bernyanyi mengeluarkan isi
hati yang paling dalam memuji,mengucapkan syukur kepada Tuhan,karena kita
merasakan Tuhan telah mengaturkan kehidupan kita,terlebih telah memberi
keselamatan kepada kita melalui anakNya Yesus Kristus yang mati di kayu
salib dan bangkit pada hari yang ketiga yang baru kita rayakan paskah.
- Nyanyikanlah pujian bagi
Tuhan. Ini adalah semangat yang harus kita tumbuhkan. Tidak masalah apakah
kita bernyanyi dengan baik atau buruk, atau berapa banyak orang yang
bersama-sama bernyanyi. Puji-pujian adalah pusat ibadah yang Tuhan
saksikan dan hargai. Kita bernyanyi bukan untuk pertunjukan tapi untuk
pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan kita yang agung. Saat kita memuji
Tuhan dengan nyanyian yang penuh sukacita, semangat kita juga menjadi
terangkat.
- Dalam dua dekade terakhir
sejumlah peneliti berusaha menjabarkan mekanisme kejiwaan, fisik dan
tingkah laku yang mengaitkan bernyanyi dengan kesehatan. Profesor Daisy Fancourt, dari
University College London, mengatakan sejumlah perubahan terjadi di
tubuh saat bernyanyi, kegiatan ini di antaranya dapat mengurangi hormon
stres.
- Apakah Anda suka bernyanyi? Sebagian orang mungkin
tidak suka bernyanyi karena menganggap suaranya kurang bagus, dan karena
berbagai alasan lainnya. Faktanya,
bernyanyi sangat berguna bagi kesehatan fisik. Secara rohani,
menyanyikan pujian kepada Tuhan merupakan ekspresi iman dari
orang-orang percaya. Setelah Paulus dan Silas dicambuk berkali-kali,
mereka dimasukkan ke dalam penjara. Di sana mereka dibelenggu dan dijaga
dengan ketat. Dalam situasi tertekan dan tidak memungkinkan untuk berbuat
apa-apa, mereka malah berdoa dan menyanyikan pujian kepada Tuhan. Mereka
bernyanyi sampai tawanan yang lain mendengarnya (Kisah Para Rasul 16:25).
Akhirnya, melalui nyanyian tersebut Tuhan menyatakan mujizat-Nya. Belenggu
mereka terlepas dan semua pintu penjara terbuka. Sebagai manusia, hidup
kita erat dengan masalah. Akan ada situasi-situasi yang berpotensi membuat
kita merasa lelah dan tertekan, tidak berdaya, bahkan tidak bisa berbuat
apa-apa karena sepertinya tidak ada jalan keluar. Bila demikian
terus-menerus kita pun bisa menjadi stres. Hari ini kita dapati ternyata
bernyanyi dengan tulus dapat membangkitkan semangat bahkan menyatakan
kuasa Tuhan. Maka dari itu, ada baiknya kita membiasakan diri untuk
menyanyikan lagu-lagu pujian, yang pastinya akan menguatkan iman,
menghibur diri di saat susah, dan menyatakan rasa syukur kepada Tuhan.
Tuhan bersemayam di atas puji-pujian umat-Nya (Mazmur 22:3). Mari
bernyanyilah untuk Tuhan!
- Semangat rasa syukur harus
ditumbuhkan, lalu diteruskan ke orang lain, terutama untuk orang-orang di
dalam rumah kita sendiri. Kita harus mencari berkat dari Tuhan,
berhati-hatilah untuk tidak mengabaikan berkat Tuhan yang tersembunyi,
tidak begitu kelihatan, dan tidak langsung, atau menerima berkat dalam
keseharian hidup kita begitu saja. Bersyukur kepada Tuhan dan orang lain
harus diungkapkan tidak hanya secara teratur tapi juga di depan umum.
- Mazmur 35:18 berbunyi, ” Aku mau menyanyikan syukur
kepada-Mu dalam jemaah yang besar, di tengah-tengah rakyat yang banyak aku
mau memuji-muji Engkau”. Jiwa dan hati yang bersyukur merupakan bagian tidak
terpisahkan dari kehidupan seorang Kristiani. Seseorang yang bersyukur dan
memiliki hati yang penuh dengan pujian membawa sukacita kepada Tuhan dan
kemuliaan untuk namaNya. Kesaksian adalah salah satu cara untuk
menunjukkan rasa syukur dalam hati kita. Rasa bersyukur akan membawa
sejumlah berkat kedalam hati kita dan membuat kita menjadi saluran berkat
bagi orang lain. “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala
kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar
dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan
puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di
dalam hatimu.” (Kol 3:16).
- Orang yang penuh rasa syukur
bersikap rendah hati dan memusatkan perhatian pada Tuhan, sementara orang
yang tidak bersyukur penuh dengan kesombongan dan fokus pada dirinya
sendiri. Rasa bersyukur dimulai dengan mengakui siapa Tuhan dan apa yang
telah Dia lakukan. Marilah kita menghitung berkat kita dan bersyukur
kepada Tuhan. Marilah kita menyanyikan pujian kepada Tuhan! Selamat Minggu
Kantate. Amin.