Ev.1 Tesalonik 3: 9 – 13 Ep. Jeremia 33: 14 – 16
Topik: “Manomu Haroro Ni Tuhan
I Dibagasan Habadiaon” |
Huria na hinaholongan di bagasan
Goar ni Tuhanta Jesus Kristus. Pinuji ma Tuhan i naung patolhas hita tu taon na
imbaru parhuriaon ima Minggu Advent. Selamat Advent ma di hamu saluhutna!
Margoar do Minggu sadari on
Advent parjolo lapatanna managam ari haroro ni Tuhan i. Galak ma sada lilin Advent,
paingothon hita di Panondang na naeng ro tu portibi on, manondangi haholomon,
asa patiuronNa saluhutna. Sai digohi jala lam ditambai Tuhan i ma haholongon ni
rohaNa di hita, marsinondang ma Panondang i manondangi rohanta. Antong marhite haporseaonta dohot panghrimonta,
tatomutomu ma haroro ni Tuhan i, di na ro i Tuhanta Jesus rap dohot saluhut
angka na badiaNa, songon Topik ni Minggunta sadarion: “MANOMUNOMU HARORO NI
TUHAN I DIBAGASAN HABADIAON”.
Minggu advent na parjolo; Haroro
ni Kristus dohot pangggomgomi na manongtong. Dibagasan minggu on dipatongon do
mata ni haporseaonta tu haroro ni Kristus na paduahalihon; ima sihol ni rohanta
di haroroNa. Ingkon tapahusorhusor ma muse na ginombarhon ni Bibelta i taringot
tu huaso ni Kristus dohot panguhuman na tigor i, jala ari sogot na gok las ni
roha na tatagam mardongan Tuhan dibagasan panompaon na imbaru.
Mungkin ada yang bertanya,
bukankah Tuhan Yesus sudah datang dan menyelamatkan kita. Mengapa kita masih
harus menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali? Memang benar, kita sudah
diselamatkan namun keselamatan itu baru akan genap pada waktu Kristus datang kedua
kali untuk menghakimi dunia ini. Kalau kita sebagai pengikut Kristus tetap
setia sampai pada kedatangan-Nya kembali maka keselamatan yang dianugrahkan
kepada kita akan digenapi dan kita akan hidup dalam kekekalan bersama dengan
Tuhan kita.
Hea do hita masihol tu sasahalak
na jala giot roha naeng ingkon pajumpang muse ? naung marbulan bulan jala ala
ni pandemi covid-19 hira so marhaujungan, godang angka dongan, kelurga nang
tondong na so boi jumpanganta, berengonta nang ta haol pe langsung ndang boi.
Nuaeng godang do mamanghe
aplikasi zoom nang google meet, nang aplikasi na asing asa boi rap marnida
bohi, alai tung so boi do i manggantihon parjumpangan dohot angka dongan. Sai
masihol do hita pajumpang dohot nasida secara langsung.
Ap.Paulus pe sai masihol do
rohana naeng pajumpang dohot ruas ni huria na di Tessalonik. Sai marbualbual do
las ni rohana dung dibege ibana barita sian si Timoteus, ala naung mangolu ruas
i dibagasan Hata ni Debata, ima na mangulahon Hata ni Debata dibagasan
ngolunasida. Sai masihol do roha ni Ap.Paulus naeng mangebati ruas ni huria na
di Tesssalonik, alai di tingki i holan marhite surat i ma harorona.
Dalam masa penantian ini, kita
senantiasa menyesuaikan atau menyelaraskan pikiran, perkataan dan perbuatan
kita kepada kehendak Tuhan. Dalam apa pun yang akan kita lakukan, bukankah kita
seharusnya menantikan kehendak dari Tuhan? Yang menjadi identitas atau jati diri
utama murid Kristus adalah taat atau senantiasa mengikuti Tuhannya.
Dasar terpenting dari hidup
menantikan Tuhan bukanlah mengandalkan kekuatan kita sendiri melainkan
menantikan pertolongan Tuhan. Kunci
utama dari kehidupan menantikan Tuhan bukanlah bertindak berdasarkan kehendak
kita sendiri melainkan senantiasa mencari kehendak Tuhan. Melalui masa pandemic
ini, kita belajar bahwa tidak ada yang dapat diandalkan oleh manusia selain
bergantung dan bersandar pada Tuhan. Oleh sebab itu, sangat relevan dengan
keadaan saat ini, jikalau pada masa adven ini, kita sungguh menantikan
kedatangan dan pertolongan dari Tuhan kita.
