MENJADI BERKAT DI
DALAM TUHAN
Kejadian 39: 1 – 5
I. Pendahuluan
Setiap orang percaya terpanggil menjadi berkat bagi yang lainnya. Kejadian 39: 1-5 adalah kisah bagaimana Yusuf yang merupakan keturunan dari Abraham yang hidup di dalam takut akan Tuhan dan berkenan di mata Tuhan menjadi berkat bagi Tuannya Potifar, yaitu seorang mesir yang merupakan seorang pegawai Firaun. Namun bagaimana kehadiran Yusuf dapat menjadi berkat?,
II. Penjelasan
Sebagai anak-anak, mungkin Yusuf “terlalu polos” dalam
menceritakan mimpi-mimpinya sehingga saudara-saudaranya memiliki pandangan
negatif tentang Yusuf. Akibatnya
sangatlah miris, Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya kepada orang Ismael
(Kejadian 37:27). Sampai di Mesir, Potifar pegawai istana Firaun, kepala
pengawal raja membeli Yusuf dari orang Ismael.
Setelah tinggal di rumah Potifar bertahun-tahun, “kepolosan” Yusuf
mungkin membuat dia mudah difitnah oleh isteri Potifar, sehingga membawa Yusuf
masuk dalam penjara. Tetapi dalam situasi beratpun, Yusuf tetap bersikap
positif, tetap setia, rajin, terampil,
teliti, jujur, loyal, mau terima beban kerja tambahan. Sikap Yusuf adalah kesaksian yang luar
biasa.
Walaupun dalam situasi sulit dan penuh resiko, Yusuf tetap dalam kesetiaan dan tidak melakukan dosa. Di ayat 9b, ketika ada godaan besar dari isteri Potifar, Yusuf berkata “Bagaimana mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah ?” Luar biasa kesetiaan Yusuf kepada Tuhan! Saat itu, di rumah Potifar, ia punya kesempatan karena hanya berdua di rumah dengan isteri Potifar dan dia punya “alasan” karena bukan dia yang mau, tapi isteri Potifar yang menggodanya. Tetapi Yusuf tetap setia pada Firman TUHAN, Yusuf sanggup menolak godaan itu, karena dia ingat dan setia pada Firman.
Kesetiaan Yusuf teruji dan terbukti ketika ia mengambil keputusan untuk tetap takut dan setia pada TUHAN daripada hanyut dalam godaan isteri Potifar.
Begitu banyak godaan dunia yang selalu ada dekat dengan
kita, yang setiap saat seperti singa mengaum-aum dan siap menerkam kita. Godaan
seperti kekuasaan, uang, harta, jabatan, popularitas, seks bebas, teknologi dan
lain sebagainya. Kalau kita tidak kuat dan tidak berani mengambil resiko untuk
tetap pada jalan menurut Firman TUHAN, kita akan jatuh dalam dosa. Karena itu,
kita terus diingatkan untuk menjaga kesetiaan kepada TUHAN, karena Ia mengatur
segala sesuatu menjadi baik adanya. Menghadapi godaan-godaan dunia saat ini,
komitmen pribadi sangat penting, namun kita tidak perlu bekerja sendiri. Roh
Kudus menuntun kita.
1. Penyertan Tuhan : Firman TUHAN berkata, “Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya”. “karena Tuhan menyertai Yusuf dan apa yang dikerjakannya dibuat Tuhan berhasil.” Penyertaan TUHAN dalam kehidupan kita juga pastilah telah terbukti. Namun, kalau kita masih ragu tentang hal ini, maka marilah kita membuka mata iman dan mata hati kita untuk melihat pekerjaan TUHAN dalam kehidupan kita. Karena banyak pekerjaan TUHAN terjadi dalam kehidupan kita dan disekitar kita, namun banyak orang tidak dapat melihat karya TUHAN yang indah itu. Keberadaan Sang Pencipta bisa dilihat dari karyanya.
