Sabtu, 27 November 2021

Jamita Minggu Advent I - 28 Nopember 2021

Ev.1 Tesalonik 3: 9 – 13                                            Ep. Jeremia 33: 14 – 16

Topik:

“Manomu Haroro Ni Tuhan I Dibagasan Habadiaon”

 

Huria na hinaholongan di bagasan Goar ni Tuhanta Jesus Kristus. Pinuji ma Tuhan i naung patolhas hita tu taon na imbaru parhuriaon ima Minggu Advent. Selamat Advent ma di hamu saluhutna!

Margoar do Minggu sadari on Advent parjolo lapatanna managam ari haroro ni Tuhan i. Galak ma sada lilin Advent, paingothon hita di Panondang na naeng ro tu portibi on, manondangi haholomon, asa patiuronNa saluhutna. Sai digohi jala lam ditambai Tuhan i ma haholongon ni rohaNa di hita, marsinondang ma Panondang i manondangi rohanta.  Antong marhite haporseaonta dohot panghrimonta, tatomutomu ma haroro ni Tuhan i, di na ro i Tuhanta Jesus rap dohot saluhut angka na badiaNa, songon Topik ni Minggunta sadarion: “MANOMUNOMU HARORO NI TUHAN I DIBAGASAN HABADIAON”.

Minggu advent na parjolo; Haroro ni Kristus dohot pangggomgomi na manongtong. Dibagasan minggu on dipatongon do mata ni haporseaonta tu haroro ni Kristus na paduahalihon; ima sihol ni rohanta di haroroNa. Ingkon tapahusorhusor ma muse na ginombarhon ni Bibelta i taringot tu huaso ni Kristus dohot panguhuman na tigor i, jala ari sogot na gok las ni roha na tatagam mardongan Tuhan dibagasan panompaon na imbaru.

Mungkin ada yang bertanya, bukankah Tuhan Yesus sudah datang dan menyelamatkan kita. Mengapa kita masih harus menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali? Memang benar, kita sudah diselamatkan namun keselamatan itu baru akan genap pada waktu Kristus datang kedua kali untuk menghakimi dunia ini. Kalau kita sebagai pengikut Kristus tetap setia sampai pada kedatangan-Nya kembali maka keselamatan yang dianugrahkan kepada kita akan digenapi dan kita akan hidup dalam kekekalan bersama dengan Tuhan kita.

Hea do hita masihol tu sasahalak na jala giot roha naeng ingkon pajumpang muse ? naung marbulan bulan jala ala ni pandemi covid-19 hira so marhaujungan, godang angka dongan, kelurga nang tondong na so boi jumpanganta, berengonta nang ta haol pe langsung ndang boi.

Nuaeng godang do mamanghe aplikasi zoom nang google meet, nang aplikasi na asing asa boi rap marnida bohi, alai tung so boi do i manggantihon parjumpangan dohot angka dongan. Sai masihol do hita pajumpang dohot nasida secara langsung.

Ap.Paulus pe sai masihol do rohana naeng pajumpang dohot ruas ni huria na di Tessalonik. Sai marbualbual do las ni rohana dung dibege ibana barita sian si Timoteus, ala naung mangolu ruas i dibagasan Hata ni Debata, ima na mangulahon Hata ni Debata dibagasan ngolunasida. Sai masihol do roha ni Ap.Paulus naeng mangebati ruas ni huria na di Tesssalonik, alai di tingki i holan marhite surat i ma harorona.

Dalam masa penantian ini, kita senantiasa menyesuaikan atau menyelaraskan pikiran, perkataan dan perbuatan kita kepada kehendak Tuhan. Dalam apa pun yang akan kita lakukan, bukankah kita seharusnya menantikan kehendak dari Tuhan? Yang menjadi identitas atau jati diri utama murid Kristus adalah taat atau senantiasa mengikuti Tuhannya.

Dasar terpenting dari hidup menantikan Tuhan bukanlah mengandalkan kekuatan kita sendiri melainkan menantikan pertolongan Tuhan.  Kunci utama dari kehidupan menantikan Tuhan bukanlah bertindak berdasarkan kehendak kita sendiri melainkan senantiasa mencari kehendak Tuhan. Melalui masa pandemic ini, kita belajar bahwa tidak ada yang dapat diandalkan oleh manusia selain bergantung dan bersandar pada Tuhan. Oleh sebab itu, sangat relevan dengan keadaan saat ini, jikalau pada masa adven ini, kita sungguh menantikan kedatangan dan pertolongan dari Tuhan kita.