Ala ni i sian turpuk on diarahon
do hita laho paimaimahon haroro ni Tuhan i di podahon Apostel Paulus do:
1. Naparjolo,
Roha mauliate dohot Las ni roha ala
mangolu dibagasan Hata ni Debata (ay.9). Tahamuliatehon ma naung mangolu
hita dibagasan Kristus Jesus, mangolu dibagasan Hata ni Debata. Unang marisuang
ha Kristenonta i. Sai hot satia hita mangihuthon Kristus tung aha pe na masa di
adopanta. Ringgas do hita manghamauliatehon ndada holan sinamot alai dohot do
suasana kehidupan na menyenangkan, sahabat-sahabat yang menyenangkan. Setiap
saat Tuhan tak pernah menginggalkan kita. Selalu ada penyertaanNya dalam
kehidupan kita. Dikala kita jauh dari Tuhan pun, Dia tak akan sekali-kali
berpaling dari kita. Karena itulah, kita sebagai Anak Tuhan tidak boleh
melupakan Tuhan. Karna segala yang kita lakukan di dunia ini, kita bisa
melakukan segala sesuatu, itu karena kemurahan dan penyertaan Tuhan. Kita wajib
bersyukur kepadaNya baik dalam segala hal apapun itu. Hidup penuh dengan ucapan
syukur merupakan salah satu tanda seseorang memiliki kedewasaan rohani, sebab
ia dapat menerima setiap situasi yang terjadi. Sikap hati yang selalu bersyukur
akan menyenangkan hati Tuhan. Jadi, jangan pernah berhenti untuk mengucap
syukur kepada Tuhan. Kondisi yang kita alami dalam kehidupan ini akan terus silih
berganti, sebab itu kunci utamanya di dalam segala keadaan, milikilah hati yang
penuh dengan ucapan syukur. Berhentilah mengeluh atau cemas, sebab Tuhan selalu
beserta dengan kita. Awali setiap hari dengan ucapan syukur, maka sepanjang
hari itu kita akan merasakan damai, dan hidup kita akan berbahagia.
2. Napaduahon, Hot martangiang tu dongan nang humaliang asa ture parange nang
pangalaho (ay.10). Ketika umat Tuhan saling mendoakan, sebenarnya mereka
sedang berjuang bersama! Saling menguatkan untuk tekun berdoa. Saling
menguatkan untuk tetap tunduk dan berserah pada kehendak Tuhan. Contoh: Saat
orang-orang yang kita kasihi sedang menghadapi pergumulan, berdoalah bersama
mereka. Dalam suasana pandemi bisa dilakukan melalui telepon, dll. Ini sangat
menguatkan iman. Meskipun keadaan belum berubah tetapi hati menjadi kuat (Kisah
Para Rasul 2:42). Doa bersama membangun dan menyatukan kita dalam iman yang
satu. Roh Kudus yang sama, yang berdiam dalam setiap orang percaya, menyebabkan
hati kita bersukacita saat kita mendengar pujian kepada Allah dan Juruselamat;
merajut dan menyatukan kita dalam ikatan yang unik yang tidak ditemukan di
tempat lain. Bagi mereka yang kesepian dan bergumul dengan beban kehidupan,
mendengarkan orang mengangkat mereka ke tahta anugerah memberi semangat yang
besar. Mendoakan mereka juga membangun kasih dan perhatian terhadap orang lain.
Doa bersama juga mengajar orang-orang yang baru percaya bagaimana berdoa dan
membawa mereka kepada persekutuan yang erat dalam tubuh Kristus.
3. Napatoluhon, Pangasahon Debata dingolum laho mangula ulaonmu (ay.11). Dalam
kehidupan ini seringkali ada orang yang mengandalkan orang-orang kaya yang
diharapkan dapat memberikan pertolongan.
Sementara ada pula orang yang lebih mengandalkan kekayaan, jabatan,
koneksi, gelar, popularitas dan sebagainya, dan yang paling diandalkan oleh
manusia di zaman sekarang ini adalah uang.
Siapakah orang yang tidak membutuhkan uang? Mereka mengandalkan uang, tabungan atau
deposito yang disimpan di bank, yang diharapkan dapat memberikan rasa aman,
tenang dan juga jaminan bagi masa depannya.
Mereka pun menempatkan uang sebagai segala-galanya dalam hidupnya. Benarkah uang dapat menjadi sandaran hidup
ini? Adalah sia-sia jika kita
mempercayakan diri kepada uang maupun kekayaan, karena cepat atau lambat kita
akan jatuh. "Siapa mempercayakan
diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun
muda." (Amsal 11:28). Sebagai orang
percaya milikilah keberanian untuk mempercayakan hidup sepenuhnya kepada
Tuhan. Inilah yang disebut mengandalkan
Tuhan! Jadi mengandalkan Tuhan itu harus
disertai iman dan perbuatan yaitu penyerahan diri. Iman adalah percaya bahwa Tuhan sanggup
melakukan, dan mengandalkan Tuhan berarti komitmen untuk melakukan apa yang
dipercayai. Ada dampak yang luar biasa ketika seseorang mengandalkan Tuhan dan
menaruh harapan kepada-Nya, yaitu diberkati secara berlimpah dan tinggal
tenang.