Karya-karya TUHAN adalah berkat bagi kita. Menyadari janji berkat TUHAN, sering akan menjadi moment yang penuh pengharapan bagi banyak orang. Namun, kemudian sering juga hanya bersifat sementara. Ketika kembali menghadapi persoalan hidup dalam kehidupan sehari-hari, orang kembali pada sikap hatinya yang dahulu, yang sering meminta bukti dahulu, melihat dari kacamata duniawi dan tidak merasa nyaman bila hanya melihat dengan mata rohani dan berjalan dalam iman. Ketika persoalan datang bertubi-tubi, banyak orang kehilangan iman, dan berpindah pada rasionalisasi.
2. Pertolongan Tuhan:
Cerita Yusuf memberikan
contoh nyata bahwa memang pertolongan TUHAN benar-benar akan datang. Yusuf
dipenjara selama bertahun-tahun. Ia kemudian baru dibebaskan kembali dari
penjara oleh karena penafsiran mimpi. Bayangkan bertahun-tahun dalam penjara,
walaupun sebenarnya tidak bersalah!
Namun Yusuf tetap dalam iman dan karya yang benar dihadapan TUHAN dan
manusia! Suatu pelajaran bagi kita untuk menjalani masa-masa sulit, masa-masa
penantian jawaban TUHAN dengan penuh iman, harap, setia berdoa, terus belajar
berhikmat dan bekerja dengan rajin.
Karena kita punya TUHAN. Dialah
segala-galanya. Dia lebih berharga dari
apapun juga didunia ini.
3. Hidup Dekat dan setia dengan Tuhan; Tindakan-tindakan Yusuf menunjukkan hubungan pribadi yang akrab dengan TUHAN, namun juga hikmat dan kecerdikan, dalam ketulusan dan hati yang tidak mendendam. Setelah menjadi orang kepercayaan Firaun, Yusuf tidak menggunakan posisinya untuk membalas perlakuan sadis saudara-saudaranya ataupun fitnah isteri Potifar.Saudaraku yang diberkati,Kesulitan berat yang dihadapi Yusuf, tidak membuat ia berubah menjadi orang yang frustrasi, stress, pahit hati, merajuk, kehilangan iman dan akal sehat! Melainkan Yusuf tetap setia dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi berhasil menjadi batu loncatan untuk kehidupan yang lebih baik bagi Yusuf dan membawa berkat bagi orang-orang disekitar Yusuf bahkan bagi bangsanya.
4. MENJADI BERKAT DI
DALAM TUHAN; Dosa saudara-saudara Yusuf, isteri
Potifar, jelas membawa kejadian negatif dan masa-masa yang kelam bagi
Yusuf. Dosa pastilah membawa masalah
namun, Allah bekerja untuk kebaikan. “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia” (Roma 8:28).
Yusuf menjadi berkat (keberhasilan Yusuf) bukan karena
dirinya, namun karena Tuhan yang menyertai hidup dan kehidupannya. Portifar
mendapat untung atau laba karena pekerjaan Yusuf yang senantiasa diberkati oleh
Tuhan. Potifar beroleh berkat Allah atas segala miliknya, baik yang dirumah dan
yang di ladang karena Yusuf yang beroleh penyertaan Allah.
Pertanyaannya
sekarang adalah bagaimana cara kita agar hidup kita menjadi berkat bagi orang
lain? Ada beberapa cara agar hidup kita menjadi berkat bagi orang lain, yakni:
1.
Pertama, berkat-berkat yang diberikan Tuhan kepada kita harus kita alirkan
juga ke orang lain.
2.
Kedua, ketika kita memberkati orang lain, Tuhan akan memelihara hidup kita.
Ingat Janda di Sarfat.
3.
Ketiga, Ketika kita memberkati orang lain maka kita diberkati kembali.
4.
Keempat, semakin banyak kita diberkati Tuhan, Dia mengharapkan kita
menolong lebih banyak lagi orang lain. Amin.