Ala ni i sian turpuk on diarahon do hita laho paimaimahon haroro ni Tuhan i di podahon Apostel Paulus do:

1.       Naparjolo, Roha mauliate dohot Las ni roha ala mangolu dibagasan Hata ni Debata (ay.9). Tahamuliatehon ma naung mangolu hita dibagasan Kristus Jesus, mangolu dibagasan Hata ni Debata. Unang marisuang ha Kristenonta i. Sai hot satia hita mangihuthon Kristus tung aha pe na masa di adopanta. Ringgas do hita manghamauliatehon ndada holan sinamot alai dohot do suasana kehidupan na menyenangkan, sahabat-sahabat yang menyenangkan. Setiap saat Tuhan tak pernah menginggalkan kita. Selalu ada penyertaanNya dalam kehidupan kita. Dikala kita jauh dari Tuhan pun, Dia tak akan sekali-kali berpaling dari kita. Karena itulah, kita sebagai Anak Tuhan tidak boleh melupakan Tuhan. Karna segala yang kita lakukan di dunia ini, kita bisa melakukan segala sesuatu, itu karena kemurahan dan penyertaan Tuhan. Kita wajib bersyukur kepadaNya baik dalam segala hal apapun itu. Hidup penuh dengan ucapan syukur merupakan salah satu tanda seseorang memiliki kedewasaan rohani, sebab ia dapat menerima setiap situasi yang terjadi. Sikap hati yang selalu bersyukur akan menyenangkan hati Tuhan. Jadi, jangan pernah berhenti untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Kondisi yang kita alami dalam kehidupan ini akan terus silih berganti, sebab itu kunci utamanya di dalam segala keadaan, milikilah hati yang penuh dengan ucapan syukur. Berhentilah mengeluh atau cemas, sebab Tuhan selalu beserta dengan kita. Awali setiap hari dengan ucapan syukur, maka sepanjang hari itu kita akan merasakan damai, dan hidup kita akan berbahagia.

2.       Napaduahon, Hot martangiang tu dongan nang humaliang asa ture parange nang pangalaho (ay.10). Ketika umat Tuhan saling mendoakan, sebenarnya mereka sedang berjuang bersama! Saling menguatkan untuk tekun berdoa. Saling menguatkan untuk tetap tunduk dan berserah pada kehendak Tuhan. Contoh: Saat orang-orang yang kita kasihi sedang menghadapi pergumulan, berdoalah bersama mereka. Dalam suasana pandemi bisa dilakukan melalui telepon, dll. Ini sangat menguatkan iman. Meskipun keadaan belum berubah tetapi hati menjadi kuat (Kisah Para Rasul 2:42). Doa bersama membangun dan menyatukan kita dalam iman yang satu. Roh Kudus yang sama, yang berdiam dalam setiap orang percaya, menyebabkan hati kita bersukacita saat kita mendengar pujian kepada Allah dan Juruselamat; merajut dan menyatukan kita dalam ikatan yang unik yang tidak ditemukan di tempat lain. Bagi mereka yang kesepian dan bergumul dengan beban kehidupan, mendengarkan orang mengangkat mereka ke tahta anugerah memberi semangat yang besar. Mendoakan mereka juga membangun kasih dan perhatian terhadap orang lain. Doa bersama juga mengajar orang-orang yang baru percaya bagaimana berdoa dan membawa mereka kepada persekutuan yang erat dalam tubuh Kristus.

3.       Napatoluhon, Pangasahon Debata dingolum laho mangula ulaonmu (ay.11). Dalam kehidupan ini seringkali ada orang yang mengandalkan orang-orang kaya yang diharapkan dapat memberikan pertolongan.  Sementara ada pula orang yang lebih mengandalkan kekayaan, jabatan, koneksi, gelar, popularitas dan sebagainya, dan yang paling diandalkan oleh manusia di zaman sekarang ini adalah uang.  Siapakah orang yang tidak membutuhkan uang?  Mereka mengandalkan uang, tabungan atau deposito yang disimpan di bank, yang diharapkan dapat memberikan rasa aman, tenang dan juga jaminan bagi masa depannya.  Mereka pun menempatkan uang sebagai segala-galanya dalam hidupnya.  Benarkah uang dapat menjadi sandaran hidup ini?  Adalah sia-sia jika kita mempercayakan diri kepada uang maupun kekayaan, karena cepat atau lambat kita akan jatuh.  "Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun muda."  (Amsal 11:28). Sebagai orang percaya milikilah keberanian untuk mempercayakan hidup sepenuhnya kepada Tuhan.  Inilah yang disebut mengandalkan Tuhan!  Jadi mengandalkan Tuhan itu harus disertai iman dan perbuatan yaitu penyerahan diri.  Iman adalah percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan, dan mengandalkan Tuhan berarti komitmen untuk melakukan apa yang dipercayai. Ada dampak yang luar biasa ketika seseorang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan kepada-Nya, yaitu diberkati secara berlimpah dan tinggal tenang.