4. Napaopathon, Digohi holong ni Debata (ay.12). Karena Kasih Tuhan Yesus kita bisa
hidup, dan kitapun harus hidup didalam kasih itu. Kita harus bisa mengasihi
Tuhan dengan segenap hati dan segenap jiwa kita, dan kita harus bisa mengasihi
sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri . Matius 22:37-39 Jawab Yesus kepadanya:
“Kasihilah Tuhan, Allahmu , dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan
hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Apakah kita
mulai tidak peduli lagi dengan orang-orang disekitar kita. Teman-teman ,
Marilah kita mulai peduli dengan orang-orang disekitar kita, apalagi
disaat-saat pandemi seperti saat ini. Banyak dari teman-teman kita yang
mengalami masalah, kita yang sudah diberkati Tuhan mesti peduli dengan
teman-teman yang mengalami kesulitan. Walaupun dengan segala keterbatasan yang
ada, berilah dukungan bagi rekan-rekan kalian yang lain, pasti kita bisa jadi
berkat bagi orang lain selama kita mau, mengasihi bukan saja tentang hal materi
tetapi ada banyak hal yang bisa kita lakukan demi kebaikan orang lain. Ada
pengorbanan yang harus kita lakukan apabila kita mau hidup didalam kasih,
seperti Tuhan Yesus sudah berkorban bagi kita , kita juga mau berkorban untuk
Tuhan dan sesama kita, dengan memberikan yang terbaik untuk Tuhan dan sesama
kita. Kiranya Roh Kudus memampukan kita semua untuk bisa hidup di dalam kasih.
5. Napalimahon, Pangalaho na so hasurahan, marhabadiaon (ay.13). “Berbahagialah orang yang hidupnya tidak
bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan” (Mzm. 119:1). Alkitab menyebut
orang yang hidup menurut Taurat Tuhan sebagai orang yang berbahagia. Berbahagia
berarti diberkati. Kalau sekarang orang akan menyebutnya kehidupan yang sukses.
Adapun hidup, dalam bahasa Inggris sering dinyatakan dengan kata to walk,
berjalan. Alkitab antara lain menggambarkan kehidupan kita di dunia ini sebagai
perjalanan. Jadi, berjalan mewakili kehidupan, gaya hidup dan perilaku kita.
Kita akan berbahagia kalau kita berjalan atau hidup menurut Taurat Tuhan. Kita
dapat meneropong kehidupan Abraham.
Sebelum menyatakan perjanjian-Nya, Tuhan berfirman kepada-Nya, “Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di
hadapan-Ku dengan tidak bercela” (Kej. 17:1). Dalam terjemahan Inggris diungkapkan sebagai
kalimat majemuk, “Walk before me, and be
thou perfect.” ‘Berjalanlah di hadapan-Ku dan hendaklah kamu sempurna.’Parange
ni holong i ndang na mura dihangoluhon dibagasan portibi on na godang
partontangan. Godang do halak Kristen di partingkian nuaeng on na pasombuhon
angka adat na masuk manegai haholongon ni halak Kristen jala panindangion ni
Barita na Uli. Songon huria di partingkian nuaeng on, mansai mura do jolma
dibolabola sian na jolo i. Hidup tidak bercacat dan tidak bercela bukan hanya
menyangkut masalah-masalah rohani yang selalu dikaitkan dengan moral, melainkan
bertalian dengan seluruh aspek hidup ini tanpa batas. Firman Allah menyatakan
bahwa semua orang percaya yang menerima panggilan sebagai orang percaya yang
benar adalah bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri. Kehidupan yang
tidak bercacat dan tidak bercela harus dikaitkan dengan segenap aspek hidup
kita di tengah pergumulan menghadapi dunia dan manusia lain dalam kehidupan
konkret. Ini berarti menyangkut moral dan etos kerja, yaitu kerajinan dan
ketekunan bekerja, pola hidup, pola makan, tutur kata dalam berbicara dan
bercanda, penggunaan waktu, ketertiban mengatur waktu, ketepatan waktu dalam
menghadiri sebuah pertemuan, kesetiaan memenuhi janji, cara berpakaian,
kebersihan dan pemeliharaan tubuh, dan seluruh aspek hidup lainnya. Kehidupan seseorang yang tidak bercacat dan
tidak bercela pasti membawa keteduhan bagi semua orang yang dijumpainya.
Sejatinya, semua ini menunjuk keagungan seorang anak Allah yang benar-benar
bermental surgawi. Kehidupan orang yang tidak bercacat dan tidak bercela sangat
berpotensi menjadi saksi bagi Tuhan. Dari kehidupan yang tidak bercacat dan
tidak bercela itu, seorang anak Allah dapat membuktikan bahwa dua ribu tahun
yang lalu pernah hadir seorang pria yang mengaku Anak Allah yang menjadi
Juruselamat dunia ini yaitu Yesus Kristus. Dialah yang akan kita nantikan pada
kedatanganNya yang kedua kali. Amin.