4.       Napaopathon, Digohi holong ni Debata (ay.12). Karena Kasih Tuhan Yesus kita bisa hidup, dan kitapun harus hidup didalam kasih itu. Kita harus bisa mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan segenap jiwa kita, dan kita harus bisa mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri  . Matius 22:37-39 Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu , dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Apakah kita mulai tidak peduli lagi dengan orang-orang disekitar kita. Teman-teman , Marilah kita mulai peduli dengan orang-orang disekitar kita, apalagi disaat-saat pandemi seperti saat ini. Banyak dari teman-teman kita yang mengalami masalah, kita yang sudah diberkati Tuhan mesti peduli dengan teman-teman yang mengalami kesulitan. Walaupun dengan segala keterbatasan yang ada, berilah dukungan bagi rekan-rekan kalian yang lain, pasti kita bisa jadi berkat bagi orang lain selama kita mau, mengasihi bukan saja tentang hal materi tetapi ada banyak hal yang bisa kita lakukan demi kebaikan orang lain. Ada pengorbanan yang harus kita lakukan apabila kita mau hidup didalam kasih, seperti Tuhan Yesus sudah berkorban bagi kita , kita juga mau berkorban untuk Tuhan dan sesama kita, dengan memberikan yang terbaik untuk Tuhan dan sesama kita. Kiranya Roh Kudus memampukan kita semua untuk bisa hidup di dalam kasih.

5.       Napalimahon, Pangalaho na so hasurahan, marhabadiaon (ay.13). “Berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan” (Mzm. 119:1). Alkitab menyebut orang yang hidup menurut Taurat Tuhan sebagai orang yang berbahagia. Berbahagia berarti diberkati. Kalau sekarang orang akan menyebutnya kehidupan yang sukses. Adapun hidup, dalam bahasa Inggris sering dinyatakan dengan kata to walk, berjalan. Alkitab antara lain menggambarkan kehidupan kita di dunia ini sebagai perjalanan. Jadi, berjalan mewakili kehidupan, gaya hidup dan perilaku kita. Kita akan berbahagia kalau kita berjalan atau hidup menurut Taurat Tuhan. Kita dapat meneropong  kehidupan Abraham. Sebelum menyatakan perjanjian-Nya, Tuhan berfirman kepada-Nya, “Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela” (Kej. 17:1).  Dalam terjemahan Inggris diungkapkan sebagai kalimat majemuk, “Walk before me, and be thou perfect.” ‘Berjalanlah di hadapan-Ku dan hendaklah kamu sempurna.’Parange ni holong i ndang na mura dihangoluhon dibagasan portibi on na godang partontangan. Godang do halak Kristen di partingkian nuaeng on na pasombuhon angka adat na masuk manegai haholongon ni halak Kristen jala panindangion ni Barita na Uli. Songon huria di partingkian nuaeng on, mansai mura do jolma dibolabola sian na jolo i. Hidup tidak bercacat dan tidak bercela bukan hanya menyangkut masalah-masalah rohani yang selalu dikaitkan dengan moral, melainkan bertalian dengan seluruh aspek hidup ini tanpa batas. Firman Allah menyatakan bahwa semua orang percaya yang menerima panggilan sebagai orang percaya yang benar adalah bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri. Kehidupan yang tidak bercacat dan tidak bercela harus dikaitkan dengan segenap aspek hidup kita di tengah pergumulan menghadapi dunia dan manusia lain dalam kehidupan konkret. Ini berarti menyangkut moral dan etos kerja, yaitu kerajinan dan ketekunan bekerja, pola hidup, pola makan, tutur kata dalam berbicara dan bercanda, penggunaan waktu, ketertiban mengatur waktu, ketepatan waktu dalam menghadiri sebuah pertemuan, kesetiaan memenuhi janji, cara berpakaian, kebersihan dan pemeliharaan tubuh, dan seluruh aspek hidup lainnya.  Kehidupan seseorang yang tidak bercacat dan tidak bercela pasti membawa keteduhan bagi semua orang yang dijumpainya. Sejatinya, semua ini menunjuk keagungan seorang anak Allah yang benar-benar bermental surgawi. Kehidupan orang yang tidak bercacat dan tidak bercela sangat berpotensi menjadi saksi bagi Tuhan. Dari kehidupan yang tidak bercacat dan tidak bercela itu, seorang anak Allah dapat membuktikan bahwa dua ribu tahun yang lalu pernah hadir seorang pria yang mengaku Anak Allah yang menjadi Juruselamat dunia ini yaitu Yesus Kristus. Dialah yang akan kita nantikan pada kedatanganNya yang kedua kali. Amin.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...